Lionel Messi adalah salah satu pesepakbola terhebat yang pernah ada. Siapa sangka kalau sebuah penyakit hampir merenggut cita-citanya sebagai pesepakbola.
Messi lahir pada 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya, Jorge, adalah manajer di sebuah pabrik baja, sementara ibunya, Celia Cuccittini, bekerja di tempat pembuatan magnet.
Messi sudah bermain bola pada usia tahun. Ia bergabung dengan tim lokal, Grandoli, dan dilatih langsung oleh ayahnya. Di usia enam tahun, Messi bergabung dengan tim pujaannya, Newell’s Old Boy. Bakatnya sudah terlihat di tim “The Machine of ’87” di mana ia mencetak hampir 500 gol.
Tim “The Machine of ’87” beranggotakan para pemain muda kelahiran 1987. Mereka semua kompak dan hebat, nyaris tak terkalahkan. Tim ini pula yang dipilih Newell’s untuk menghibur para penonton di jeda turun minum. Mereka melakukan trik dengan bola saat bermain di kandang.
Akan tetapi, pada usia 10 tahun, Messi didiagnosis mengalami kekurangan hormon pertumbuhan. Akibatnya, pertumbuhannya menjadi terhambat, dan posturnya lebih pendek ketimbang rekan-rekannya yang lain. Cara penangannannya sudah ditemukan, tapi mahal betul harganya.
Setiap bulan, perawatannya diperlukan sekitar 1000 USD atau setara dengan 15 juta rupiah. Awalnya, perawatan ini berasal dari asuransi sang ayah. Namun, pihak asuransi hanya menanggung selama dua bulan. Pihak Newell’s kemudian menyanggupi untuk membantu biaya perawatan, meski tak pernah terjadi.
Pada September 2000, Messi dikirim ke Catalonia karena ada keluarganya yang tinggal di sana. Tujuannya satu: menjajal trial dengan Barcelona.
Hari Minggu, 17 September 2000, Messi tiba di Bandara El Prat, Barcelona. Ia terbang bersama ayahnya dan Fabian Soldini. Di El Prat, sudah menanti Horacio Gagglioli yang merupakan rekan kerja Soldini. Soldini, Gagglioli, sang super agen, Josep Maria Minguella, yang mempersiapkan trial buat Messi di Barcelona.
Baca juga: Josep Maria Minguella, Agen Super yang Dilupakan
Tentu tak mudah membuat trial di Barcelona. Apalagi, anak yang akan trial berasal dari tempat yang jauh di sana. Akan tetapi, koneksi Minguella-lah yang memudahkannya. Ia langsung meyakinkan Direktur Teknik Barcelona, Carles “Charly” Rexach, untuk segera mengontrak Messi.
Mengapa Rexach mau mendengar saran Minguella? Karena sang agen menyebut bahwa Messi mirip betul dengan Diego Maradona. Mengapa Rexach percaya? Karena Minguella yang membawa Maradona ke Barcelona.
Keesokan harinya, Messi berlatih bersama tim muda Barcelona. Ada Cesc Fabregas dan Gerard Pique di sana. Sid Lowe di The Guardian menulis, “Di ruang ganti, mereka melihat Messi dan tak percaya betapa kecilnya ia saat itu; di lapangan, mereka melihat Messi dan tak percaya betapa bagusnya ia.”
Karena Rexach tengah berada di Sydney untuk menghadiri pertandingan olimpiade, masa tinggal Messi diperpanjang. Pada awal Oktober, dibuat sebuah pertandingan agar tim teknik Barcelona bisa menyaksikannya.
Rexach yang hadir terlambat menonton di dua tempat: di belakang gawang dan di bangku cadangan. Setelah tujuh atau delapan menit tekadnya bulat: Messi harus direkrut.
“Kami harus mengontrak anak ini sekarang juga. Setelah dua menit, aku sudah tahu. Semua orang juga akan mengatakan hal yang sama,” tutur Rexach.
Sejak saat itu, Rexach sudah punya tujuan jelas yakni mengontrak Lionel Messi. Ia tahu bahwa anak itu akan menjadi masa depan Barcelona.
Sumber: The Guardian.