Franck Ribery jelas mencintai Bayern Munich. Ia membela kesebelasan Bundesliga tersebut sejak usianya 24 tahun. 12 tahun berselang, usianya dianggap sudah lewat dari kata matang. Kontraknya pun tak lagi diperpanjang.
Ribery sempat tak yakin akan melanjutkan ke mana. Ia punya pikiran untuk pensiun di usianya yang kini menginjak 36 tahun. Dilepas dengan 24 gelar yang ia dapatkan bersama Bayern ternyata tak mengundang banyak klub top untuk mengontaknya. Hingga akhirnya Fiorentina memberinya kontrak jelang bursa transfer musim panas berakhir.
Tiga hari setelah ia menginjakkan kaki di Fiorentina, Ribery langsung mencatatkan debutnya sebagai pemain pengganti dalam kekalahan 3-4 dari Napoli. Ia hanya bermain selama 12 menit. Di awal September, Ribery hanya bermain selama 18 menit ketika Fiorentina dikalahkan Genoa 1-2.
Ribery mulai mendapatkan tempat ketika diturunkan sebagai starter kala bermain imbang 0-0 atas Juventus. Sejak itu, Ribery selalu diturunkan sebagai starter meski tak bermain penuh selama 90 menit. Perlahan, ia mulai nyetel dengan gaya main Serie A. Puncaknya adalah ketika ia menjadi inisiator kemenangan La Viola atas AC Milan di pekan keenam.
Ribery menjadi inisiator gol pertama Fiorentina. Pergerakannya di lini serang, memecah duo bek Milan, Mateo Musacchio dan Alessio Romagnoli. Pada menit ke-13, Ribery melewati Musacchio dan Romagnoli dengan dua gocekan cepat. Namun, tendangannya berhasil ditahan kiper Milan, Gianluigi Donnarumma.
Bola muntah langsung dikejar Federico Chiesa yang langsung dihadang Ismael Bennacer. Wasit Piero Giacomelli tanpa ragu menunjuk titik putih. Erick Pulgar yang menjadi algojo menyelesaikan tendangan penalti dengan baik yang menjadikannya sebagai gol pertama Fiorentina.
Pada menit ke-55, Fiorentina melakukan serangan balik. Bola pun dikuasai oleh Ribery yang berusaha menggocek Musacchio. Namun, tekel Musacchio amat terlambat yang bahkan mengenai tulang kering Ribery. Wasit sempat memberinya kartu kuning sebelum merevisinya menjadi kartu merah usai melihat VAR.
Kartu merah Musacchio berarti banyak buat Fiorentina. Mereka kian berani untuk menyerang. Ini terlihat dari penguasaan bola yang awalnya dikuasai penuh Milan, berbalik menjadi 58 persen milik Fiorentina.
Gol kedua Fiorentina pun secara tidak langsung terjadi karena pergerakan Ribery di sisi kiri. Umpan Chiesa dari ujung kanan kotak penalti membuat Leo Duarte dan Davide Calabria berusaha menutup pergerakan Ribery. Setelah bola diumpan, ternyata Donnaruma melakukan intercept yang membuat bola bergulir ke tengah, ke arah Gaetano Castrovilli yang tak terkawal. Tendangan kaki kanannya membuat gawang Milan bergetar dua kali.
Pada gol ketiga Fiorentina, itu merupakan hasil kerja sama yang bagus antara Ribery dan Chiesa. Ribery dengan pandai bergerak di ruang yang diciptakan Calabria dengan dua bek tengah Milan. Tanpa kesulitan, Chiesa memberikan umpan pada Ribery yang tak terkawal. Gilanya, Ribery tak langsung melepaskan tendangan, melainkan menahan bola dan membiarkan Calabria serta Duarte tertipu.
Menikmati Sepakbola
Ribery tak bermain penuh selama 90 menit kala melawan Milan. Ia ditarik pada menit ke-89. Uniknya, Ribery mendapatkan standing ovation dari publik San Siro malam itu. Usai pertandingan, ia berjanji untuk menantang usianya dan bekerja keras buat klub.
“Aku bahagia. Saat Anda bermain di San Siro, itu selalu spesial. San Siro adalah arena besar, begitu banyak penggemar. Kami menempatkan permainan yang bagus dan itu penting buat kami,” kata Ribery usai pertandingan.
“Aku tua, tapi aku merasa muda di atas lapangan. Sepakbola adalah hidupku, aku mencintainya. Aku merasa lapar ketika aku datang ke Fiorentina dan itu menggairahkan saya untuk melihat tim ini bermain baik. Aku datang untuk membantu Fiorentina, para pemain dan para penggemar. Aku bahagia tapi aku harus bekerja keras setiap hari, setiap pekan untuk bermain seperti yang aku lakukan malam ini,” kata Ribery.
Soal kenapa Ribery ditarik keluar, Pelatih Fiorentina, yang juga mantan pelatih Milan, Vincenzo Montella, menyatakan kalau ia sudah merasa bahwa fans Milan akan memberinya standing ovation.
“Aku menarik Ribery karena aku berharap mereka memberinya standing ovation. Dia selalu berada dalam permainan, selalu menentukan, dan memiliki kemampuan jauh di luar kebiasaan, bahkan jika dia tidak memiliki perubahan kecepatan yang dia miliki lima atau enam tahun lalu,” kata Montella.