Usai mengalahkan Real Madrid 1-0 di pertandingan pramusim, manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, ditanya soal kebijakan transfer klubnya. Namun, alih-alih menjawab dengan jelas, ia justru seperti sedang mengeluh. Ia menyebut kalau dirinya tak berkuasa atas kebijakan transfer Spurs.
“Aku tak tahu apapun soal situasi para pemainku,” kata Pochettino dikutip dari BBC.
Saat pertama kali dikontrak oleh Spurs, Pochettino memang ditetapkan sebagai “Kepala Pelatih” bukan “Manajer”. Baru saat kontraknya diperpanjang pada 2016, deskripsi jabatannya berubah menjadi manajer.
“Kami setuju kalau perubahan ini akan bagus, buat diriku, buat klub, buat semuanya. Benar kalau ‘manajer’ adalah kata yang berarti beda ketimbang kepala pelatih. Mungki aku selalu menjadi manajer sejak hari pertama aku tiba di sini, dan mungkin itu menjelaskan pekerjaanku menjadi lebih baik,” kata Pochettino saat itu.
Mengutip dari BBC, dua bulan lalu Pochettino menyatakan bodoh kalau dirinya tetap bertahan di klub sementara manajemen berharap mendapatkan tingkat kesuksesan yang sama tanpa adanya perubahan. Pochettino sendiri menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi lima tahun pada Mei 2018 lalu.
“Aku tak membuka kesempatan membangun bab baru tanpa rencana, tanpa ide yang jelas, tanpa transparansi,” ucap Pochettino.
Usai kemenangan dari Real Madrid pun, Pochettino hanya menjawab begini saat ditanya soal masa depan Danny Rose, “Aku hanya melatih mereka, dan mencoba mengeluarkan yang terbaik dari mereka. Menjual, membeli pemain, tanda tangan kontrak, atau tak tanda tangan kontrak, itu bukan berada dalam wewenangku. Itu ada di tangan klub dan Daniel Levy.”
Hal ini yang membuat Pochettino merasa kalau deskripsi pekerjaan dalam kontraknya harus diubah kembali.
“Klub ini harus mengubah jabatanku. Tentu aku masih menjadi bos yang memutuskan strategi permainan, tapi di area lain, aku tak tahu menahu. Hari ini aku merasa seperti hanya seorang pelatih (bukan manajer),” kata manajer berkebangsaan Argentina itu.
Apa yang dicapai Pochettino di Spurs memang mengagumkan, meski tak sebiji pun trofi yang ia daratkan ke London Utara. Namun, hal ini relatif bisa dimaafkan melihat komposisi pemain Spurs yang tak ada penambahan kualitas secara signifikan. Bahkan, pemain inti macam Kyle Walker dijual ke Manchester City.
Pochettino didaratkan Spurs dari Southampton pada 27 Mei 2014. Pochettino sebenarnya tengah mengambil risiko besar karena ia adalah pelatih ke-10 Spurs dalam 12 tahun terakhir. Ia berisiko dipecat andai tak memuaskan.
Poch hadir menggantikan Tim Sherwood yang membawa Spurs ke peringkat keenam, di atas Manchester United dan tepat di bawah Everton. Di musim pertamanya, Pochettino mengangkat Spurs ke peringkat kelima. Di musim itu, ia membuat Harry Kane berada di peringkat kedua top skorer Premier League dengan 21 gol.
Di musim 2015/2016, secara mengejutkan Spurs merangsek ke peringkat ketiga Premier League yang membuat mereka tampil di Liga Champions di musim selanjutnya. Di musim itu, Kane kian tajam dengan mencetak 25 gol di liga. Pochettino juga memboyong Dele Alli dari MK Dons, dan mencatatkan debutnya di musim tersebut. Hebatnya, Alli sanggup mecetak 10 gol di musim itu.
Di musim 2015/2016, Spurs membuat fans Arsenal jantungan, karena mereka hampir tak merayakan St. Totteringham Day musim tersebut. Fans Arsenal beruntung karena Spurs hanya bisa meraih dua poin di empat pertandingan terakhir mereka. Ini membuat The Gunners bisa menyalip ke peringkat kedua.
Puncak prestasi Spurs bersama Pochettino terjadi di musim 2016/2017, di mana mereka menempati peringkat kedua di bawah Arsenal. Ini membuat Spurs akhirnya finis di atas Arsenal. Spurs pun mencatatkan rekor poin dalam semusim dengan 86 poin. Mereka menjadi tim dengan kekalahan paling sedikit: empat pertandingan.
Di Eropa, catatan terbaik Spurs terjadi musim lalu. Eric Dier dan kolega melaju ke final Liga Champions. Meski kalah 0-2 di final, tapi proses yang dicapai Spurs pantas dipuji. Seperti halnya Liverpool yang melakukan comeback atas Barcelona, Spurs pun sama. Usai kalah 0-1 di kandang, Spurs menang dramatis 3-2 di Amsterdam Arena.
Di liga, meskipun terjadi penurunan ketimbang musim sebelumnya, tapi Spurs masih mampu menempati peringkat keempat, di atas Manchester United dan Arsenal. Ini patut diapresiasi mengingat mereka tak mendatangkan pemain baru. Spurs malah melepas Mousa Dembele ke Guangzhou R&F.
Menjadi wajar kalau Pochettino mendapatkan kredit atas prestasi Spurs ini. Lagipula Poch tak banyak menuntut. Ia hanya mau disertakan dalam hal transfer pemain. Itu saja, Levy!