Kecuali gelar juara, ada dua hal penting yang ditentukan tepat di pekan terakhir Premier League yang berakhir cukup dramatis. Yang pertama adalah pertarungan Chelsea, Manchester United, dan Leicester City, untuk masuk zona Liga Champions, dan yang kedua adalah soal tim yang terdegradasi.
Tensi Tinggi di Zona Degradasi
Sebelum pekan ke-38, Norwich ada di dasar klasemen dengan 21 poin, disusul Bournemouth dengan 31 poin, dan Aston Villa serta Watford dengan 34 poin.
Agar tidak terdegradasi, Watford dan Villa wajib memenangi pertandingan terakhir. Sialnya, lawan Watford adalah Arsenal, sementara lawan Villa adalah West Ham United yang sudah memastikan diri tak terdegradasi.
Di pertandingan yang digelar secara bersamaan pada Minggu malam waktu Indonesia ini, Villa hanya bisa bermain imbang 1-1 dengan West Ham. Hasil seri ini jelas tak memuaskan karena mereka amat mungkin terdegradasi, andai Watford menang dari The Gunners.
Akan tetapi, hal ini tidak terjadi. Di Stadion Emirates, Watford kalah 2-3.
Kekalahan Watford tersebut membuat Villa lolos dari jerat degradasi meski bermain seri. Pasalnya, mereka unggul satu poin dari Watford dan Bournemouth. Padahal, Bournemouth, yang punya peluang lebih kecil untuk bertahan di Premier League, mati-matian menang 3-1 atas Everton di Goodison Park.
Hasil di pekan terakhir ini memastikan tiga tim yang terdegradasi dari Premier League musim 2019/2020 adalah Norwich City, Watford, dan AFC Bournemouth.
Duel Tim Inkonsisten
Leicester City dan Chelsea sebenarnya sudah nyaman di peringkat ketiga dan keempat pada pertengahan musim ini. Rival mereka, Manchester United, masih terlalu jauh untuk mengejar poin mereka.
Akan tetapi, keduanya bermain inkonsisten yang membuat The Red Devils terus mendekat, bahkan sempat berpeluang meninggalkan keduanya. Untungnya, ada kesamaan yang dimiliki ketiga tim ini, yakni inkonsistensi.
United seharusnya sudah bisa memastikan pos di Liga Champions pada pekan ke-35. Kala itu, Chelsea kalah 0-3 dari Sheffield, sementara Leicester kalah 1-4 dari Bournemouth. Lantas, apa yang terjadi pada MU? Mereka hanya bermain imbang 2-2 atas Southampton.
Hal serupa terjadi di pekan ke-37. Chelsea kalah 3-5 dari Liverpool sementara Leicester kalah 0-3 dari Spurs. Bagaimana dengan MU? Ya, MU malah seri 1-1 atas West Ham United.
Ini yang membuat kejar-kejaran di zona Liga Champions musim ini begitu seru, karena tidak ada yang pernah tahu bagaimana hasilnya. Kejar-kejaran ini tambah panas ketika Manchester City memenangi banding di pengadilan arbitrase yang membuat mereka tetap berhak bermain di Liga Champions musim depan. Ini membuat jatah di Liga Champions yang harusnya bisa tiga (minus Liverpool yang juara), berkurang menjadi dua dan diperebutkan oleh tiga kesebelasan.
Di pertandingan terakhir, Chelsea menghadapi Wolverhampton Wanderers, sementara Leicester bertemu dengan United. Wolves berpeluang menggeser Tottenham Hotspur dari peringkat keenam andai menang dari The Blues. Akan tetapi, Chelsea tetap menang 2-0 lewat dua gol di menit akhir tiap babak.
Sementara itu, di King Power Stadium, pertandingan berlangsung alot. United lebih banyak menguasai bola, sementara Leicester mengandalkan serangan balik. Tekel Jonny Evans pun menjadi titik balik pertandingan itu. United mendapatkan penalti dan tak lama, Evans mendapatkan kartu merah. Leicester pun sudah terlambat untuk berupaya menyamakan skor.
Kemenangan Chelsea dan Manchester United membuat mereka menemani Liverpool dan Manchester City ke Liga Champions musim depan.