Ambisi Liverpool Menutup Kutukan Tidak Pernah Juara Liga

Foto: Twitter Liverpool

Ketika sedang asyik menggiring bola ke sisi kiri pertahanan timnya, Andy Robertson tidak menemukan celah sama sekali untuk melepaskan umpan. Mantan pemain Hull City tersebut kemudian memindahkan bola ke sisi kanan untuk memulai alur serangan. Naas, saat ia ingin melepaskan umpan dirinya justru terpeleset.

***

Setiap Liverpool memainkan laga melawan Chelsea di stadion Anfield, kata-kata ‘terpeleset’ atau ‘slips’ akan selalu menyeruak sebagai pengingat. Akun twitter Chelsea misalnya, langsung mengunggah sebuah video ketika Steven Gerrard terpeleset dalam pertandingan yang berlangsung lima tahun lalu. Momen terpelesetnya Steven Gerrard, yang menjadi awal dari gol Demba Ba, juga menjadi awal dari terpelesetnya Liverpool dari perburuan gelar juara.

Hal ini yang secara tidak langsung ditakuti pendukung Si Merah. Apalagi di saat yang bersamaan, Manchester City menghadapi Crystal Palace, lawan yang sama layaknya lima tahun lalu. Bahkan Klopp sendiri cukup khawatir kalau timnya mengulangi kesalahan serupa meski ia juga menegaskan kalau Liverpool yang ia pegang saat ini jauh berbeda dengan Liverpool era Brendan Rodgers.

“Tidak mungkin main sepakbola tanpa membuat kesalahan. Kami bisa saja melakukan kesalahan pada hari Minggu, tetapi kami harus mengatasinya, saling membantu, dan memenangkan pertandingan. Hingga saya masuk ruangan konferensi pers ini, saya tidak pernah berpikir satu detik pun tentang kejadian 2014. Mengapa saya harus memikirkan kejadian itu? Tahun lalu tidak ada yang bertanya tentang kejadian 2014,” kata Klopp.

“Saya tidak yakin pikiran itu ada dalam pemain kami kecuali Anda (media) semua. Jika para penggemar membicarakannya, saya hanya bisa memberitahu para pemain untuk mengabaikannya. Cerita ini bisa saja terjadi sekali seumur hidup, dua kali, atau tidak pernah. Hanya warna dan nama tim saja yang sama dari 2014, namun kami ingin menulis sejarah kami sendiri.”

Beruntung, hanya Robertson saja yang terpeleset pada laga kemarin dan tidak menular kepada klubnya. Liverpool benar-benar belajar dari kejadian 2014 lalu. Jika lima tahun lalu, Demba Ba dengan bebas dan tanpa kawalan berlari menuju gawang Simon Mignolet, maka ketika Robbo terpeleset, Joel Matip dan James Milner langsung sigap kembali ke posnya sehingga Higuain yang mendapatkan bola dari Robbo memilih untuk memberi umpan kepada Eden Hazard yang bergerak melebar.

Pemilik lima gelar Liga Champios ini akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 2-0 melalui gol dari Sadio Mane dan sepakan cantik Mohamed Salah. Dua gol dari pemain muslim ini membuat insiden terpelesetnya Robertson menjadi tidak berarti karena kejadian tersebut terjadi setelah mereka unggul.

“Kami akhirnya bisa menutup buku tentang tergelincirnya para pemain. Robbo terpeleset dan tidak terjadi apa-apa. Jadi itu bukan kutukan lagi bagi Liverpool. Selesai. Semua baik-baik saja,” kata Klopp dalam situs resmi mereka.

Menutup Kutukan Juara

Jika bab terpelesetnya pemain Liverpool melawan Chelsea sudah diakhiri, masih ada satu bab kutukan lagi yang harus diselesaikan Liverpool. Hal tersebut tidak lain adalah kutukan mereka yang selalu gagal menjadi juara liga. Kemenangan melawan Chelsea membuka peluang mereka untuk mengangkat piala kompetisi liga sejak 1990.

Liverpool saat ini kembali ke puncak klasemen dengan poin 85. Mereka unggul dua angka dari Manchester City. Meski begitu, posisi Si Merah masih belum cukup aman karena City mempunyai satu laga lebih banyak dibanding mereka. Jika City memenangi sisa lima pertandingan tersebut, maka piala Premier League akan tetap stay di kota Manchester dengan keunggulan satu poin. Namun Mohamed Salah optimis timnya yang akan keluar sebagai juara.

“Dalam pendapat saya, ya. Kami hanya butuh fokus dalam sisa pertandingan kami dan berharap Manchester City akan kehilangan poin. Saya mengikuti hasil-hasil pertandingan Manchester City. Memang, mereka bisa menekan kami tetapi hasil mereka adalah lecutan bagi kami untuk tampil bagus. Anda hanya butuh bermain bagus, mencetak gol, tidak boleh kehilangan poin, dan terus mengikuti hasil Manchester City,” kata Salah.

Lain Salah lain pula Klopp. Ia memilih untuk mengabaikan apa pun tentang Manchester City. Yang paling penting adalah hasil dari tim itu sendiri karena yang bisa menentukan juara atau tidaknya Liverpool adalah diri mereka sendiri.

“Apakah kalian bertanya kepada kami tentang kemenangan City? Jika kami memikirkan mereka, ya, dan jika kami tidak memikirkan mereka, tidak. Kami memainkan laga kami. Jika contohnya hari ini City kalah dan kami tahu lima menit sebelum kami bermain, maka itu tidak membantu,” tuturnya.

“Kami ingin meraih poin sebanyak mungkin. Dalam empat laga tersisa, kami berarti bisa meraih poin maksimal 97 poin. Mari kita coba. Jika itu cukup untuk membawa kami juara, maka sempurna. Jika tidak, maka kami tidak bisa mengubahnya.”

Satu hal yang menguntungkan Liverpool untuk menjadi juara adalah jadwal. Empat lawan yang mereka hadapi, tiga diantaranya adalah kesebelasan peringkat 15 ke bawah yaitu Cardiff, Huddersfield, dan Newcastle United. Hanya Wolverhampton yang mungkin bisa memberikan ancaman.

Di sisi lain, Manchester City masih akan bertemu lawan berat. Salah satunya adalah Manchester United dalam partai tunda yang akan digelar tengah pekan pada minggu terakhir April. Dalam doanya, Mohamed Salah dan Jurgen Klopp sedang meminta kepada sang pencipta agar rival abadi klubnya tersebut bisa mengalahkan Manchester City demi memuluskan langkah mereka ke tangga juara.