Manajer Manchester City, Pep Guardiola, mengakui bahwa para suporter adalah sokongan terbesar yang dapat membantunya mencapai tujuan utama untuk memenangkan Liga Champions. Oleh karenan itu, Guardiola mengatakan jika ia tidak akan putus asa untuk memacu para suporter The Citizen agar mau menonton mereka di Liga Champions musim ini.
Di sisi lain, Pep Guardiola sendiri sudah dua kali memenangkan Liga Champions selama ia berkarier di Barcelona, akan tetapi ia belum sama sekali membawa City masuk ke final dan bahkan juara dalam tiga musim terakhirnya di Inggris. Menanggapi hal itu, Guardiola mengatakan bahwa sejauh ini ia selalu mencoba yang terbaik, dan tidak akan menjadi masalah jika ia masih belum memenangi Liga Champions.
“Jika saya tidak memenangi Liga Champions, saya tidak akan bunuh diri. Itu tidak jadi masalah bagi saya. Saya akan selalu mencoba yang terbaik. Konferensi pers pertama saya, di tahun pertama saja di sini adalah pertanyaan yang sama. Orang-orang berkata, ‘Anda di sini untuk memenangkan Liga Champions’,” ujar Pep Guardiola dilansir dari The Guardian.
“Saya berkata, ‘OK’. Saya sudah berbicara dengan Ferran Soriano dan Khaldoon al-Mubarak tentang hal itu, tapi mereka tidak memberi tahu saya jawabannya. Mereka hanya mengatakan kepada saya bahwa saya di sini untuk melanjutkan proyek, untuk mencoba memenangkan satu pertandingan dan kemudian pertandingan yang lain, dan melihat seberapa jauh klub ini bisa melangkah.“
“Orang-orang di sini ingin memenangkan Liga Champions. Tapi rasanya sulit karena para suporter kami sering tidak datang. Tanpa kehadiran mereka itu tidak mungkin bisa. Tanpa mereka, ada sebuah perasaan bahwa kami kurang mampu melakukannya. Dengan hanya 11 pemain itu tidak mungkin cukup. Kami akan mencoba merayu suporter kami dan berkata, ‘OK, mari kita sama-sama berjuang’.”
Seperti yang semua orang tahu, Manchester City jarang dihadiri oleh para suporternya ketika mereka bermain di luar kompetisi domestik. Oleh karena itu, ketika ditanya tentang apa yang Guardiola maksud dengan “merayu”, ia menjawab dengan mengatakan bahwa para supporter City harus diberi tahu jika kompetisi Liga Champions juga tidak kalah menarik dengan Premier League.
“Satu-satunya cara untuk membuktikan itu semua adalah memenangkan pertandingan dan bermain bagus. Setiap hari kami bekerja. Saya tahu untuk para suporter, Premier League adalah kompetisi yang paling menarik. Kami tahu bahwa sebagai klub, kami telah melakukan polling, saya tahu betapa istimewanya itu. Tapi kompetisi ini (Liga Champions) juga bagus. Mereka harus menjalaninya sebagai mimpi. Mereka harus paham tentang itu,” tutur Guardiola.
Para suporter Manchester City memiliki hubungan cinta dan benci dengan Liga Champions selama bertahun-tahun, dan Guardiola mengakui bahwa ia akan membutuhkan waktu yang lama untuk membangun tradisi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan para suporter Liverpool atau Manchester United.
“Itu benar bahwa para suporter kami kurang suka dengan Liga Champions. Itu kenyataan klub kami, jadi kami harus menerimanya. Kami harus merayu mereka sehingga mereka menyadari betapa pentingnya kompetisi ini. Saya pikir, mungkin itu semua terjadi karena di masa lalu Liga Champions tidak ada di klub ini. Mereka (suporter) berada di rumah, di bar, atau minum bir dan menonton Liverpool dan United bermain di sana,” pungkas mantan manajer Barcelona tersebut.
“Itulah budaya klub. Kami sedang membuat langkah. Saya tidak ingin tiba sekali di final, lalu menghilang selama lima tahun. Saya merasa kami lebih dekat dengan juara, tetapi kompetisi ini tingkatannya sangat tinggi. Segalanya bisa terjadi. Yang bisa saya lakukan adalah mengatakan kepada suporter untuk datang dan bergabung di stadion guna mendukung klubnya sendiri. Mereka pantas menerima itu.”
Sumber: The Guardian