Siapa tak kenal klub sekelas Borussia Dortmund. Meskipun kekuatannya di Bundesliga Jerman selalu dibayang-bayangi Bayern Munich, namun segala sesuatu tentang mereka selalu menarik untuk disoroti. Mulai dari akademinya yang mencetak pemain-pemain terbaik Jerman, “Yellow Wall” si tembok suporternya yang terkenal, hingga yang tak diduga sebelumnya: tim cadangan mereka, Borussia Dortmund II. Apa istimewanya?
Dortmund II berlaga di divisi keempat alam piramida kompetisi sepakbola Jerman, Regionalliga West IV. Untuk diketahui, kompetisi ini dibagi menurut lima wilayah geografis yakni: Regionalliga Bayern, Nordost, West, Nord dan Südwest.
Meskipun berstatus semi-profesional, tak bisa dipungkiri bahwa Dortmund II memiliki andil terhadap munculnya nama-nama pelatih potensial saat ini. Bahkan diantaranya menjadikan tim yang dulunya bernama Borussia Dortmund Amateur ini sebagai batu loncatan untuk menggapai karier yang lebih tinggi.
Siapa saja nama-nama yang dimaksud?
Daniel Farke
Keberhasilan kesebelasan Norwich City untuk berlaga di Premier Lague musim ini menjadi buah bibir para pecinta sepakbola. Permainan ekspansif dan menyerang ditunjukkan klub berjuluk The Canaries musim lalu.
Sosok pelatih kepala mereka, Daniel Farke bertanggung jawab atas keberhasilan Norwich mengapai tangga juara divisi Championship musim lalu. Sebelum menukangi Norwich, pria berusia 42 tahun ini menukangi Dortmund II selama 2 musim dari 2015 hingga 2017 dan menjadikan Die Borussen finis urutan ke-4 selama berturut di Regionalliga West.
Farke direkomendasikan oleh Sporting Director Norwich, Stuart Webber, yang sebelumnya bekerja di Huddersfield Town. Berkat Farke pulalah, sejumlah pemain Jerman masuk kedalam skuat Norwich. Tercatat 7 pemain berkebangsaan Jerman dan 2 pemain Swiss sebagai bukti bahwa pengaruh Farke di Norwich amat kuat. Pun dengan keberhasilanya meroketkan nama-nama baru seperti Teemu Puki serta Emi Buendia di musim ini.
David Wagner
Publik mengenal sosok Wagner kala berhasil membawa klub asal Yorkshire, Huddersfield Town promosi ke Premier League di musim 2017/2018. Pencapaian pelatih berdarah Jerman berkebangsaan Amerika Serikat ini sempat mengundang sorotan luas di jagad sepakbola Inggris tatkala berhasil mempertahankan The Terriers di Premier League. Media sekelas The Guardian menyebut tim yang ditukanginya sebagai “the Premier League’s greatest survival story“, dengan sosok Wagner yang dikenal berkharisma dan kecerdasannya meramu taktik. Sayang, kariernya di sepakbola Inggris tak berlangsung lama karena Wagner dan Huddersfield sepakat untuk mengakhiri kontrak pada Januari 2018.
Tak dinyana kariernya kembali mendapat sorotan luas tatkala klub besar Bundesliga, Schalke 04 meunjuknya sebagai pelatih kepala pada awal musim 2019/2020 hingga tiga musim kedepan.
Hannes Wolf
Tak seperti dua nama di atas, karier kepelatihan Wolf di Dortmund II tidak berlangsung lama. Sempat menukangi Dortmund II dalam waktu 3 bulan saja, ia kembali bekerja sebagai staf pelatih di tim junior Dortmund dan turut berkontribusi memberi Dortmund U17 juara berturut pada 2014 dan 2015. Tak hanya itu, ia juga mengantarkan Dortmund U19 menjadi juara nasional pada musim 2015/2016.
Sepak terjangnya membesut tim usia muda membuat VfB Stuttgart memakai jasanya untuk musim 2016/2017 dan mengantarkan Stuttgart meraih titel juara 2.Bundesliga di musim yang sama. Kariernya di kota pabrikan Mercedes-Benz itu tak berlangsung lama kaerena Stuttgart meraih hasil buruk di Bundesliga.
Musim lalu, ia ditunjuk untuk menukangi Hamburger SV. Akan tetapi, kegagalannya untuk membawa Der Dino promosi ke Bundesliga membuat ia didepak pada penghujung musim.
Jan Siewert
Berbekal pengalaman suksesnya pernah mempekerjakan pelatih kepala Dortmund II di musim sebelumnya, Huddersfield Town menunjuk Jan Siewert sebagai head coach untuk musim kompetisi 2019/2020. Penunjukan Siewert untuk menggantikan Wagner adalah perjudian besar, karena ia bukanlah rekomendasi dari sang Sporting Director, Stuart Webber yang memilih hengkang ke Norwich City.
Siewert adalah suksesor Daniel Farke yang memilih hengkang ke Liga Inggris. Ini membuat sebuah fakta menarik dimana tiga pelatih Dortmund II secara berturut meneruskan karier di Inggris. Saat penunjukan, ia menolak dibanding-bandingkan dengan Davied Wagner yang juga merupakan pendahulunya di Dortmund II kemudian di Huddersfield.
Naasnya, pelatih berusia 37 tahun ini dipecat Huddersfield pada Agustus lalu setelah hanya meraih 1 kali kemenangan dari 19 laga yang dijalaninya. Termasuk bertanggung jawab atas tereliminasinya Huddersfield dari ajang Carabao Cup karena dikalahkan Lincoln City, klub peserta League One.
Mesipun kini ia menganggur, tapi bila melihat usianya yang masih muda, namanya patut untuk diingat untuk beberapa musim kedepan mengingat prospeknya yang masih panjang.
***
Nama-nama di atas adalah bukti bahwa sebagai klub yang berlaga di kompetisi semi-profesional, Dortmund II mampu melahirkan pelatih-pelatih yang namanya cukup diperhitungkan dan potensial di masa depan. Begitupun dengan pelatih kepala mereka saat ini, Mike Tullberg, yang musim ini memulai debut sebagai pelatih kepala di usia 33 tahun saja.
Selain karena menawarkan filosofi sepakbola ekspansif, pelatih-pelatih asal Jerman makin diminati oleh klub Inggris lantaran koneksinya dengan Director of Football yang kini semakin vital posisinya di Inggris.
Baca juga:Mengenal Peran Director Of Football (1): Apa Tugas dan Fungsinya?
Keberhasilan Juergen Klopp untuk membawa Liverpool, atau Daniel Farke bersama Norwich saat ini diyakini menjadi daya tarik tersendiri bagi klub-klub di Inggris untuk meraih hasil yang sama dengan mempekerjakan pelatih asal Jerman. Maka jangan heran, tren membawa pelatih dari klub reserves seperti Dortmund II atau klub lainnya dari Jerman akan terus berlangsung hingga beberapa musim ke depan.