James Rodriguez, Dulu Tak Dibutuhkan Kini Jadi Andalan

Foto: Canal RCN.

Ada aturan tak tertulis bagaimana klub semestinya tak membeli pemain yang berlaga dalam sebuah turnamen internasional. Namun, Real Madrid membangkang. Usai Piala Dunia 2014, mereka memboyong James Rodriguez yang main bagus bersama timnas Kolombia. James bahkan membawa negaranya ke perempatfinal.

Di Piala Dunia 2014, James begitu dominan buat Kolombia. Total ia mencetak enam gol, atau yang terbanyak di kompetisi. Ia mencetak gol di semua pertandingan di fase grup di mana Kolombia berada di peringkat pertama dengan selalu menang. Di fase gugur, dua gol James membuat Kolombia menang 2-0 atas Uruguay. Sementara di perempatfinal, satu golnya tak cukup untuk membawa mereka menang atas Brasil.

Penampilan apik James langsung membuatnya mendapatkan banyak pujian. Salah satunya dari legenda Argentina, Diego Maradona. Ia terkejut karena FIFA memilih Lionel Messi sebagai peraih pemain terbaik atau Golden Ball Award. Menurutnya, James Rodriguez main lebih baik ketimbang Messi di Piala Dunia. Ia bahkan mengkritik FIFA memilih orang yang salah dan menyebut keputusan mereka tak adil.

Penampilan bagus James membawanya ke Madrid. El Real mesti menebusnya senilai 63 juta paun dari AS Monaco. Kepindahannya ini menjadikannya sebagai pemain keempat termahal dalam sejarah, atau yang ketiga termahal dalam sejarah Real Madrid saat itu. Ia pun menjadi pemain Kolombia termahal setelah melampaui Radamel Falcao senilai 60 juta euro pada 2013.

Dalam acara perkenalannya, sebanyak 45 ribu urang hadir di stadion. Kehadirannya bahkan membuat Duta Besar Kolombia untuk Spanyol, turut hadir. Ia membawa pesan dari Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, yang menyebut kalau James mengubah sejarah sepakbola Kolombia dan semua orang di sana kini mendukungnya.

Sayangnya, segala ingar-bingar tersebut tak berlangsung lama. James tak bermain buruk. Namun, tampak jelas kalau ia tak ada dalam skema Carlo Ancelotti. Musim tersebut, Madrid memang melepas Xabi Alonso dan Angel Di Maria. Akan tetapi, dalam 4-3-3 versi Ancelotti, James tak cocok di manapun.

Di musim pertamanya dengan Real Madrid, James bermain di 29 pertandingan liga. Musimnya terbilang sukses setelah ia mencetak 13 gol. Akan tetapi, seperti ada sesuatu yang tidak pas di lini tengah El Real.

Dengan formasi tiga gelandang, James diplot di kiri, sementara Isco di kanan. Ancelotti pun terpaksa menjadikan Toni Kroos sebagai gelandang bertahan. Secara hasil, memang tak mengecewakan mengingat Madrid mampu mengumpulkan 92 poin, atau terpaut dua poin dari sang juara, Barcelona. Namun, secara sistem, terlihat ada yang salah; mengingat Madrid kebobolan 38 gol, jauh lebih banyak ketimbang Atletico Madrid dan Valencia. Atau 17 gol lebih banyak ketimbang Barcelona.

Musim 2015/2016 jumlah penampilan James lebih sedikit dua pertandingan di liga. Namun, mulai terlihat kalau lini tengah adalah milik Kroos, Isco, dan Luka Modric. James mulai duduk di bangku cadangan dan masuk saat Gareth Bale cedera. Perlahan, menit bermain James mulai berkurang, dan kejayaan mulai terbenam.

Puncaknya terjadi pada musim 2017/2018 saat Madrid memutuskan untuk meminjamkannya ke Bayern Munich. Bukan cuma semusim, tapi dua musim! Satu-satunya yang membuatnya kembali ke Madrid adalah karena Bayern menolak opsi permanen dari El Real.

Musim Pembuktian James

Musim 2019/2020 ini seperti menjadi musim pembuktian bagi James. Setelah berkelana ke Bundesliga, kini ia kembali ke Madrid. Hingga pekan keempat, James baru bermain selama 147 menit di dua pertandingan. Namun, ia berhasil mengirimkan satu asis atas kemenangan Real Madrid 3-2 dari Levante, yang menjadi pertandingan penuh pertamanya.

James merupakan pemain yang sebenarnya tak terlalu diperlukan Madrid. Sama seperti Bale, statusnya adalah pemain ekstra. Dilepas bagus, tak dilepas juga tak masalah. Ini sejalan dengan Madrid yang mengincar Neymar dari Paris Saint-Germain meskipun kesepakatan tak pernah terjadi. Di sisi lain, sulit bagi Madrid untuk menemukan pembeli yang layak buat Bale atau James. Cedera-lah yang akhirnya memaksa Pelatih Madrid, Zinedine Zidane, menurunkan James.

“James saat ini begitu bagus dan dia meninggalkan segalanya di lapangan. Dia sekarang kelelahan tapi aku bahagia untuknya. Dia telah bermain sangat baik,” ucap Zidane.

Musim ini, James kerap dikaitkan dengan Napoli dan Atletico Madrid. Akan tetapi karena transfer tak kunjung terjadi, maka ia hanya bisa berharap bermain bagus di Real Madrid dan mendapatkan kesempatan kedua.

James tampaknya akan menjadi andalan Zidane musim ini. Apalagi kalau ia menjaga hubungan baik dengan sang pelatih. Pasalnya, hubungan mereka pernah rusak di final Liga Champions di Cardiff 2017. Kala itu, James tak turut dibawa ke final yang akhirnya dimenangkan Madrid tersebut.

Di pertandingan pertamanya musim ini melawan Real Valladolid, James berlari lebih dari 10 kilometer dengan memberikan 63 umpan sukses. Ia pun bermain, seperti dikutip Marcaseperti kesetanan. Ia bisa mengeluarkan kemampuan terbaik Karim Benzema di lini tengah, suatu hal yang tak bisa dilakukan Vinicius Junior.

Kalau diturunkan melawan PSG, ini akan menjadi pertandingan Liga Champions pertama James di Madrid sejak final Cardiff 2017.