Westlife adalah Shane Filan, tidak peduli meskipun Brian McFadden cabut dari grup itu. Shane adalah wajah Westlife. Suaranya mendominasi semua lagu Westlife. Sisanya, Mark, Kian, dan Nicky, tak lebih sebagai pengisi harmoni.
Akan tetapi, di antara semua penggawa Westlife, Nicky adalah salah satu yang punya banyak penggemar. Wajahnya mengingatkan publik sepakbola pada sang megabintang: David Beckham.
Suara Nicky tak begitu dominan, kecuali di beberapa lagu seperti Season in the Sun dan You Make Me Feel. Meskipun tidak mendapatkan sorotan atau posisi se-tengah Shane, agaknya Nicky tak pernah menyesali keputusannya berhenti bermain bola dan memilih industri hiburan yang lain.
Mengawali Karier Sepakbola di Leeds United
Nicky memiliki nama lengkap Nicholas Bernard James Adam Byrne, Jr. Ia lahir pada 9 Oktober 1978, di Dublin, Irlandia.
Ia mengawali karier sepakbolanya di Home Farm FC pada usia tujuh tahun. Ia kemudian bergabung dengan St. Kevins Boys di Dublin Utara.
Seiring berjalannya waktu, ia menjadi pemain profesional dan bergabung dengan Leeds United di pos penjaga gawang pada 1995 dengan kontrak selama dua tahun.
Ia merupakan bagian dari skuat yang menjuarai FA Youth Cup pada 1997, salah satu gelar prestisius buat tim muda di Inggris. Dalam skuat tersebut terdapat nama-nama yang disebut-sebut akan menjadi masa depan Leeds seperti Harry Kewell, Jonathan Woodgate, Paul Robinson, dan Alan Smith.
Nicky berkesempatan untuk mendapatkan tempat di tim utama Leeds. Ceritanya, saat itu, kiper cadangan tim utama, Mark Beeney, mendapatkan kartu merah di pertandingan reserve. Ini membuatnya mendapatkan larangan bertanding. Sialnya, Leeds tak punya kiper pengganti.
Ketika itu, Nicky dipanggil Paul Hart dan menyuruhnya menemui Howard Wilkinson yang merupakan pelatih Leeds. Wilkinson lalu bilang begini, “Kami akan bermain menghadapi Southampton pada Kamis malam, dan kamu masuk ke dalam skuad.”
Nicky awalnya berpikir kalau dirinya ada di dalam skuad untuk membuatkan teh, memberishkan sepatu, atau membereskan kostum. Namun, ternyata maksud Wilkinson lain. Ia bertanya apakah Nicky siap jika diturunkan untuk bertanding.
“Aku ingat saat itu benar-benar panik tapi sisi kompetitif dan rasa percaya pada diri sendiri adalah menatap mata sang manajer dan bilang; ‘Tidak, aku baik-baik saja, aku siap,’ sementara batinku berkata; ‘Tidak kau tidak siap,” kata Nicky dikutip dari Balls.ie.
Bangga Bersama Timnas Irlandia
Di level timnas, Nicky juga masuk skuat timnas Irlandia untuk usia U-15 dan U18. Ia satu tim bersama Damien Duff dan Alan Maybury. Debutnya buat timnas Irlandia terjadi saat menghadapi Swiss, di Basel. Irlandia ketika itu menang 4-0.
“Aku ingat perasaan ketika tiba di Swiss dengan baju olahraga Irlandia, warnanya hitam, punya dua strip warna hijau, juga logo dan Opel, dan aku merasa seperti pesepakbola profesional. Di bus dalam perjalanan, di tempat latihan, perasaan bermain untuk Irlandia amatlah besar dan begitu memesonaku,” kata Nicky.
Besarnya rasa cinta Nicky pada Irlandia, ia tunjukkan ketika manggung bersama Westlife. Misalnya, ia menempelkan warna bendera Irlandia pada mic sampai di in-ear monitor. Namun, ada satu momen besar yang tak akan dilupakan Nicky bersama timnas Irlandia.
“Kami main dalam sebuah turnamen di Portugal. Kami menghadapi Portugal dan ada sekitar tiga atau empat ribu penonton, jelas tidak ada orang Irlandia, tapi kami berdiri dan menyanikan lagu kebangsaan. Kami berbalik menghadap bendera dan aku menangis,” tutur Nicky.
Momen itu membuat orang tua Nicky yang ada di rumah berpikir kalau itu akan jadi awal dari karier profesional Nicky. Ia berharap bisa bermain di U-21 dan level senior, “Yang jelas itu tidak terjadi pada akhirnya,” kata Nicky.
Beralih Profesi Menjadi Anggota Westlife
Nicky di Leeds hanya hingga 1997 atau setelah kontrak dua tahunnya habis. Ia sempat berkelana ke sejumlah klub untuk menjalani trial.
Nicky berpikir untuk berhenti main sepakbola. Apalagi ketika di final FA Youth Cup 1997, justru Paul Robinson yang ditunjuk sebagai kiper utama.
“Sungguh mengecewakan tidak menjadi pemain profesional dengan mereka setelah beberapa tahun yang hebat. Aku hanya punya kenangan yang baik, terutama bermain satu tim bersama individu hebat seperti Alan Smith, Ian Harte, Jonathan Woodgate, Harry Kewell, dan lainnya. Aku masih menjaga kontak dengan beberapa dari mereka,” tutur Nicky.
Momen pengubah hidupnya hadir setahun kemudian, ketika ia mengikuti audisi buat boyband di Irlandia. Nicky tidak terlalu asing dengan dunia tarik suara. Soalnya, ayahnya adalah penyanyi dalam sebuah band. Selain mengajarinya sepakbola, sang ayah juga suka mengajaknya ke gigs dan menyiapkan alat-alat untuk manggung.
“Saat sepakbola tak berhasil buatku, aku membeli mesin karaoke. Aku dan ayahku nge-gig suatu malam. Kami menyanyikan Backstreet Boys dan Boyzone. Kami mulai manggung secara reguler dan itu membangun kecintaan dan minatku pada musik. Lalu ada audisi Westlife yang memungkinkanku untuk memasuki karier penuh di bidang musik,” ucap Nicky.
Nicky awalnya diajak dengan Louis Walsh. Bersama empat temannya yang lain, ia diperkenalkan pada Simon Cowell yang kemudian setuju untuk menjadikan mereka boyband.
Di Westlife, segalanya berubah. Ia menjadi idola di seluruh dunia. Namanya meroket ketimbang saat ia menjadi pesepakbola.
Bersama Westlife, ia 25 kali ada di top-ten radio di Inggris. 14 di antaranya mencapai peringkat pertama. Angka yang fantastis ketika melihat jumlah penjualan album Westlife yang mencapai 20,2 juta kopi hanya di Inggris! Sementara di seluruh dunia mencapai 55 juta kopi.
Meski musik sudah mengambil alih jalan karier Nicky, tapi Nicky masih menyaksikan pertandingan sepakbola. Ia adalah penggemar berat Manchester United. Setiap ada waktu, ia datang ke pertandingan kandang MU di Old Trafford.
Andai Nicky masih memaksa untuk menjadi pesepakbola, mungkin wajah Westlife tak akan seperti sekarang. Karena meskipun line-nya terbatas di setiap lagu, tapi Nicky berperan dari sejumlah lagu hits yang dinyanyikan Westlife sebagai pengarang lagu.
Sumber: Yorkshire Evening, Balls.ie,