Perdebatan panjang di Freemason’s Tavern, Lincoln’s Inn Fields, London, akhirnya menghasilkan keputusan yang sangat signifikan bagi perkembangan sejarah sepakbola. 8 Desember 1963 menjadi hari perpisahan antara sepakbola dan rugby. Kini, dua cabang olahraga tersebut menjadi dua cabang olahraga yang berbeda, seperti yang dijelaskan oleh Jonathan Wilson di buku sejarah sepakbola, Inverting the Pyramids.
Sepakbola dan rugby pada awalnya adalah satu olahraga yang sama. Pada dasarnya kedua olahraga tersebut melibatkan dua tim yang membawa sebuah benda berbentuk bulat ke dua sisi lapangan, entah itu menggunakan kaki atau tangan. Beberapa negara seperti Italia, Yunani, Mexico, Cina, dan Jepang, sempat mengkalim memiliki permainan tersebut. Usut punya usut, akar dari permainan tersebut berasal dari permainan yang merakyat di Britania.
Aturan yang ditetapkan bervariasi dari tempat ke tempat meski dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada aturan yang jelas. Permainan tersebut melibatkan kekerasan, tidak kenal ampun, dan anarkis. Hingga akhirnya pada awal abad ke-19, sebuah sekolah rakyat memutuskan bahwa permainan tersebut harus melibatkan aturan demi nilai moral yang lebih baik untuk murid mereka.
Sepakbola di awal Era Victoria
Era awal Victoria menjadi batu lompatan terhadap perkembangan sepakbola. Bermula dari gagasan bahwa Kerajaan Inggris sedang dalam krisis karena penurunan moral, olahraga tim diusulkan menjadi obatnya. Olahraga tim dianggap akan mengurangi solipsisme. Akademisi terkemuka Inggris yang juga merupakan kepala sekolah Uppingham School, Edward Thring mengungkapkan bahwa solipsisme dapat mengakibatkan sikap yang tidak terpuji.
Olahraga ini mulai berkembang dan semakin populer pada pertengahan abad ke-19, namun permasalahan muncul ketika aturan yang ditetapkan di sekolah-sekolah berbeda-beda, bergantung pada kondisi di sekolah yang bersangkutan. Lapangan yang besar membuat permainan yang sedikit berbeda dengan aturan yang merakyat di Cheltenham dan Rugby, pemain dapat jatuh ke tanah, tertimpa dengan pemain lainnya dan bangun dengan sedikit luka. Berbeda dengan Charterhouse dan Westminster, aksi ‘bar-bar’ diperbolehkan sehingga dapat mengakibatkan patah kaki.
Formasi dan posisi pemain jelas masih belum ditemukan, bahkan jumlah pemain masih diperdebatkan. Permainan tersebut biasanya melibatkan murid yang lebih tua berlari dengan bola didukung dengan rekan setim di belakangnya yang akan mengambil bola ketika pemegang bola kehilangan bola. Sebagai lawan, murid yang lebih muda menghadang mereka untuk mencapai ujung lapangan.
Pada masa itu, dribel atau aksi membawa bola merupakan hal yang fundamental, di mana hal ini menjadi awal dari karakteristik sepakbola Inggris. Permainan sangat melibatkan fisik dan skil individu. Umpan, kerja sama tim, dan pertahanan dianggap hal yang tidak penting.
Perbedaan Aturan Rugby dan Sepakbola
Kembali ke perkembangan peraturan permainan, perbedaan peraturan membuat H.C Malden dari Godalming mengadakan pertemuan di Cambridge yang dihadiri oleh perwakilan dari sekolah lain yaitu Harrow, Eron, Rugby, Winchester, dan Shrewsbury. Pertemuan tersebut menghasilkan peraturan yang disepakati dan dinamakan Cambridge Rules.
“Salinan didistribusikan dan disebarkan di Parker’s Piece (area lading ditengah kota), dan sangat berguna, mereka sangat menjaga peraturan dan saya tidak pernah pemain dari sekolah berhenti bermain karena tidak menyukai peraturan yang ditetapkan,” ujar Malden.
14 tahun kemudian, daerah selatan Inggris kurang menyukai peraturan tersebut dan J.C Thring membuat 10 peraturan yang diberi nama The Simplest Game. Tidak lama kemudian, Cambridge kembali menetapkan peraturan yang berjudul Cambridge University Football Rules. Sebulan setelahnya, Football Association (FA) dibentuk dan berupaya untuk menetapkan Laws of the Game yang digunakan semua orang. Pertemuan tersebut dihadiri oleh sekolah-sekolah yang memiliki tim sepakbola.
Setelah pertemuan ketiga, FA mempublikasikan sejumlah aturan yang sudah disetujui. Pada pertemuan keempat, aturan yang terdapat di Cambridge Rules menjadi pokok bahasan. Cambridge Rules memiliki dua perbedaan signifikan dengan publikasi FA yaitu berlari dengan memegang bola menggunakan tangan dan hacking (menendang tulang kering lawan).
Setelah perdebatan yang panjang dan cukup panas, pertemuan kelima di London pada 8 Desember 1863 menyatakan bahwa dua aturan tersebut dihapus. Aturan pertama tidak lagi menjadi bagian dari aturan FA, namun tetap digunakan di olahraga lain, yaitu rugby. Sejak saat itu, sepakbola dan rugby berpisah dan memiliki jalannya masing-masing.