Di era Roman Abramovich, Chelsea kerap merekrut pemain yang menyita perhatian dunia; Mulai dari Andriy Shevchenko, Ashley Cole, Deco, Fernando Torres, Willian, Diego Costa, Pedro, Alvaro Morata, sampai Raheem Sterling.
Sebelum era Abramovich, Chelsea sebenarnya sudah royal membeli pemain top. Seperti Emmanuel Petit, Jimmy Floyd Hasselbaink, sampai Gianfranco Zola.
Saat Abramovich datang pada 2003, Claudio Ranieri dengan leluasa mendatangkan pemain tanpa perlu melihat harga mereka. Jadilah musim 2003/2004 menjadi musim terboros The Blues dengan pengeluaran mencapai 170 juta euro. Angka ini lebih besar ketimbang 5 musim Chelsea di bursa transfer kalau digabungkan.
Di musim tersebut, Chelsea merekrut 13 pemain dengan Damien Duff menjadi yang termahal dengan 17 juta paun. Sementara Hernan Crespo, Claude Makelele, Adrian Mutu, Juan Sebastian Veron, dan Scott Parker dihargai masing-masing 10 juta paun.
Kalau menghitung dengan inflasi mata uang, angka ini setara dengan 200 juta paun di era ini. Namun, kalau menambahkan inflasi harga pemain, diperkirakan mencapai 600 juta paun dalam satu bursa transfer!
Mengutip dari Planetfootball, pada tulisan ini kami akan memberikan daftar 10 pemain yang dibeli Chelsea sebelum Roman Abramovich memompakan uang Rusia-nya ke klub.
Winston Bogarde
Bogarde mencapai kejayaannya ketika memperkuat Ajax Amsterdam. Ia meraih dua gelar Eredivisie dan satu Liga Champions.
Chelsea merekrut Bogarde dari Barcelona dengan status bebas transfer. Namun, bersama The Blues, Bogarde cuma main 12 kali.
Uniknya, manajer Chelsea, Gianluca Vialli, tak mengetahui transfer tersebut. Bahkan, saat kursi kepelatihan berganti ke Ranieri, sang pelatih juga tak menginginkan Bogarde.
Chelsea pun berusaha menjual Bogarde. Akan tetapi, gajinya yang kelewat tinggi, yakni 40 ribu paun perpekan, membuat klub lain enggan. Ditambah lagi, Bogarde juga enggan mengakhiri kontraknya.
Untuk menekannya, Chelsea sampai menurunkannya ke tim cadangan dan ke tim muda. Namun, Bogarde tidak peduli. Alhasil, Bogarde tetap di Chelsea sampai kontraknya beres pada 2004. Setelahnya, ia pensiun dengan Chelsea yang mengeluarkan delapan juta euro untuk gajinya.
Slavisa Jokanovic
Saat Ranieri menjadi manajer Chelsea, banyak yang berpikir kalau ia akan merekrut striker dengan nama besar. Atau, ia akan mendatangkan bek tengah yang kokoh.
Namun, Ranieri adalah tipikal pelatih Italia yang kolot. Benar saja, Ranieri memilih merekrut gelandang bertahan yang dianggap membosankan. Dia adalah Slavisa Jokanovic.
Jokanovic bergabung dengan Chelsea pada Oktober 2000 dari Deportivo La Coruna. Ia dilepas pada Juli 2002 di usia 34 tahun. Ia lalu main selama tiga bulan di tim divisi dua Spanyol, Ciudad de Murcia, lalu pensiun.
Jesper Gronkjaer
Fans Chelsea lantas gembira ketika Ranieri mendatangkan Gronkjaer, pemain sayap bagus asal Denmark. Namun, baru saja didatangkan senilai 7 juta paun pada Oktober 2000, ia langsung cedera sampai Januari tahun selanjutnya.
Hal paling penting dalam karier Gronkjaer di Chelsea adalah golnya ke gawang Liverpool di akhir musim 2002/2003. Kemenangan Chelsea membuat mereka lolos ke Liga Champions, sekaligus membuat Roman Abramovich memilih berinvestasi di Chelsea ketimbang di Liverpool.
Mark Bosnich
Di bursa transfer musim dingin 2001, Bosnich direkrut secara gratis dari Manchester United. Namun, ia cuma tampil di beberapa laga. Padahal, gajinya mencapai 50 ribu paun perpekan!
Bosnich lantas dipecat karena tak lolos tes obat-obatan.
William Gallas
Chelsea adalah tempat pertama Gallas untuk bikin jengkel semua orang di London. Ia tiba pada Maret 2001 dari Marseille.
Di Chelsea, Gallas tampil bagus dan jadi pemain utama. Sayangnya, pada 2006, ia menolak memperpanjang kontrak dan meminta pindah ke Arsenal. Ia bahkan mengancam akan mencetak gol bunuh diri kalau keinginannya tak dikabulkan.
Gallas lalu membuat gerakan tak diduga dengan pindah ke Tottenham Hotspur secara gratis pada 2010. Banyak yang menganggap ini sebagai balasan dari yang dilakukan Sol Campbell waktu pindah ke Arsenal. Namun, Gallas tak bermain sesuai harapan di London Utara. Ini sukses menjadikannya dibenci warga London.
Emmanuel Petit
Petit bergabung dengan Chelsea dari Barcelona pada musim panas 2001. ia menjalani dua musim yang bagus bersama The Blues. Namun, di musim ketiganya, cedera menghampiri. Ia pun memutuskan untuk pensiun setelahnya.
Uniknya, Petit pernah bilang kalau dia menyesal meninggalkan Arsenal. Ia juga menyesal tak pindah ke Manchester United, tapi memilih Chelsea karena tak enak dengan Ranieri.
Boudewijn Zenden
Zenden direkrut Chelsea dari Barcelona. Namun, cedera membuatnya bukan jadi pilihan utama bersama The Blues.
Penampilan Zenden biasa-biasa saja bersama The Belues. Setelah pensiun, pada 22 November 2012, ia menjadi asisten manajer Rafael Benitez kala menangani Chelsea. Sebelumnya, keduanya pernah bekerja sama ketika memperkuat Liverpool.
Frank Lampard
Ini adalah rekrutan terbaik Chelsea sebelum era Roman Abramovich. Lampard didatangkan dari West Ham United pada Juni 2001.
Bersama The Blues ia meraih tiga gelar Premier League, empat trofi Piala FA, dua Piala Liga, satu Liga Champions, dan satu Europa League. Di London pula, Lampard menasbihkan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik di Inggris.
Filipe Oliveira
Oliveira direkrut dari FC Porto sebagai pemain muda. Ia naik ke tim utama pada Oktober 2002. Karena berstatus sebagai pemain muda, Oliveira dipinjamkan ke Preston North End dan Maritimo.
Namun, ia tak juga dipanggil untuk bermain di tim utama The Blues. Saat kontraknya habis, ia pun dilepas.
Enrique de Lucas
Quique adalah rekrutan kedua Chelsea di musim panas 2002. Ia cuma menghabiskan semusim bersama The Blues. Ia tampil lumayan meski tak istimewa.
Meski dikontrak selama empat tahun, tapi De Lucas pindah ke Spanyol dengan bergabung bersama Deportivo Alaves. Setelah pensiun pada 2014 di usia 35 tahun, De Lucas anehnya bergabung bersama tim amater Inggris, Biggleswade United pada Februari 2015.
Sumber: Planetfootball