Gelandang muda potensial milik Manchester City, Phil Foden, sedang berjuang untuk mendapat waktu bermain reguler di musim ini. Namun, dengan masih terdapat banyaknya “batu penghalang”, pada akhirnya harus membuat pemain asal Inggris tersebut merasa sulit dalam mengambil peran di tim utama pasukan The Citizen.
Oleh sebab itu, tampaknya Phil Foden perlu mencari cara dengan –setidaknya– mengikuti hal apa saja yang pernah dilakukan para seniornya ketika mendapat situasi yang sama seperti yang ia rasakan saat ini. Karena dengan begitu, ia bisa lebih mudah untuk mengukur dan menilai seberapa pantas dirinya mulai mendapat tempat serta peran di tim utama City.
Di satu sisi, nama Phil Foden sendiri saat ini berhasil masuk nominasi penghargaan FIFA Golden Boy setelah ia menampilkan beberapa penampilan yang sempurna untuk Manchester City dalam satu tahun terakhir. Gambaran situasi Foden ini, tentu saja, bisa dibilang lumayan mirip seperti Raheem Sterling yang bahkan pernah memenangkan penghargaan itu pada tahun 2014.
Semua orang pasti tahu perkembangan Sterling dalam lima tahun sejak meraih pengharagaan itu. Dari penampilannya, tekadnya, dan bahkan sampai bentuknya, ia sudah membuktikan kalau dirinya memang merupakan salah satu pemain yang terbaik di dunia. Tahun lalu saja, Sterling mencatatkan 17 gol dalam 34 penampilan Premier League, dan penampilannya yang apik seperti itu masih terus berlanjut dalam tujuh pertandingan pembuka di liga musim ini –dengan catatan enam gol.
Pada intinya, hingga saat ini, sudah tidak diragukan lagi kalau Sterling memang sudah menjadi bintang sepakbola, dan ia merupakan role model yang sempurna untuk Foden. Bagaimana tidak, Sterling berhasil membuat debutnya untuk tim utama Liverpool pada usia 18 tahun, dan usia ini merupakan kisaran usia yang sama dengan Foden saat ia memulai debutnya untuk City –meskipun sebenarnya Foden melakukan debutnya pada usia 17 tahun.
Setelah debutnya itu, Sterling sempat mengalami sedikit hambatan setelah hanya mampu membuat dua penampilan Premier League bersama Liverpool pada musim 2011/12, dan sekali lagi, situasi ini mirip seperti Foden yang mulai menemukan peluang bermainnya sulit didapat di bawah Guardiola. Ya, Foden sendiri baru bermain 101 menit musim ini, dan oleh karena itu, pemain berusia 19 tahun ini harus segera mengingatkan dirinya sendiri kalau ia bisa belajar dari jalan Sterling untuk bisa terus tumbuh dan kembali mendapat tempat reguler di tim utama.
Jika kembali berkaca pada perjalanan karier Raheem Sterling, butuh dua tahun baginya untuk memenangkan penghargaan FIFA Golden Boy, dan meskipun telah memenangkan penghargaan itu di Liverpool, Sterling kemudian memutuskan pindah untuk bergabung dengan City pada 2015 dengan biaya 49 juta paun. Tujuan Sterling pergi dari Anfield adalah untuk mencari trofi, dan di aspek inilah, Phil Foden memiliki keunggulan yang tidak dimiliki Sterling.
Di aspek lainnya, Foden berhasil masuk nominasi penghargaan FIFA Golden Boy pada usia 18 tahun, usia yang sedikit lebih muda dari Sterling ketika ia dinominasikan untuk penghargaan bergengsi tersebut. Selain itu, meskipun Foden memiliki jumlah waktu bermain yang lebih sedikit daripada Sterling ketika ia memenangkan penghargaan itu, akan tetapi nilai plus Foden lebih tampak jelas karena terletak pada keunggulan yang sangat baik saat ia diberikan kesempatan untuk bermain.
Perlu juga dicatat bahwa Sterling harus pindah klub terlebih dahulu untuk mencari torfi, sedangkan Foden sudah bermain di bawah manajer terbaik di dunia dan meraih medali Premier League sejak usianya masih sangat muda. Di bawah pengawasan Pep Guardiola, tidak ada keraguan kalau Foden pada akhirnya akan mendapatkan kesempatan untuk bermain regular di tim utama City.
Yang jelas, itu semua akan tergantung pada rencana dan keputusan Guardiola. Karena, jika manajer asal Spanyol itu sudah mulai memfokuskan keputusannya untuk membantu Foden agar dapat berkembang seperti yang pernah dilakukan Sterling, Manchester City sekali lagi akan memiliki bintang sepakbola terbaik di dalam skuat mereka.