Meraih treble winners tentu saja merupakan sebuah kebanggaan besar bagi tiap kesebelasan. Untuk bisa meraihnya, mereka harus memenangi Liga Champions dan dua trofi liga serta piala domestik dalam musim yang sama.
Tidak banyak kesebelasan yang bisa merajai kompetisi negeri sendiri, sekaligus menjadi raja di tingkat Eropa. Sepanjang 62 tahun penyelenggaraan Liga Champions, yang awalnya sempat disebut Piala Champions sebelum berganti nama pada 1992, hingga saat ini baru ada tujuh kesebelasan Eropa yang pernah meraih treble winners.
Berikut 7 kesebelasan peraih treble winners.
-
Glasgow Celtic (1966/1967)
Tim raksasa Skotlandia ini memang hanya salah satu ‘anak bawang’ di kancah Eropa. Namun, mereka pernah berjaya pada era 1960-an, dengan menjuarai Piala Champions 1966/1967; meski itu menjadi satu-satunya trofi UEFA yang pernah diraih Glasgow Celtic di antara lebih dari 100 piala domestik koleksi mereka. Berkat keberhasilan itu, mereka berhak menggondol treble winners dan jadi klub pertama yang meraihnya, usai menjuarai Liga Skotlandia dan Piala Skotlandia di musim yang sama.
Bahkan, tidak hanya tiga, Celtic arahan Jock Stein saat itu total memenangkan empat piala setelah mereka juga keluar sebagai juara Piala Liga Inggris. Klub berjuluk The Hoops ini pun ikut mencatatkan rekor dunia dengan mencetak gol terbanyak dalam satu musim kompetitif pada masa itu, dengan membukukan 196 gol. Di Piala Champions sendiri, mereka sukses mengalahkan tim asal Italia, Inter Milan pada final yang diadakan di Lisbon, Portugal, dan jadi tim Britania pertama yang meraihnya.
-
Ajax Amsterdam (1971/1972)
Treble winners yang diraih jawara Negara Kincir Angin ini mungkin terasa lebih spesial, karena terjadi di negeri sendiri. Ajax Amsterdam sukses menjadi tim kedua yang merebut gelar tersebut setelah menang di final Piala Champions 1971/1972 di Rotterdam, Belanda. Inter lagi-lagi menjadi pesakitan dengan ‘membantu’ sang lawan meraih prestasi besar, setelah dihajar dengan dua gol tanpa balas. Johan Cruyff menjadi aktor utama dalam laga pamungkas itu dengan memborong gol kemenangan.
Musim sebelumnya mereka juga memenangkan trofi yang sama, namun gagal di liga domestik. Tapi, musim berikutnya klub berjuluk de Godenzonen ini akhirnya bisa menyempurnakannya dengan trofi Eredivisie Belanda dan Piala KNVB.
Bahkan, total ada lima piala yang mereka menangkan di musim itu, di bawah asuhan Stefan Kovacs, termasuk Piala Super Eropa dan Piala Interkontinental. Ajax pun tak berhenti sampai di situ, karena kembali menjadi jawara Eropa hingga ketiga kali secara beruntun.
-
PSV Eindhoven (1987/1988)
Sekitar 16 tahun setelah kesuksesan Ajax, giliran tim rival senegaranya yang mengukir prestasi treble winners pada musim 1987/1988. PSV Eindhoven sukses menggantikan posisi musuhnya tersebut yang selama satu dekade mendominasi turnamen.
Klub berjuluk Boeren yang pada masa itu dibesut pelatih legendaris Guus Hiddink ini mengawalinya dengan meraih trofi Eredivisie dan Piala KNVB, sebelum menggondol Piala Champions usai mengalahkan wakil Portugal, Benfica dalam partai final.
Hingga saat ini, itulah satu-satunya trofi elit Eropa yang dimenangkan PSV sepanjang sejarah mereka, setelah 10 tahun sebelumnya juga sempat menjuarai Piala UEFA. Musim berikutnya hingga awal era 1990-an, tim yang pada saat itu dihuni oleh mantan bintang sepakbola Belanda Ronald Koeman ini memang masih menguasai liga domestik. Namun, sejak kesuksesan di musim 1987/1988 itu mereka tidak pernah lagi mampu menembus babak final Piala Champions/Liga Champions sampai saat ini.
-
Manchester United (1998/1999)
Sebagai salah satu klub sepakbola dengan fans terbanyak di dunia, Manchester United pun sudah menyempurnakan prestasi mereka setelah meraih treble winners pada musim 1998/1999. Klub yang dijuluki The Red Devils ini pun tercatat sebagai klub pertama yang merebut gelar tersebut pada era modern Liga Champions, usai berganti merek dari nama Piala Champions di awal musim 1992/1993. Trofi juara kompetisi elit Eropa ini melengkapi trofi Premier League Inggris dan Piala FA di musim itu.
Partai final yang dijalani United pun berlangsung penuh drama. Sang lawan, raksasa Jerman, Bayern Muenchen memimpin 1-0 sejak menit ke-6 hingga menjelang berakhirnya pertandingan. Namun, dewi fortuna memang sedang berpihak kepada skuat tim Setan Merah yang saat itu masih diarahkan Sir Alex Ferguson. Pada masa injury time, mereka berhasil menyarangkan dua gol ke gawang lawan. Kedua gol itu pun dicetak oleh dua pemain pengganti, Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer.