Paris Saint-Germain (PSG) resmi memperpanjang kontrak bek kanan mereka, Colin Dagba hingga 2024. Pemain kelahiran 6 September 1998 itu mungkin baru bermain empat kali dari sembilan pekan Ligue 1 2019/2020. Merumput kurang dari 300 menit untuk Les Parisien hingga 8 Oktober 2019. Namun bukan berarti dirinya tidak punya masa depan cerah. Dagba justru salah satu pemain muda terbaik PSG saat ini.
Nama Dagba pertama muncul pada Juni 2016. Ketika itu, Dagba yang baru berusia 17 tahun diboyong PSG dari klub divisi tujuh US Bologne B. Tim cadangan dari peserta divisi tiga Prancis, US Bologne. Pada awalnya, Dagba datang hanya untuk menjadi pelapis Alec Georgen di PSG B. Namun, nasib berkata lain. Ia justru dilihat sebagai sosok yang lebih menonjol di tim cadangan PSG.
Bukan hanya lebih menonjol dibanding Georgen. Tapi dari seluruh pemain yang ada di tim cadangan, ia tercatat sebagai salah satu pemain terbaik PSG. Namanya disodorkan menjadi pemain muda yang siap membela tim utama bersama Yacine Adli, Claudio Gomes, dan Timothy Weah.
Weah hengkang ke Lille OSC, Gomes ditarik Manchester City ke Inggris, sementara Adli menukar kostum PSG untuk Bordeaux. Pada akhirnya tinggal Dagba sendiri yang bertahan di Paris. Thomas Tuchel pun tak ragu memberikan kesempatan kepada pemain keturunan Benin tersebut.
Sama seperti bagaimana dirinya mengorbitkan Metehan Güclü dan Stanley Nsoki saat dibutuhkan. “Saya ingat saat itu Dani Alves sedang cedera. Sementara Thomas Meunier baru pulang dari Piala Dunia 2018. Pelatih [Tuchel] kemudian memberikan saya kesempatan,” buka Dagba.
“Kemudian saya harus absen karena cedera, tapi pelatih kembali memberi saya kesempatan saat kami bertemu dengan Manchester United. Sejak saat itu saya beberapa kali masuk menjadi pilihan utama. Ia [Tuchel] memperlihatkan kepercayaan kepada saya. Saya hanya berusaha untuk membayar kepercayaan tersebut di setiap kesempatan,” lanjutnya.
“Saya tidak percaya akan mendapatkan kesempatan secepat itu. Tapi hal yang bisa saya lakukan hanya memaksimalkannya dengan sebaik mungkin,” aku Dagba. Cepatnya Dagba naik ke tim senior PSG juga membuat agennya terkejut.
“Tuchel sangat menyukai Dagba. Saya juga kaget ketika dirinya sering main di tim senior. Pasalnya waktu Unai Emery masih menangani PSG, ia mungkin hanya berlatih empat atau lima kali bersama tim senior,” kata Sang Agen Patrick Glanz.
Dipantau Southampton dan Celtic
FOTO: PSG
Namun, Tuchel memang senang dengan permainan Dagba. Menurutnya, Dagba adalah pemain yang bisa ia andalkan. “Saya tidak tahu apakah perkataan ini layak untuk diucapkan secara terbuka atau tidak. Dagba merupakan sosok yang luar biasa. Saya sangat berhati-hati saat memilih dirinya karena ancaman cedera. Tetapi, dia adalah pemain yang pintar, bisa membaca permainan memiliki mental positif,” puji Tuchel.
Meski memiliki deretan pemain bintang, PSG juga memang dimodali dengan pemuda-pemuda penuh talenta. Menurut Tuchel, jika pemain itu memang layak membela tim utama. Usia bukanlah masalah. “Pemain-pemain muda yang telah ikut bersama kami di pra-musim terlihat layak untuk membela tim utama. Mereka masih berkembang dan akan terus demikian. Namun mereka siap untuk ada di bersama tim senior,” kata Tuchel.
Bisa bermain di sisi kiri ataupun kanan, Dagba dikenal sebagai bek sayap yang aktif membantu serangan. Ia memiliki kecapatan, stamina tinggi, dan umpan-umpan akurat. Dengan modal ini, talenta Dagba pun mulai diincar oleh beberapa kesebelasan lain. Celtic dan Southampton disebut mulai memantau Dagba.
Akan tetapi karena kepercayaan Tuchel kepada dirinya, Dagba pun memilih untuk bertahan di PSG. Apalagi setelah Dani Alves pulang kampung ke Brasil. Saingan Dagba di sisi kanan pertahanan tinggal Meunier seorang.
PSG dan Dagba Tidak Memiliki Beban
FOTO: PSG
Kontrak baru yang mengunci jasanya hingga 2024 mungkin tidak akan menahan dia selama itu di Paris. Melihat catatan pemain-pemain muda yang pernah diorbitikan oleh PSG, sangat jarang mereka tahan lama di Parc des Princes. Weah, Nkuku, Adli, Jean-Kévin Augustin, Nsoki, semuanya tak pernah menjadi pilihan utama PSG sebelum meninggalkan Kota Paris. Hanya Presnel Kimpembe yang menjadi anomali.
Akan tetapi, Dagba mungkin akan mengubah narasi tersebut. Kontrak yang disodorkan kepadanya juga bisa menjadi senjata untuk PSG mengikat jasa Dagba hingga harganya melambung tinggi. Lebih tinggi dari apa yang bisa ditawarkan oleh Southampton dan Celtic.
Jika tidak, sisi kanan PSG akan aman untuk waktu yang lama. Tidak ada yang dirugikan dari kontrak baru Dagba tersebut. Apapun yang terjadi, masa depan Dagba terlihat cerah. Setidaknya untuk saat ini.
Beban bukan ada di Dagba atau PSG. Beban saat ini ada di pundak tim nasional Prancis. Meski Dagba memiliki catatan bermain untuk Prancis U21, dirinya belum dipanggil ke tim senior. Jika Prancis tidak cepat-cepat memberikannya kesempatan, bukan tidak mungkin Benin datang dan memanggil Dagba.