Sir Alex Ferguson menangani Manchester United dari 1986 hingga 2013. Kariernya bisa lebih singkat andai trofi Piala FA musim 1989/1990 tidak berhasil ia raih. Selama 27 tahun itu, total 13 gelar Premier League dan satu treble berhasil ia persembahkan.
Prestasi Ferguson agaknya menjadi panutan bagi manajer lain yang berkarier di sepakbola. Durasi melatihnya yang begitu panjang di satu klub, juga agaknya sulit disaingini oleh manajer lain.
Cerita berbeda datang dari Leroy Rosenior. Ia adalah mantan striker Fulham yang sepanjang karier sepakbolanya lebih sering berpindah klub. Usai pensiun pada 1998, Rosenior menapaki karier sebagai pelatih. Sebelumnya, ia menjabat sebagai player-manager di Gloucester City selama dua musim.
Capaian Rosenior cukup menarik, karena ia membawa Gloucester ke semifinal FA Trophy. Ia juga hampir membawa Gloucester promosi ke Football Conference.
Dari Gloucester, Rosenior pindah ke tim non-league lainnya, Merthyr Tydfil, sebelum akhirnya menjalani karier yang menarik bersama Torquay United dari Juli 2002 sampai Januari 2006. Pada musim keduanya, ia membawa Torquay promosi ke League One. Namun, kejayaan tersebut hanya bertahan semusim, sebelum kembali terdegradasi ke League Two.
Terdegradasinya Torquay membuat dua pemain terbaik mereka, Alex Russell dan Adebayo Akinfenwa, pindah. Gara-gara ini pula, Torquay jadi kesulitan bersaing. Di pertengahan musim, mereka ada di papan bawah, yang membuat Rosenior mengundurkan diri.
Dari Torquay, Rosenior pindah ke Shrewsbury Town pada Maret 2006, sebagai pelatih tim utama. Ia menjadi asisten Gary Peters yang menjadi manajer klub. Namun, ia bertahan hanya tiga bulan.
Pria kelahiran 24 Agustus 1964 ini kembali menjadi manajer saat menangani Brentford. Akan tetapi, ia hanya bertahan lima bulan karena rangkaian 16 pertandingan tanpa kemenangan. Ia sempat menjadi pelatih timnas Sierra Leone, lagi-lagi untuk durasi yang singkat pada Mei 2007.
10 Menit Bersama Torquay
Pada 17 Mei 2007, Rosenior direkrut kembali oleh mantan klubnya, Torquay United. Ia masuk menggantikan Keith Curle yang kontraknya habis pada akhir Juni. Rosenior punya tugas berat setelah Torquay akhirnya terdegradasi dari Football League, kompetisi sepakbola profesional di Inggris.
“Aku tidak menjanjikan kesuksesan dalam semalam. Aku antusias bisa kembali, dalam beberapa hal aku berharap aku tak pernah pergi. Semuanya berasal dari apa yang terjadi di atas lapangan musim depan,” kata Rosenior dilansir situs resmi klub.
Namun, semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Pemilik Torquay, Mike Bateson, menjual 51 persen sahamnya kepada sebuah konsorsium. Dan hal pertama yang dilakukan pemilik baru tersebut adalah memecat Rosenior dari jabatan sebagai manajer.
Konsorsium ini dikepalai oleh Chris Boyce. Colin Lee, Direktur Sepakbola Torquay, yang juga terlibat dalam konsorsium ini, ingin menjadikan dirinya sebagai manajer klub. Namun, Managing Director Torquay, Debbie Hancox, menyangkal. Ia menyebut kalau Lee tidak termasuk ke dalam konsorsium itu. Debbie juga memastikan Leroy tetap di posisinya.
“Belum ada yang terjadi untuk mengubah posisi Leroy. Dia ditunjuk pada hari Kamis dan klub kemudian menerima tawaran dari konsorsium. Siapa pun pemilik baru nantinya yang memutuskan untuk menunjuk manajer, itu terserah mereka, tetapi jalan masih panjang,” kata Debbie.
Rosenior mungkin merasa tenang dengan klarifikasi Debbie ini. Namun, faktanya tidak demikian, karena sang pemilik baru, memilih mantan asisten Exeter City, Paul Buckle, sebagai manajer baru Torquay.
Durasi selama 10 menit ini menjadi catatan manajaer dengan durasi tersingkat di sepakbola Inggris. Bukan sebuah prestasi yang bisa menyamai Sir Alex Ferguson, tapi sulit buat manajer lain untuk melampaui catatannya ini.