Nama Ajax Amsterdam tentu sudah tidak asing lagi di kalangan para pecinta sepakbola. Ajax merupakan salah satu klub terkuat di Belanda dan juga disegani klub-klub besar Eropa.
Hal itu bukan tanpa alasan. Pasalnya Ajax adalah salah satu dari empat klub yang pernah memenangi tiga gelar utama Eropa, masing-masing adalah Liga Champions 4 kali, Piala Winners dan Piala UEFA. Di kompetisi domestik, Ajax sendiri juga tidak dianggap remeh. Bahkan klub ini merupakan salah satu peraih juara Liga Belanda (Eredivisie) terbanyak yakni 33 kali.
Kesuksesan tersebut ditambah lagi dengan kemampuan Ajax untuk mencetak bakat-bakat muda menjadi bintang di masa depan. Selain punya sumber daya manusia yang berkualitas, mereka juga mengedepankan sarana dan prasarana terbaik yang ada untuk menunjang kebutuhan mereka. Hal inilah yang membuat banyak klub tertarik untuk mengajak klub asal negeri kincir angina tersebut untuk bekerja sama. Tak terkecuali dengan klub asal China, Guangzhou R&F FC.
Guangzhou R&F merupakan salah satu kesebelasan terpandang, Mereka pun pernah mengontrak pelatih bernama besar, Sven-Goran Eriksson. Beberapa waktu ini, mereka dikabarkan tengah melakukan penawaran kerja sama dengan Ajax. Dalam hal ini, Guangzhou ingin mengembangkan akademi sepakbola mereka. Mereka ingin timnya dan negaranya lolos dan menjuarai kejuaraan tingkat dunia seperti yang dilakukan Ajax.
Lantas mengapa Ajax?
Guangzhou sendiri sudah memperhitungkan hal ini, termasuk soal latar belakang Ajax yang mampu menghasilkan pemain-pemain berbakat kelas dunia seperti Frank Rijkaard, Aron Winter, Dennis Bergkamp, hingga Marco van Basten. Ini yang nantinya akan meningkatkan nilai transfer dan menambahkan keuntungan secara finansial juga bagi tim. Bahkan saat ini Ajax juga memiliki para pemain muda yang siap dibajak klub besar Eropa, sebut saja Kasper Dolberg, Justin Kluivert, sampai Matthijs de Ligt.
Tak main-main Guangzhou R&F sendiri harus rela menggelontorkan dana yang sangat besar untuk bisa memperoleh kerja sama dengan Ajax yakni sekitar 10 juta Euro atau jika dirupiahkan sebesar 161 miliar. Hal ini juga menjadi sorotan secara luas masyrakat China dan hal ini dinilai sangat positif oleh Asosiasi Sepakbola China (CFA) serta mendapat dukungan penuh dari pemerintah, untuk bisa mengembangkan sepakbola di negaranya.
Ajax Amsterdam sendiri juga merespons baik kerja sama ini. Lewat CEO mereka, Edwin van der Sar, mengatakan bahwa ini adalah awal kerja sama yang baik antara kedua tim dan tidak akan menguntungkan satu pihak saja.
Pernyataan ini pun langsung disambut Wakil Presiden Guangzhou R&F, Nicky Wong. Ia mengatakan Ajax merupakan akademi sepak bola terbaik di dunia dan cocok dengan gaya bermain sepakbola Tiongkok. “Saya punya kepercayaan diri besar terhadap jalinan kerja sama ini,” ujar Wong.
Guangzhou R&F sendiri hanya mampu finis di posisi kelima klasemen akhir Liga Super China (CSL) musim 2017. Saat ini mereka diarsiteki oleh Dragan Stojkovic. Meski begitu klub ini menaruh harapan besar, agar mereka mampu memenangkan kompetisi musim depan dengan meraih hasil terbaik serta dengan adanya kerja sama ini dapat meningkatkan dan mengembangkan sepakbola China, selain itu bisa mencetak pemain muda berbakat dalam lima tahun ke depan.
Sekarang hanya publik yang bisa menilai dan menunggu apakah kontrak kerja sama selama lima tahun kedepan ini dapat memberikan dampak positif bagi kedua tim tersebut atau malah sebaliknya.