Di sejumlah liga, trofi maksimal yang bisa diraih hanyalah tiga: liga domestik, piala domestik, dan kompetisi kontinental. Raihan tiga trofi ini dikenal dengan sebutan treble. Namun, kesebelasan di Inggris berpeluang meraih quadruple alias empat gelar karena tambahan satu piala domestik.
Meraih treble sulit luar biasa. Jarang ada kesebelasan yang menyapu bersih tiga gelar seperti ini. Namun, Manchester City kini berada dalam jalur yang tepat untuk menjadi kesebelasan pertama yang meraih quadruple.
Ada banyak alasan mengapa kesebelasan sulit meraih tiga gelar tertinggi. Satu hal yang paling pasti adalah alasan kelelahan. Kesebelasan yang bermain sebanyak 60 pertandingan semusim berpotensi mengalami kelelahan secara fisik. Kelelahan fisik bisa berakibat pada kehilangan fokus yang amat berbahaya karena bisa jadi mereka terpeleset dan gagal meraih satupun gelar.
Klub biasanya fokus untuk meraih gelar juara di liga, karena itu perjuangan untuk meraihnya amatlah sulit karena klub harus memainkan 34 sampai 38 pertandingan semusim. Sementara ambil contoh di Piala FA, klub hanya perlu memainkan enam pertandingan untuk mengangkat trofi.
Saat ini, Manchester City bisa dibilang sebagai salah satu kesebelasan dengan kekuatan yang paling stabil di Eropa. Performa mereka konsisten, stabil, dan kuat secara kedalaman skuat. Wajar jika City amat diunggulkan untuk meraih empat trofi. Saat ini saja, mereka sudah meraih trofi EFL Cup atau Piala Liga Inggris usai mengalahkan Chelsea di final.
Di liga yang tinggal menyisakan delapan pertandingan, City kokoh di puncak dengan 74 poin dan berselisih satu poin dengan Liverpool. Peluang mereka untuk juara terbilang tinggi mengingat di sisa pertandingan, City tinggal menghadapi Fulham, Cardiff City, Crystal Palace, Tottenham Hotspur, Manchester United, Burnley, Leicester City, dan Brighton and Hove Albion. Lawan sulit yang akan mereka hadapi mungkin hanya Spurs dan United. (Jangan lupakan pula Brighton and Hove Albion karena City akan menghadapi dua kesebelasan. PS: Tentu saja ini lelucon).
Di Piala FA, City baru saja lolos ke semifinal. Untungnya, lawan terberat City, Manchester United, justru tunduk di kandang Wolverhampton Wanderers. Akhirnya, lawan City pun hanya menyisakan Wolves, Watford, dan Millwall/Brighton. Di atas kertas, City akan meraih double dengan menjuarai Piala FA.
Di Liga Champions, City juga sudah melangkah ke perempatfinal. Lawan mereka adalah Tottenham Hotspur. Dengan performa Spurs yang angin-anginan, City bisa saja dengan mudah melibas mereka dan melaju hingga babak final. City pun tak perlu berhadapan dengan Barcelona yang sama kuatnya dengan The Cityzen di babak awal.
Kalau City terus menunjukkan superioritas seperti yang mereka perlihatkan di liga, bukan tidak mungkin menjuarai Liga Champions adalah keniscayaan dan merebut quadruple. Yang jadi masalah kini adalah seperti yang dibahas di awal tadi: kelelahan.
Dengan lolosnya City di semua kompetisi membuat skuat asuhan Pep Guardiola tak punya waktu istirahat. Mereka hampir selalu bertanding setiap tiga sampai empat hari. Jeda internasional juga tidak membantu mengingat mayoritas pemain City dipanggil untuk membela timnas.
City amat mungkin meraih quadruple, tapi juga masih berisiko untuk tak meraih apa-apa kecuali Piala Liga. Pep mesti menetapkan prioritas andai ada momen darurat yang harus mereka lalui seperti pemain cedera di salah satu kompetisi. Pasalnya, kekalahan hanya akan membuat City kehilangan momentum untuk mengejar dan mencatatkan sejarah sebagai peraih quadruple pertama.