Liverpool siap menyongsong musim 2018/2019 dengan harapan baru. Gelar Liga Champions pada musim lalu jelas membanggakan, mengingat sebelumnya hanya puas sebagai finalis. Namun, selisih satu poin dari Manchester jelas sangat menjengkelkan. Nyaris saja The Reds meraih gelar liga yang terakhir kali direngkuh musim 1989-90.
Mari sekali lagi kemukakan pribahasa, “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”. Anggaplah jarak anak asuh Juergen Klopp dengan trofi gelar sudah sangat tipis. Siapa tahu, musim depan benar-benar menjadi milik mereka. Liverpool menjuarai Premier League.
Persiapan pramusim jelas krusial. Pergerakan di bursa transfer tentu saja pengaruhnya signifikan. Bek muda rekrutan dari PEC Zwolle, Sepp van den Berg tampaknya belum mengisi susunan pemain utama untuk digembleng dahulu di tim muda atau cadangan. Pemain elite Ligue 1, Nabil Fekir dan Nicolas Pepe kian gencar diisukan bergabung. Tentu juga tidak diabaikan bersih-bersih skuat dengan melepas pemain yang kinerjanya menurun.
Selain itu, persiapan uji tanding menyambut musim baru jangan sampai dianggap sepele. Apalagi, tepat sebelum liga dimulai, Jordan Henderson, dkk. lebih dulu perlu meladeni The Cityzens pada laga Community Shield. Ajang yang dianggap prestise kalau menjuarainya, tapi bukan apa-apa saat kalah.
Pada pramusim kali ini, Liverpool menyinggahi tiga negara lain, Amerika Serikat, Skotlandia, dan Swiss. Total ada delapan laga ujicoba sebelum bertanding di liga. Dalam periode pertengahan Juli sampai awal Agustus, mereka tur sembari menyiapkan skuat yang kuat.
Uniknya, Liverpool kelak bertanding di empat stadion spesial yang jarang dipakai untuk menghelat pertandingan sepak bola. Stadion apa saja? Berikut daftar lengkapnya:
-
Stadion Notre Dame, Indiana
Virgil van Dijk dan kolega bakal menyambangi Stadion Notre Dame, Indiana saat bersua Borussia Dortmund, Sabtu (20/7). Uniknya, stadion milik Universitas Notre Dame itu akan menggelar pertandingan sepak bola kompetitif untuk pertama kalinya.
Stadion berkapasitas 77.000 tempat duduk itupun sebetulnya sudah berusia hampir 90 tahun, bukan baru setahun-dua tahun lalu dibangun. Stadion ini markas tim kampus, Notre Dame Fighting Irish yang berkompetisi di olahraga sepak bola Amerika. Mereka tergolong elite dengan capaian 11 gelar nasional dan tim kedua terbanyak yang lulusannya berkarier di NFL (liga sepak bola khas Amerika).
Memang, Indianapolis tergolong negara bagian yang sangat gandrung sepak bola Amerika, selain tentu saja balapan Indycar dan bola basket. Sayang, untuk urusan sepak bola (kaki), Indiana kurang berkembang. Tidak ada tim MLS dari Indiana. Tidak ada pula stadion di Indiana yang dipakai untuk ajang Piala Dunia 1994 dan Copa America Centenario 2016.
-
Stadion Fenway Park, Boston
Liverpool kembali bertanding di Boston, tempat tuan mereka John W. Henry dan Thomas C. Werner. Stadionnya pun nama dari grup yang memiliki tim, Fenway Sports Group (FSG). Dalam keseharian, stadion ini dihuni tim juara baseball MLB musim lalu, Boston Red Sox.
Setidaknya, dua kali Liverpool telah bertanding di stadion ini, yakni pada tahun 2012 dan 2014. Pada keduanya, mereka berhadapan tim yang dimiliki rekanan FSG, AS Roma. Pada keduanya, Liverpool kalah.
Nanti, Liverpool berjumpa Sevilla di Stadion Fenway Park, Senin (22/7). Semoga nanti tidak kalah lagi di ‘rumah’ orang yang punya klub.
-
Stadion Yankee, New York
Sudah lazim stadion atau arena di Amerika Serikat disulap untuk beragam fungsi. Stadion baseball dipakai untuk pertandingan sepak bola. Arena basket hanya selang beberapa jam kemudian berubah menjadi arena hoki es.
Begitupun Stadion Yankee ini. Liverpool, tim Inggris terbanyak juara Liga Champions dijadwalkan bertanding versus tim Portugal, Sporting CP di markas tim tersukses MLB, New York Yankees, Kamis (25/7). Untungnya, stadion ini acap kali dijadikan markas tim MLS, New York City FC sejak 2015.
Beragam pertandingan uji coba pun pernah dilangsungkan, seperti Spanyol versus Irlandia tahun 2013. Terakhir kali pertandingan sepak bola mempertemukan dua tim Eropa pun, yakni Liverpool versus Manchester City di tahun 2014. Untuk urusan menyebarkan ajarkan sepak bola kaki di Amerika Serikat, Liverpool terdepan.
-
Stadion Murrayfield, Skotlandia
Mirip dengan Inggris, Skotlandia juga menggilai sepak bola kaki. Jadi, seandanya Liverpool melawat ke Skotlandia untuk uji coba, tentu mudah memilih stadion normal.
Entah kepalang tanggung atau memang sengaja cari kesempatan ingin main di stadion yang bukan khusus untuk sepak bola, lagi-lagi Divock Origi, dkk. bakal bermain di stadion spesial. Tentu memang suatu pengalaman ‘ganjil’ bisa mereka dapatkan memasuki stadion semacam itu. Mulai dari bentuk yang disesuaikan secara temporer sampai situasi kamar ganti yang biasa dikhususkan untuk keperluan olahraga lain.
Stadion Murrayfield akan menghelat laga mereka melawan Napoli, Minggu (28/7). Biasanya, stadion di Edinburgh ini menjadi kandang timnas rugbi negara Teenage Fanclub ini. Sekalipun begitu, pertandingan NFL dan SPL (liga sepak bola Skotlandia) sering dilangsungkan. Tim lokal Hearts pernah menghuninya untuk kompetisi satu musim penuh. Rival sekota, Hibernian pernah berani-beraninya menantang Barcelona uji tanding di tahun 2007. Pertandingan itu dihadiri 58.000 penonton,jumlah terbanyak di Edinburgh alam 51 tahun!
Dari banyaknya uji tanding di stadion ‘tak lazim’ untuk sepak bola, Liverpool kelak mendapati pengalaman spesial. Modal menyegarkan sebelum bergelut dalam trek perburuan gelar dan kembali ke Stadion Anfield.
Sumber: Situs Premier League/Liverpool FC/Boston Globe