Dilema Phil Foden di Manchester City

Foto: Skysports

Sejak menjalani debut bersama tim senior Manchester City di 2017/2018, Phil Foden digadang-gadang akan menjadi talenta besar di masa depan. Pep Guardiola selaku nakhoda tim bahkan mengaku bahwa Foden adalah pemain muda paling bertalenta yang pernah ia lihat.

“Dia punya segalanya untuk menjadi pemain terbaik dunia. Saya sudah sering mengatakan ini, Foden adalah pemain muda bertalenta paling besar sepanjang karier manajerial saya,” aku Guardiola.

Memiliki latar belakang sebagai nakhoda Barcelona, Guardiola dikenal gemar menggunakan jasa pemain muda. Ia bahkan mempromosikan banyak nama ke tim utama Blaugrana. Foden jadi berlian utamanya di Manchester City. Sayangnya, pemain kelahiran 28 Mei 2000 tersebut baru mencatat sekitar 1.500 menit dalam tiga musim. Setidaknya hingga Oktober 2019.

Terakhir, Foden tampil kurang dari 10 menit di pertandingan Liga Champions melawan Dinamo Zagreb. Masuk menggantikan David Silva satu menit sebelum waktu normal berakhir, Foden berhasil mengunci kemenangan Manchester City sebelum bubaran. The Citizens menang 2-0 dari Dinamo dan salah satu gol mereka dicetak pemain yang tampil kurang dari 10 menit.

Seusai pertandingan, Guardiola pun meminta maaf kepada Foden. Menurutnya, ia juga sedih melihat talenta terbaik dalam karier manajerialnya kekurangan jam terbang. Tapi, hal itu tidak bisa dihindari lagi karena kualitas dan kedalaman skuad yang dimiliki Manchester City.

“Foden layak untuk mendapat jam terbang. Saya selalu meminta maaf kepadanya tiap kali tak bisa memberi kesempatan,” kata Guardiola.

Disarankan Keluar dari Manchester City

FOTO: Mirror

Ucapan itu membuat beberapa pihak merasa Guardiola harus rela melepas Foden. Membiarkan dirinya belajar di klub lain sebagai pemain pinjaman. Salah satu orang yang merasa Foden perlu menjalani masa pinjaman adalah komentator sepakbola untuk ESPN dan BT Sport, Ian Darke.

Melalui sosial medianya, Darke mengatakan belajar dan bermain di klub lain adalah satu-satunya cara agar Foden siap menjadi pilihan utama Manchester City. “Guardiola mengaku merasa bersalah karena kurang memberikan Foden jam terbang. Kalau begitu, biarkanlah dia pergi menjalani masa pinjaman di klub lain. Pada akhirnya, Foden butuh kesempatan bermain. Nantinya, Manchester City juga merasakan hasilnya ketika ia sudah benar-benar terbentuk,” kata Darke.

Ucapan Darke itu adalah sesuatu yang masuk akal. Manchester City bahkan tidak perlu melihat terlalu jauh untuk bisa melihat hasil dari pemain-pemain yang mendapatkan jam terbang sebagai pinjaman. Michael Holland dari Club Call juga setuju dengan Darke. Apalagi Piala Eropa 2020 sebentar lagi akan dimulai. Mantan penyerang Liverpool, Michael Owen juga sependapat.

“Anda tidak bisa terlalu memilah-milah. Hal paling penting adalah membiarkannya untuk main. Dengan begitu, ia akan belajar dengan sendirinya. Belajar bagaimana caranya untuk menang. Belajar bagaimana memenangkan hati suporter,” kata Owen.

Manchester City tak perlu melihat jauh-jauh untuk melihat hasil pemain pinjaman di tim utama. Chelsea  bisa mengandalkan Tammy Abraham dan Mason Mount sebagai pemain utama karena Frank Lampard sudah melihat kemampuan mereka di EFL Championship 2018/2019.

Abraham mencetak 25 gol dan membantu Aston Villa promosi dari jalur play-offs. Sementara Mount adalah pemain andalan Lampard ketika masih mengasuh Derby County. Dilengkapi oleh pemain-pemain lain seperti Andreas Christensen dan Fikayo Tomori, the Blues terdaftar sebagai tim dengan rataan usia termuda di Premier League.

Pergi Bukan Pilihan Terbaik

FOTO: SkySports

Namun, banyak juga yang tidak setuju dengan opini Darke. Pelatih Kepala Inggris Gareth Southgate adalah salah satunya. Menurut Southgate, kondisi Foden memanglah tidak mudah. Tapi, ini mungkin yang terbaik baginya.

“Setiap hari, Foden berlatih bersama pemain-pemain kelas dunia. Dia masih muda dan belum benar-benar matang. Secara fisik, dirinya masih akan berkembang dan terkadang itu membuat dia tidak dapat terburu-buru dimainkan,” kata Southgate.

Bedasarkan laporan Times (via Daily Mail), orang-orang terdekat Foden juga merasa bahwa bertahan di Manchester City merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, pergi menjalani masa pinjaman justru dapat merusak perkembangannya sebagai pemain. Mantan pemain tim nasional Inggris juga setuju dengan opini ini.

“Kenyataannya, jika ia pergi ke luar belum tentu dirinya bisa bermain seperti Jadon Sancho atau Mount. Bertahan di Manchester City adalah pilihan terbaiknya. Dengan begitu, dirinya tahu apa perannya di tim asuhan Guardiola,” kata Murphy.

Kasus Foden ini memang hal langka. Pada satu sisi, semua pihak sadar bahwa Foden merupakan talenta kelas dunia. FourFourTwo bahkan menyebut Foden sebagai pemain yang akan bersinar di 2019/2020. Tapi di sisi lainnya, keluar dari Manchester City sebagai pinjaman bukanlah pilihan bijak. Apalagi ketika mereka diasuh Guardiola.

Guardiola adalah sosok yang tahu betul pemain yang ia inginkan. Bagaimana karakter mereka, apa tugasnya di atas lapangan, dan proyeksi masa depan setiap nama tersebut. Kenyataannya, sehebat apapun seorang pemain, jika ia tak sesuai dengan visi Guardiola, nakhoda asal Spanyol tersebut akan tega melepasnya. Sebuah sistem yang dipelajarinya ketika masih bersama Barcelona.

Barcelona pernah melepas pemain seperti Mikel Arteta karena tidak sesuai harapan klub. Guardiola membuang Joe Hart karena tidak sesuai dengan harapannya. Padahal kedua pemain itu diakui sebagai talenta besar ketika dilepas oleh masing-masing pihak.

Apabila Foden ingin besar di Manchester City, pergi sebagai pemain pinjaman bukanlah opsi baginya. Sekalipun menit main yang didapatnya di Etihad Stadium sangat minim, ini adalah pilihan terbaik.