Borussia Dortmund tampaknya pas untuk disebut sebagai tempat pengembangan bakat para pemain muda. Setelah sukses bersama Christian Pulisic, Achraf Hakimi, Giovanni Reyna, Jadon Sancho, dan Erling Haaland, kini Dortmund bersiap untuk mengembangkan satu bakat lagi yaitu Jude Bellingham.
Beberapa waktu lalu, Die Borussen meresmikan perekrutan pemain berusia 17 tahun tersebut. Ia direkrut dengan nilai 25 juta paun dan menjadi pemain berusia 17 tahun termahal sepanjang sejarah. Si pemain sendiri sudah diperkenalkan oleh Dortmund dan akan memakan nomor 22 yang menjadi nomor favoritnya.
“Motivasi utama di balik keputusannya adalah prospek yang dapat kami tawarkan kepadanya. Dia sudah menawarkan kualitas menakjubkan dengan atau bahkan tanpa bola. Serta ia juga memiliki mentalitas yang kuat,” kata Michael Zorc, Direktur Olahraga Dortmund.
Sebuah peningkatan yang cukup pesat dalam karier Jude mengingat ia baru musim ini memperkuat tim utama Birmingham. Namun, catatan empat gol dan tujuh asis sudah cukup membuatnya menarik perhatian klub-klub besar. Dortmund juga mengalahkan United yang dikabarkan berminat kepada Jude.
Keputusan memilih Dortmund juga sangat tepat mengingat rival Schalke 04 ini tidak pandang bulu untuk memberikan kesempatan kepada pemain muda. Sudah banyak pemain Dortmund yang menjadi pemain sukses ketika usianya masih dianggap orang belum cukup matang. Jadon Sancho misalnya, pada usia yang baru 20 tahun ia sudah menjadi pemain penting bagi Dortmund. Inilah yang membuat Jude lebih memilih Dortmund ketimbang Manchester United.
Kemampuan Jude yang bisa bermain di semua posisi lini tengah menjadi alasan mengapa dia begitu diminati oleh klub-klub besar. Ia bahkan memiliki kemampuan menyerang dan bertahan dengan sama baiknya. Meski banyak aspek yang masih jadi kekurangan, namun seiring berjalannya waktu Jude bisa memperbaiki kekurangannya tersebut jika terus mendapatkan kesempatan bermain.
Nomor Punggung yang Menimbulkan Perdebatan
Kabar peresmian Jude oleh Dortmund kemudian diikuti dengan keputusan Birmingham City memensiunkan nomor punggung si pemain yaitu 22. Untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, nomor ini tidak boleh ada yang menggunakan.
Keputusan ini kemudian mengundang perdebatan. Tidak sedikit yang menyebut kalau sikap Birmingham begitu lebay karena Jude sendiri belum memberikan kontribusi apa pun baik itu gelar juara maupun tiket promosi. Lagipula, usia Jude baru 17 tahun yang menandakan kalau dia masih punya masa depan yang panjang. Bisa saja dia menjadi pemain yang gagal dalam kurun waktu tersebut.
Cukup unik memang mengingat beberapa tim besar Eropa juga tidak memensiunkan beberapa nomor punggung meski banyak legenda yang memperkuat nomor tersebut. Sebut saja Manchester United yang tidak memensiunkan nomor tujuh atau Arsenal yang tidak memensiunkan nomor 14 milik Thierry Henry. Namun Birmingham memensiunkan nomor 22 kepunyaan Jude yang membuat keputusan ini dianggap sebagai salah satu yang memalukan dalam sepakbola.
Sah-sah saja orang berkata apa. Namun keputusan tetap ada di tangan Birmingham sendiri selaku mantan klub Jude. Menurut mereka, pemain kelahiran Stourbridge ini adalah pemain yang peduli, rendah hati, dan memiliki pribadi yang pantas menjadi teladan. Terdengar klise, namun mereka menganggap Jude sebagai sosok yang spesial.
Berhasilnya Jude menembus tim inti pada usia 16 tahun dan 38 hari diharapkan bisa menjadi pemantik semangat para pemain muda untuk bisa mengikuti jejak seniornya tersebut. Bukan tidak mungkin kedepannya banyak pemain-pemain muda lain yang bisa menjadi penggawa tim inti seperti Jude. Bahkan tidak tertutup kemungkinan juga rekornya akan patah suatu hari nanti.
Selain itu, Jude pantas disebut sebagai penyelamat Birmingham dari segi keuangan. Jude menjadi penjualan termahal mereka sepanjang sejarah. Catatan ini mengalahkan penjualan Che Adams ke Southampton pada musim panas 2019 lalu. Uang 25 juta paun jelas bukan uang yang sedikit untuk langganan papan bawa Championship seperti Birmingham. Bahkan mereka masih akan mendapat bonus beberapa juta tambahan tergantung penampilan, pencapaian, dan prestasi yang ia raih bersama Dortmund.
Ini pula yang mungkin membuat Jude memilih cepat pindah ke Dortmund ketimbang menunggu tawaran dari klub-klub lain. Saat ini, beberapa klub memang sedang mengalami krisis keuangan akibat pandem virus Corona. Saat pemain seperti Jude dihargai dengan nilai yang cukup besar, maka Birmingham tidak mau menunggu lebih lama lagi dan memanfaatkan kesempatan yang sudah di depan mata.
Rival Aston Villa ini sendiri menjadi salah satu klub yang kena imbas akibat corona. Pemain yang memiliki gaji 6 ribu paun per pekan mendapat potongan hingga 50 persen. Ini semua dilakukan agar klub bisa tetap menjalankan kehidupan mereka sehari-hari. Masalah ini setidaknya bisa sedikit tertutupi oleh penjualan Jude ke Borussia Dortmund.