Mantan pemain belakang Inter Milan, Ivan Cordoba, menyindir Manchester United yang berani melepas Romelu Lukaku pada musim panas lalu. Pria asal Kolombia ini merasa Setan Merah tidak paham cara memaksimalkan potensi seorang pemain terutama ketika berada dalam musim yang sangat buruk.
“Lukaku adalah pemain yang luar biasa. United tidak paham potensi dari seorang pemain dan musim terakhirnya berjalan buruk. Menurut saya, Lukaku membuktikan semua orang menjadi juara. Dia punya tekad dan Premier League meningkatkan kemampuannya. Dia adalah pemimpin yang positif di ruang ganti,” kata pahlawan Kolombia pada Copa America 2001 ini.
“Sayang sekali United menjualnya, tapi saya senang bahwa Inter membelinya. Antonio Conte sangat berpengaruh dalam penampilannya bersama Inter.”
Komentar Cordoba ini jelas memantik perdebatan bahkan cenderung emosi dari suporter Manchester United. Khususnya soal perilaku si pemain jelang kepindahannya ke Inter Milan. Berlatih bersama Anderlecht dan malas-malasan ketika pra-musim menjadi bukti betapa tidak profesionalnya sikap seorang Lukaku.
Lukaku sendiri sudah menegaskan kalau kepindahannya dari United berlangsung baik. Ia cerita tentang upaya Solskjaer yang ingin mempertahankan dia. Namun di sisi lain, Lukaku ingin merasakan tantangan baru dan tempatnya sudah diambil alih oleh Marcus Rashford. Ketika keduanya sudah tidak lagi berjodoh, maka melepas salah satu diantara keduanya adalah pilihan yang tepat.
Ucapan Cordoba memang tidak salah. United hanya memakai tenaga Lukaku selama dua musim saja. Dalam rentang waktu tersebut, ada 42 gol yang ia buat dari 96 pertandingan. Jumlah ini cukup banyak untuk ukuran seorang striker. Bahkan jauh lebih baik dari catatannya dalam dua musim pertama bersama Everton.
United pun merasakan dampak dari kehilangan Lukaku pada awal musim lalu. Berkali-kali Rashford dan Martial belum bisa menjadi seorang pencetak gol yang konsisten. Mason Greenwood juga masih terlalu muda. Saat mereka mulai menemukan pengganti sementara dalam diri Odion Ighalo, pandemi menghentikan laju gol striker Nigeria tersebut.
Namun, Lukaku memiliki masalah besar yaitu teknik permainannya yang kurang mumpuni. Terutama soal first touch. Kontrol bola Lukaku menjadi olok-olok di dunia maya. Hal ini semakin terlihat jelas justru ketika membela United. Inilah yang membuat catatan golnya tertutup oleh aksi-aksi dia ketika salah menguasai bola atau membuang-buang peluang.
“Lukaku adalah pemain yang kuat, namun jangan harap ada kemampuan teknikal dari dia. Saya pernah menawarkan taruhan kepada dia. Saya akan berikan 50 paun tiap kali dirinya melakukan setuhan pertama dengan baik. Dia menolak, mungkin karena takut,” kata Zlatan Ibrahimovic.
Tak ayal, inilah yang membuat Lukaku terus menjadi sasaran kritik orang-orang di luar sana. Sama seperti ketika para orang tua yang menjadi lawan Lukaku di tim junior memilih untuk melihat fisiknya yang berbeda dibanding anak seusianya ketimbang gol-gol yang ia buat. Bahkan tidak menutup kemungkinan ia mencari klub yang bisa menilainya dari gol-golnya bukan dari berapa banyak bola yang lepas dari kakinya.
Beruntung, ia sekarang punya Antonio Conte. Pelatih yang ngotot ingin mendatangkan Lukaku sejak masih menangani Chelsea. Baru di Inter keduanya berjodoh. Meski Lukaku tidak sama dengan striker-striker lain yang pernah bekerja sama dengan Conte, namun Lukaku membuktikan kalau kini ia bangkit bersama mantan pelatih Juventus tersebut.
“Akhirnya saya bekerja dengan Conte, pelatih yang sangat menginginkan saya sejak lama. Inter punya grup yang sangat bagus layaknya di tim nasional. Saya mencetak gol yang bagus dan kami sangat berbahaya saat serangan balik. Kami menunjukkan konsentrasi dan intensitas, serta kami mencetak beberapa gol yang bagus,” kata Lukaku.
Conte paham bagaimana memaksimalkan Lukaku. Terlepas dari kontrol bolanya yang begitu membuat geli, ia tetap dipandang sebagai sosok yang tepat untuk berduet dengan Lautaro Martinez. “Lukaku adalah berlian yang masih perlu diasah. Aku mendengar ia dicaci seperti keledai dan itu adalah anggapan yang salah,” kata Conte. Ini juga yang membuat dia berani melepas Mauro Icardi ke Paris Saint Germain.
Sejauh ini, 23 gol sudah dicetak oleh Lukaku bersama Inter Milan dari 35 pertandingan. 17 diantaranya dibuat di Serie A. Jika tidak ada pandemi, bukan tidak mungkin gol Lukaku akan lebih banyak lagi. Namanya kini bahkan sudah disejajarkan oleh beberapa legenda lain yang pernah mengisi lini depan Inter Milan.
“Di Serie A, jika Anda punya tubuh yang luar biasa dan berlatih dengan sangat baik, Anda dapat menghancurkan pertahanan lawan. Ketika fisiknya 100 persen prima, Romelu Lukaku bagaikan banteng,” kata Vieri.
Beberapa rekor juga sempat ia pecahkan salah satunya menjadi pemain Inter tercepat yang mencetak 20 gol setelah Ronaldo, Adriano, dan Christian Vieri. Sebuah torehan yang sangat baik untuk pemain yang mengaku bukan seorang target man murni.
“Saat ada banyak pergerakan di sekitarku, seperti yang diterapkan Inter dan timnas Belgia, aku bisa melakukan yang terbaik karena saya bisa menciptakan ruang sendiri dan bisa berada pada posisi yang pas untuk mencetak gol,” kata Lukaku kepada Telegraph.
Lukaku baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-27 pada 13 Mei lalu. Ulang tahun yang sangat berkesan karena kini ia sedang berada dalam puncak karier bersama Inter Milan. Ia kini sedang menunggu kapan pandemi ini akan berakhir agar bisa kembali ke lapangan dan mencetak gol lagi untuk Antonio Conte sekaligus membawa Inter Milan kembali ke papan atas. Syukur-syukur bisa memberikan Scudetto untuk Nerazzurri.
“Aku siap memberikan segalanya demi tim. Saya harus meneruskan performa seerti ini dan mencetak lebih banyak gol lagi. Untuk itulah aku di sini dan saya berharap bisa memenangi sesuatu akhir musim nanti,” ujarnya.