Penyerang Nigeria, Bobby Adekanye, dipastikan pergi dari Akademi Liverpool pada musim panas 2019. Penyerang kelahiran 14 Februari 1999 tersebut sebelumnya didatangkan dari FC Barcelona ketika masih berusia 16 tahun. Adekanye dilarang membela Barcelona karena dirinya termasuk ke daftar pemain yang didatangkan Blaugrana secara ilegal. Liverpool jadi pilihannya berikutnya.
Adekanye mungkin memiliki catatan terbaik dalam urusan akademi. Sebelum didatangkan Barcelona, ia merupakan pemain akademi Ajax Amsterdam. Dari Amsterdam ke La Masia, tak ada akademi di Eropa yang lebih baik ketimbang dua tempat Adekanye ditempa. Tapi nyatanya dua tahun di Liverpool, Adekanye sama sekali tak pernah diorbitkan ke tim senior the Reds.
“Saya berharap untuk terlibat di tim utama Liverpool lebih cepat. Mereka menginginkan saya untuk menandatangani perpanjangan kontrak. Tapi tidak dijanjikan untuk bermain dengan tim utama. Saya tidak mempercayainya [Liverpool] lagi,” kata Adekanye.
Adekanye sebenarnya telah disiapkan untuk tampil di tim utama Liverpool pada musim panas 2018. Sayangnya, ia mengalami cedera dan hal itu menghapusnya dari rencana. “Mereka mengaku senang dengan perkembangan saya selama satu tahun terakhir. Tapi setelah cedera, sangat sulit untuk kembali ke performa tersebut,” aku Adekanye.
Perpanjangan kontrak yang ditawarkan Liverpool pun ditolak. Adekanye dipastikan pergi secara cuma-cuma. Lazio disebut sebagai pelari terdepan untuk jasa Adekanye. “Mereka punya proyek yang cukup bagus untuk Adekanye. Mereka juga terlihat serius. Kami sudah melakukan komunikasi selama satu bulan dan Adekanye terlihat tertarik ke sana,” ungkap agen mantan pemain Belanda U16 tersebut.
Keputusan belum ambil. Namun ada juga peluang untuk dirinya kembali ke Belanda. “Saya bisa membela kesebelasan ternama di sana tapi memiliki waktu bermain yang sedikit. Atau bermain di kesebelasan yang kurang terkenal dengan jam terbang lebih banyak. Saya ingin main di tim utama. Itu adalah langkah besar bagi saya,” kata Adekanye.
“Saya sampai saat ini belum berstatus pemain profesional. Mungkin berlatih dengan nama-nama besar. Tapi tidak pernah membela klub di level senior. Saya sudah berbicara dengan teman-teman di Eredivisie. Mereka mengatakan Belanda adalah tempat terbaik untuk para pemain muda. Menyaksikan Eredivisie, saya juga lihat hal itu. Tapi sejauh ini, itu hanyalah opsi. Kita lihat saja nanti,” jelasnya.
Menurut HITC, Adekanye juga mendapat tawaran untuk kembali ke Ajax meski Lazio tetap menjadi kesebelasan yang paling siap untuk menampungnya. Lazio bahkan kabarnya telah menyiapkan kontrak tiga tahun untuk Adekanye.
Tidak Pernah Buang Talenta
Kemana Adekanye berlabuh, hanya waktu yang akan menjawab. Namun satu yang paling mungkin terjadi. Sosoknya tidak akan dirindukan oleh The Reds. Adekanye mungkin datang dengan reputasi positif, telah menimbah ilmu di Ajax dan Barcelona. Sayangnya, Liverpool tak pernah sembarang mengorbitkan pemain ke tim senior.
Menurut data Transfermarkt, tidak ada pemain akademi Liverpool yang meninggalkan klub dan kemudian menjadi bintang besar bersama kesebelasan lain. Semua yang jadi bintang pasti pernah diorbitkan oleh The Reds ke tim senior. Entah Steve McManaman hingga Trent Alexander-Arnold, tidak ada yang disia-siakan Liverpool.
Sementara pemain-pemain seperti Alexander Kacaniklic, Tom Ince, Mikel San Jose, ataupun Pajtim Kasami gagal memenuhi potensi. Mereka jelas dapat disebut sebagai pemain hebat pada level masing-masing. Tapi tak ada yang mencapai level Robbie Fowler, Michael Owen, Steven Gerrard, dan Jamie Carragher.
Suso dan Coady
Foto: Eurosport
Jika ada talenta akademi yang disia-siakan oleh Liverpool, mungkin pemain tersebut bernama Suso. Dilepas dengan biaya kurang dari dua juta euro ke AC Milan, Suso jadi pemain andalan Rossoneri sejak 2016/2017. Itupun Suso sudah pernah tampil 14 kali di Premier League. Liverpool tidak membuang talentanya begitu saja.
Bahkan kapten Wolverhampton, Conor Coady, juga pernah dicoba oleh The Reds, meskipun hanya dua kali. Tampil satu menit ketika Liverpool melawan Fulham pada November 2013, dan satu jam lebih merumput kontra Anzhi Makhachkala di Europa League.
Mungkin akan ada yang mengatakan bahwa Suso dan Coady layak mendapat kesempatan lebih di Liverpool. Tapi melihat kondisi Liverpool ketika itu, sulit pula untuk melihat mereka bertahan. Saat Suso dilepas ke AC Milan, sektor sayap Liverpool dihuni oleh Adam Lallana, Philippe Coutinho, dan Raheem Sterling. Sementara Coady pergi sebagai gelandang setelah gagal bersaing dengan Gerrard, Jordan Henderson, dan Lucas Leiva.
Andaikan Suso dan Coady bisa bersaing di posisi masing-masing bukan tidak mungkin mereka dipertahankan di Anfield. Lihat Sterling yang diorbitkan pada 2012. Bersaing dengan Coutinho dan Fabio Borini bukan halangan bagi Sterling. Justru Suso yang naik bersama-sama dengan dirinya akhirnya jadi tersingkir.
Apabila Bobby Adekanye tidak sabar menunggu, itu kesalahannya sendiri. Liverpool tidak akan merindukan dirinya. Memiliki trisula maut seperti Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane, Liverpool belum membutuhkan pemain baru di lini depan. Andaikan the Reds butuh, masih banyak talenta hebat juga di akademi mereka. Harry Wilson dan Jerome Sinclair misalnya.