Zinedine Zidane merupakan salah satu pesepakbola paling hebat sejagat. Bukan cuma cemerlang di level klub, karier Zidane di timnas juga mengilap. Dari banyak pertandingan internasional yang pernah ia lakoni, salah satu yang paling membekas tentu di final Piala Dunia 2006. Itu bukan cuma menjadi akhir kariernya di timnas, tapi juga titik terendahnya.
Insiden pada menit ke-110 itu menjadi pil pahit di akhir perjalanan karir Zizou. Selain gagal membawa Prancis meraih trofi, ada insiden di mana Zidane diusir wasit. Alasannya? Karena ia menanduk Marco Materazzi. Dua tahun berselang, Zidane mengungkapkan kalau bek Italia tersebut memprovokasinya lewat kata-kata tidak pantas yang diduga menyinggung ibunya.
“Semua bermula saat Materazzi memegang baju saya dan saya minta ia hentikan hal itu. Lalu saya katakan jika inginkan baju saya, saya akan berikan setelah pertandingan. Lalu yang terjadi adalah dia menghina saya dengan kata-kata tidak pantas yang menyinggung ibu dan adik saya. Saya coba abaikan tapi kemudian saya menghampirinya dan semua (tandukan) itu terjadi begitu cepat,” kata Zidane dilansir BBC kala itu.
Di sisi lain Materazzi sempat menolak tuduhan tersebut meski ia mengakui sempat berbicara kata-kata kasar kepadanya. Ia juga menegaskan tak pernah menyebut Zidane dengan sebutan teroris dan menghina ibunya seperti yang diberitakan.
“Apa yang saya katakan mungkin bukan hal yang baik, namun itu tidak ada bedanya dengan omongan sampah di level sepak bola manapun, dari halaman sekolah sampai final Piala Dunia. Saya yakin ia pernah mendengar yang lebih buruk berulang-ulang kali,” klaim Materazzi.
Lebih lanjut menurut Materazzi, Zidane bersikap provokatif saat ia hanya memegangi bajunya. Zidane terus-terusan bicara kalau Materazzi menginginkan bajunya. Ini yang membuat mantan pemain Inter Milan tersebut mengeluarkan kata-kata tidak pantas, meski pada kahirnya ia menyesal.
Dalam wawancaranya dengan Telefoot pada September 2017 lalu, Zidane juga mengungkapkan bahwa drinya tidak bangga dengan apa yang telah ia lakukan. Namun, ia tak pernah menyesal. Soalnya, apa yang dilakukan Materazzi dianggapnya sebagai penghinaan terhadap keluarga yang sangat ia cintai.
Hingga kini, belum diketahui apakah keduanya sudah saling memaafkan setelah pertandingan tersebut. Materazzi sendiri berharap hubungannya dengan Zidane bisa membaik. Ia juga siap memaafkan Zidane jika ia meminta maaf secara langsung.
Entah bagaimana perang dingin antara Materazzi dengan Zidane akan berakhir, namun yang jelas kesimpulan yang bisa diambil dari insiden ini ada provokasi sekecil apapun dapat menciptakan masalah yang lebih besar.
Tentang Zinedine Zidane
Zinedine Yazid Zidane atau yang didunia sepakbola terkenal dan populer dengan nama Zizou ini merupakan mantan pemain sepakbola Perancis keturunan Aljazair. Zidane memulai karier profesional sebagai pemain utama di AS Cannes pada 1989.
Permainan apik yang selalu ia tunjukkan membuat banyak tim Ligue 1 saat itu kepincut untuk bisa memboyong dirinya, tak terkecuali dengan tim raksasa perancis saat itu, Bordeaux.
Setelah pada 1992 Bordeaux berhasil menggaet sang incaran, Zizou langsung tumbuh menjadi seorang playmaker tangguh di timnya. Kemampuan dalam menggirng bola, memberikan umpan, mempertahankan bola, serta aksi individu melewati pemain lawan sampai mencetak gol banyak diakui publik. Namun sayangnya, kehadiran Zizou di Bordeaux tak bertahan lama karena pada 1996 Juventus yang berhasil memboyongnya.
Salah satu tujuan Zidane hengkang adalah untuk bisa merasakan atmosfer juara Liga Champions karena kompetisi tersebut juga baru saja dimenangi Bianconeri pada 1995/1996. Namun, keadaan masih belum berpihak kepadanya karena pada final Liga Champions kalah dari Borussia Dortmund.
Meski akhirnya pada musim 1997/1998 Juventus mampu menyabet kembali gelar Championsnya namun zizou sendiri berpikir masih belum berjodoh dengan Liga Champions hingga pada 2001 ia menerima pinangan klub raksasa Spanyol, Real Madrid ,yang harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan jasa darinya yakni sekitar 77,5 juta euro atau jika dirupiahkan sekitar 1,14 triliun.
Tak butuh waktu lama untuk memenuhi hasratnya karna pada musim pertama zizou langsung berhasil menyabet gelar Liga Champions tersebut dan dirinya kala itu menjadi penentu kemenangan.