Setelah ditinggalkan Rafael Benitez yang kontraknya habis pada Juni lalu, Newcastle United akhirnya menunjuk Steve Bruce sebagai pelatih kepala mereka dengan durasi kontrak tiga tahun. Ditunjuknya Bruce ini membuat si pelatih harus mengundurkan diri dari Sheffield Wednesday karena masih terikat kontrak.
Bruce yang lahir di dekat Newcastle dan fans The Magpies sejak kecil, mengatakan bahwa dipilihnya ia sebagai pelatih Newcastle, menghadirkan tantangan besar di hadapannya. Namun, ia dan stafnya sudah siap untuk menghadapinya. Bruce akan ditemani Steve Agnew dan Stephen Clemence, di staf kepelatihan.
“Ini adalah klub masa kecilku dan ini adalah klub ayahku. Jadi ini adalah momen yang amat spesial buatku dan keluargaku,” jelas Bruce.
Managing Director Newcastle United, Lee Charnley, mengatakan, “Steve tahu apa arti klub ini buat suporter dan kota ini, dan dia akan menempatkan hati dan jiwanya dalam memimpin kelompok pemain kami yang berbakat dengan dukungan penuh dari staf kami.”
Buat Bruce, Newcastle adalah kesebelasan ke-10 yang ia tangani sebagai manajer. Penunjukannya telah memicu perdebatan secara luas di kalangan penggemar, dengan sejumlah suporter masih marah karena klub tak bisa memperpanjang kontrak Benitez. Suporter merasa manajemen tak serius dalam mengelola klub.
Sebelum Steve Bruce, The Magpies juga mengincar asisten pelatih Manchester City, Mikel Arteta, juga David Moyes dan Roberto Martinez. Newcastle juga pernah mendapatkan penolakan dari mantan pelatih timnas Inggris, Sam Allardyce, yang menurutnya pekerjaan di Newcastle tak cocok untuknya.
Musim lalu, Bruce berhasil mengangkat Sheffield Wednesday di Divisi Championship. Baru hadir pada 1 Februari 2019, ia hanya kalah tiga kali dari 18 pertandingan. Hasil tersebut membuat Sheffield berakhir di peringkat ke-12 Divisi Championship. Bruce saat ini akan terbang ke China untuk bertemu dengan skuat yang sudah ada di sana untuk mengikuti Premier League Asia Trophy.
Matthew Raisbeck dari BBC menulis bahwa Newcastle kesulitan untuk mencari pengganti yang lebih baik dari Rafael Benitez. Ini yang membuat sejumlah suporter tak terlalu menanggapi penunjukkan Bruce dengan positif.
Hal ini pun membuat suporter The Magpies kian dibuat frustrasi mengingat pembicaraan antara Mike Ashley dengan Sheikh Khaled tampaknya tak berlanjut. Tak heran kalau sejumlah suporter mereka mengajak untuk memboykot pertandingan di St. James Park, sampai Ashley pergi.
“Bruce telah menjadi pesaing untuk pekerjaan di masa lalu dan ada sedikit keraguan dia akan bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk klub yang dia dukung. Dia juga akan kurang politis dari Benitez, yang hampir selalu terlibat bentrok dengan klub atas kebijakan perekrutannya, khususnya, selama tiga tahun (Benitez) bertugas,” kata Raisbeck.
Bruce pun punya tugas berat untuk menangani The Magpies musim depan. Mereka baru saja kehilangan Salomon Rondon dan Ayoze Perez. Padahal mereka terlibat untuk 23 dari 42 gol Newcastle musim lalu. Mo Diame dan Kenedy pun tak lagi di klub untuk musim depan. Di sisi lain, bursa transfer untuk Premier League akan ditutup kurang dari sebulan lagi.
Statistik Steve Bruce
- Steve Bruce telah menangani 392 pertandingan Premier League, atau ketujuh terbanyak di sejarah Premier League.
- Bruce pernah dua kali terdegradasi dari Premier League yakni pada 2005/200 dengan Birmingham City, dan 2014/2015 bersama Hull City.
- Finis tertingginya di Premier League adalah dengan menempati peringkat ke-10 bersama Birmingham pada 2003/2004 dan Sunderland pada 2010/2011.
- Bruce adalah pelatih spesialis promosi dengan meraih empat kali promosi dari Divisi Championship. Ia melakukannya pada 2001/2002 dan 2006/2007 dengan Birmingham City, serta 2015/2016 bersama Hull City.
- Sejak awal melatih, Bruce sudah memimpin di 798 pertandingan di sepakbola Inggris.
- Akan tetapi, dari 33 manajer yang menangani 200 atau lebih pertandingan Premier League, presentase kemenangan Bruce yang hanya 28,1 persen adalah yang kedua terendah. setelah mantan rekannya di Manchester United, Bryan Robson dengan 26,8 persen.