Nicolo Zaniolo (1): Tentang Alasan Bertahan di AS Roma

Foto: Bild.de

Nicolo Zaniolo adalah pem ain yang bermain di Serie B dua tahun lalu. Namun sekarang, ia adalah pemain utama AS Roma, dan sudah memiliki dua caps bersama timnas Italia. Zaniolo adalah pemain muda yang pernah melakukan debut untuk Virtus Entella di Serie B setelah sebelumnya dibuang Fiorentina ketika ia berusia 16 tahun. Kariernya terus beranjak sejak saat itu, dan saat ini, ia berhasil mencapai tahap menjadi salah satu pemain paling potensial di Serie A.

Pemain berusia 20 tahun itu memang memiliki perjalanan karier yang lumayan seru. Ia mungkin tidak menyangka bisa sampai memainkan pertandingan untuk Roma dan melawan Real Madrid di Liga Champions tahun lalu. Jantung lini tengah Roma juga seolah terlihat punya mahkota baru berkat peran Zaniolo. Bahkan, tidak sedikit yang menilai bahwa pemain timnas Italia ini akan menjadi Totti baru di klub Serigala Ibukota Italia tersebut.

Maka, seiring dengan itu semua, tidak aneh rasanya kalau kami mengutip beberapa dialog tentang Nicolo Zaniolo yang disadur dari The Guardian untuk mengetahui seberapa seru perjalanan karier pria kelahiran kota Massa tersebut.

Terobosan karier Anda di Roma musim lalu sungguh luar biasa. Apakah Anda memprediksi akan mengalami hal itu ketika Anda bergabung dengan klub?

“Sejujurnya, saya tidak terlalu berharap memiliki dampak seperti itu karena saya berasal dari tim akademi dan saya harus banyak belajar. Saya juga melakukan debut di Italia, yang cukup mengejutkan bagi saya. Tapi, saya masih memiliki banyak target tersisa. Saya telah belajar banyak dari musim lalu, dan saya harus terus melangkah lebih jauh sekarang.”

Sepertinya sudah lama sekali sejak Anda bermain untuk Virtus Entella. Apa yang telah berubah dalam dua tahun dari Anda, terutama tentang perubahan Anda saat masih di Serie B sampai sekarang?

“Banyak yang telah berubah, baik dari sudut pandang fisik maupun psikologis. Pada dasarnya, saya telah mengubah cara saya bekerja dan cara saya hidup sehari-hari. Saya masih ingin menjadi remaja sebelumnya, dan melakukan semua hal dengan teman-teman saya. Tapi sekarang, saya telah belajar untuk fokus pada aspek yang jauh lebih penting, yaitu sepakbola. Saya berlatih lebih keras, saya lebih fokus, saya memiliki target tinggi, dan semua ini telah membantu saya untuk meningkatkan secara teknis permainan saya di lapangan. Hidup saya juga sedikit berbeda dengan aspek itu. Saya merasa lebih lengkap, dan itulah yang menyebabkan saya bermain di sini.”

Mengapa Anda berpikir Roma akan menjadi tempat yang lebih baik daripada Inter di tengah ambisi Anda yang ingin terus berkembang?

“Ketika sebuah klub besar dengan begitu banyak sejarah seperti Roma menginginkan Anda dan memiliki rencana untuk Anda di tim utamanya, pasti Anda akan sulit untuk menolak tawaran itu. Saya mengakui kalau saya seperti itu. Saya pikir saya akan dipinjamkan karena saya memiliki banyak hal untuk dipelajari, dan pastinya ada hal yang selalu berisiko. Tapi, Eusebio Di Francesco memiliki kepercayaan pada saya sejak awal dan dia banyak membantu saya. Jika bukan untuknya, saya tidak akan membuat terobosan. Dia hebat dalam mengayomi pemain yang lebih muda, dan saya berutang banyak padanya.”

Pemain muda di Italia sering menghadapi banyak tekanan. Termausk Anda, yang juga telah dipanggil ‘Totti baru’. Apa yang akan Anda lakukan untuk mengelola label harapan semacam itu?

“Sangat penting untuk menjaga kondisi setiap saat, baik secara fisik maupun mental, dan saya memiliki keluarga di belakang saya yang melakukan semua itu. Mereka mengerti sepakbola, dan merekalah yang memastikan apakah saya bekerja baik atau tidak. Di luar itu, satu-satunya cara untuk mengelola harapan adalah dalam diri saya. Saya tidak bisa mendengarkan apa yang orang lain katakan, entah itu baik atau buruk. Saya bukan Totti, tetapi suatu hari saya berharap bisa sebaik dia.”

Siapa pemain favorit Anda selama ini?

“Pahlawan dan sekaligus pemain favorit saya, tidak diragukan lagi, adalah Kaká. Terutama ketika dia masih bermain untuk Milan dan Brasil. Saya banyak melihatnya. Bagi saya, dia adalah gelandang serang yang sempurna. Dia kuat, sempurna secara teknis, dan mampu mencetak gol serta asis. Dialah sosok yang saya harapkan saat saya masih anak-anak. Bahkan sampai sekarang, saya masih harapkan itu. Saya menonton videonya, mempelajari cara dia bergerak, dan mencoba memasukkan elemen dia ke dalam permainan saya. Karena secara fisik, saya lumayan mirip, saya juga tinggi, kuat, dan mencoba bermain di posisinya.”