Football Manager memiliki basis data yang begitu luas dan komprehensif. Awalnya, tentu saja, data ini digunakan untuk membikin permainan tambah menarik. Soalnya, dengan data yang digunakan semirip mungkin dengan di dunia nyata, ini membuat gim pun terasa lebih real.
Ternyata, Football Manager pun digunakan oleh sejumlah kesebelasan sebagai basis data pemantauan pemain. Hal ini pun diakui oleh Direktur Sports Interactive, Miles Jacobson. Menurutnya, perusahaannya kini secara rutin berkomunikasi dengan sejumlah klub yang mereka fasilitasi data dengan cara yang berbeda.
“Kami pernah bilang bertahun-tahun lalu kalau kami harus berhenti memandang diri kami sebagai perusahaan gim, dan kami harus berpikir sebagai perusahaan sepakbola,” kata Jacobson menjelaskan.
Tim pantau (scouts) yang dimiliki Football Manager amat bisa diandalkan ketika menyajikan data bagi pemain U-23 atau U-12. Mereka pun menganalisis seberapa bagus para pemain tersebut di masa depan.
“Sejumlah klub akan memanfaatkan semua, keseluruhan basis data. Banyak dari mereka yang menggunkannya untuk membangun basis data mereka sendiri, tapi kami adalah awalannya,” kata Jacobson.
“Klub lain menelepon kami soal seorang pemain yang direkomendasikan agennya, untuk memastikan apakan layak mereka terbang ke Cile untuk menonton mereka.”
Salah satu informasi yang paling dicari adalah soal riwayat cedera pemain sebelumnya. Ini menjadi kunci bagi klub sebelum melakukan pemeriksaan medis pada pemain baru mereka.
“Sejarah cedera adalah sesuatu yang sangat sulit bagi klub untuk dijangkau,” kata Jacobson.
“Mereka akan merujuk ke database secara langsung atau menghubungi kami dan bertanya: ‘Orang ini mengalami cedera dan dia tak main selama periode ini, apakah Anda tahu apa yang cedera itu?’ Atau bahkan: ‘Kami tidak dapat menemukan informasi tentang pemain ini, apakah ia pernah cedera?”
Cara Klub Menggunakan Basis Data Football Manager
Jumlah tim pantau (scout) yang dimiliki Football Manager jelas lebih banyak ketimbang yang dimiliki klub, bahkan klub papan atas sekalipun. Lokasi dari tim pantau ini ada di hampir penjuru dunia. Ini yang membuat basis dara Football Manager begitu lengkap dan bisa diandalkan.
Analisis yang dikeluarkan tim pantau pada setiap pemain terbilang komprehensif dan menyeluruh. Data di dunia virtual punya tingkat kepercayaan yang tinggi dengan di dunia nyata. Apalagi, ada data keras yang mudah untuk diakses macam usia hingga tinggi badan.
Analis data di klub biasanya membandingkan pemain bidikan mereka dengan pemain yang ada di klub. Ini dilakukan sebelum membuat keputusan apakah klub akan mengirimkan pemandu bakat mereka untuk memantau secara langsung.
Paul Edward Collyer dan Oliver Charles Collyer awalnya hanyalah dua pemuda yang bosan. Mereka mencari cara untuk membuat hiburan di sekolah. Hingga akhirnya terciptalah Championship Manager.
“Dulu, itu hanyalah hobi buat dua orang kakak-beradik yang tinggal di pinggiran Shropshire yang menyukai sepakbola dan mengetahui kalau komputer di rumah mereka lebih menarik ketimbang memberi makan kambing,” kata Ov kepada BBC Sport.
“Fakta bahwa orang-orang menggunakan apa yang awalnya sebagai gim, dan tentu saja FM masih berupa gim, sebagai sumber yang serius amatlah fantastis, dan menunjukkan soal kualitas dan dedikasi tim research yang kami bentuk bertahun-tahun.”
“Tapi jangan pernah meremehkan pengetahuan banyak fans sepakbola yang taat mengikuti tim mereka. Dengan memanfaatkan keahlian itu, memiliki banyak kontributor per tim, seharusnya tidak terlalu mengejutkan kalau hasilnya adalah sumber daya yang berharga.”
Berkat Football Manager, Paul dan Oliver mendapatkan pengahrgaan dari Kerajaan Inggris berupa gelar kehormatan Member of the Order of the British Empire, dalam penganugerahan di Malam Tahun Baru 2010, atas jasa mereka pada industri video gim.