Nomor punggung ’10’ memang selalu jadi ‘nomor keramat’ hampir di setiap klub. Tak sembarang pemain bisa mengenakannya. Begitu pula di Juventus.
“Nomor di balik seragam itu lebih kepada usaha ketimbang kelayakan. Nomor ‘10’ selalu jadi mimpi bagi setiap pemain, ini adalah seragam yang anak-anak inginkan. Berdasar sejarah, nomor itu juga berarti begitu besar di klub ini. Kami harus menemukan seorang pemain dengan karakteristik khusus, dan dia adalah seorang yang fenomenal,” ucap Presiden Juventus Andrea Agnelli, dilansir La Stampa.
Nomor ‘10’ itu kini dipakai Paulo Dybala sejak musim 2017/2018. Sebelumnya, sederet nama besar pernah jadi pemiliknya.
-
Paul Pogba (2015/2016)
Gelandang internasional Prancis ini datang ke Juventus sebagai bocah ingusan pada musim panas 2012. Dia meninggalkan akademi Manchester United karena tak kunjung mendapat kesempatan promosi ke tim utama dari Sir Alex Ferguson. Pilihannya untuk merantau ke Italia dan bergabung dengan Juventus ternyata tepat sekali, karena klub saat itu sedang membangun tim masa depan.
Meski masih 19 tahun, Pogba berhasil mencuri perhatian. Dia selalu datang sebagai pembeda di atas lapangan, hingga menjadi fenomena baru di dunia sepak bola. Pogba membantu Juventus menjuarai Serie A Italia dalam empat musim beruntun. Sempat memakai nomor ‘6’, akhirnya dia diberi nomor ‘10’ pada musim 2015/2016. Sayang, musim berikutnya dia malah kembali ke Inggris.
-
Carlos Tevez (2013-2015)
Nomor ‘10’ di Juventus sempat menganggur selama satu musim, setelah ditinggal Alessandro Del Piero di akhir musim 2011/2012. Namun, ketika penyerang asal Argentina Carlos Tevez datang di musim panas 2013, tanpa ragu-ragu ‘Si Nyonya Tua’ menyerahkannya kepada sang calon legenda baru. Dia pun langsung membalasnya dengan kontribusi besar bagi Juventus selama dua musim.
Gelar Scudetto Serie A yang sudah berhasil direbut dalam dua musim sebelumnya mampu terus dipertahankan selama pengabdian Tevez di Turin. Meski gagal jadi pencetak gol terbanyak di liga domestik, namun sang striker masih bisa bersaing dengan penyerang-penyerang kelas dunia lain. Sebelum pergi, Tevez pun juga sempat meraih penghargaan Pemain Terbaik Serie A 2014/2015.
-
Alessandro Del Piero (1995-2012)
Nama pemain yang satu ini bisa dibilang jadi salah satu fenomena dalam sejarah panjang Juventus, terutama di era 2000-an. Alessandro Del Piero direkrut dari klub kecil Padova pada 1993 dengan status ‘bocah ajaib’, dan menggusur pemain sekelas Roberto Baggio, pemilik nomor ‘10’ sebelum dirinya. Pada musim 1995/1996, giliran dia yang mengenakan jersey hitam putih bernomor ‘10’.
Musim itu pula pertama kali Serie A menetapkan nomor punggung secara permanen untuk satu musim. Sebenarnya, Vladimir Jugovic juga sempat memakainya. Tapi, klub merasa Il Pinturicchio lebih pantas, sehingga memilih mendaftarkan namanya. Del Piero pun bertahan dengan ‘nomor keramat’ itu selama 17 tahun, sebelum mengakhiri 19 musim kariernya di Juventus pada 2012.
-
Roberto Baggio (1990-1995)
Roberto Baggio dikenal sebagai salah satu seniman sepak bola terbaik yang pernah ada, dengan gaya eksentrik lewat rambut kuncir kuda, sehingga dijuluki Il Divin Codino. Juventus beruntung bisa ‘mencurinya’ dari Fiorentina pada 1990. Sebagai playmaker dengan dribel maut, teknik yang tinggi, tendangan mematikan dan visi dalam bermain, dia pun langsung didapuk mengenakan nomor ‘10’.
Nomor punggung itu memang sempat pula dipakai bergantian dengan Eugenio Corini pada musim 1991/1992. Namun, fans tentunya saja lebih mengingat Baggio, dengan tiga gelar bergengsi yang dipersembahkannya, sekaligus sebagai pemain terbaik dunia dan peraih penghargaan Ballon d’Or pada 1993. Sayang, kariernya merosot sejak tragedi kegagalan penalti di final Piala Dunia 1994.
-
Giancarlo Marocchi (1988-1994)
Namanya memang tak terlalu dikenal di kalangan Juventini, apalagi fans sepak bola dunia. Namun pada masanya, Giancarlo Marocchi merupakan salah satu pemain penting di lini tengah Juventus. Itu pula alasan sehingga dia pernah didaulat untuk memakai nomor ‘10’, sejak didatangkan dari Bologna pada 1988 hingga bertahan di Turin selama delapan musim dengan enam trofi bergengsi.
Menariknya, Marocchi dilirik Juventus setelah mengantarkan tim masa kecilnya itu menjuarai Serie B 1987/1988. Namun, dia membuktikan kualitasnya setelah bermain di Serie A, dan bahkan turun mengantarkan La Vecchia Signora menggondol trofi Liga Champions keduanya pada 1995/1996. Di eranya itu, Marocchi sempat pula memakai nomor ‘7’, terutama sejak kedatangan Roberto Baggio.