Sutton United bukanlah tim besar di Inggris. Sejak berdiri pada 1898, atau 125 tahun lalu, mereka hanya bermain di liga amatir. Baru pada 2021 lalu, mereka berhasil melepaskan diri dari status non-liga untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub, setelah sukses memenangkan National League 2020/2021, yang berada di puncak liga amatir, level lima dalam sistem kompetisi sepak bola Inggris.
Musim 2021/2022 menjadi awal perjuangan klub asal London selatan tersebut dalam English Football League (EFL), kompetisi sepakbola profesional di Inggris. Mereka pun telah memulai perjalanan di level profesional, dan di akhir musim kampanye, sepertinya tidak berlebihan menyebut penampilan Sutton United sebagai salah satu kisah yang paling menarik dalam sepakbola Inggris pada musim itu.
Lolos ke Wembley
Kampanye pertama Sutton United sebagai klub EFL berjalan lebih baik dari apa yang diperkirakan oleh penggemar paling optimis sekalipun. Tim yang bermarkas di Gander Green Lane, Sutton, sekitar 18 km arah selatan-barat daya pusat kota London itu pun bahkan sempat merangsek ke posisi tiga klasemen pada beberapa pekan, sebelum akhirnya harus puas finish di urutan delapan League Two.
Posisi Sutton United saat itu hanya satu garis dari zona play-off promosi ke League One. Sayangnya, mereka gagal berangkat ke Stadion Wembley untuk laga play-off. Meski begitu, klub berjuluk The Amber and Chocolates itu tetap bisa tampil di stadion paling suci dalam sepakbola Inggris tersebut, karena lolos ke final turnamen EFL Trophy, atau disebut juga Papa Johns Trophy musim 2021/2022.
Bagi ketua klub, Bruce Elliott, final EFL Trophy ini mewakili mimpi mereka yang telah matang selama seperempat abad.
“Dari sudut pandang pribadi, satu-satunya hal yang belum bisa saya lakukan di klub ini sebagai ketua adalah berada di Wembley. Ambisi terakhir saya adalah menjadi ketua klub dan main di Wembley,” katanya kepada Dream Team FC pada Maret 2022, sebelum final tersebut.
Itu merupakan penampilan keempat mereka di Wembley dalam sejarah klub tersebut. Sebelumnya, dua kali lolos ke final FA Amateur Cup, dan sekali melalui FA Trophy 1980/1981; semuanya berakhir sebagai juara dua. Di final EFL Trophy 2021/2022, Sutton United kembali harus keluar sebagai runner-up, setelah mereka mengakui keunggulan klub League One, Rotherham United melalui extra time.
Dukungan Fans
Pelatih Matt Gray mungkin mendapatkan banyak pujian dalam kesuksesan Sutton United kali ini. Dia melakukan pekerjaan besar dengan anggaran terbatas.
“Grey benar-benar luar biasa membentuk tim yang bermain untuk satu sama lain. Bahkan finish di paruh atas akan jadi pencapaian luar biasa bagi tim dengan sumber daya terbatas,” kata salah seorang penggemar Sutton United, Andy Kyriakides.
Namun, tim yang juga dijuluki The Us itu pun telah dikenal sebagai klub yang menentang rintangan melalui semangat dan persahabatan. Itu semua terlihat dari dukungan yang diberikan fans.
“Selama lockdown (pandemi Covid-19), banyak penggemar membayar uang untuk menjaga agar keuangan tim tetap berjalan sehingga kami bisa sampai ke Wembley,” ungkap bek Sutton United, Louis John.
Klub sangat bergantung pada sukarelawan untuk bertahan dari lockdown dan mempersiapkan tim untuk perjuangan di EFL League Two 2021/2022. Tapi itulah daya tarik klub yang menyenangkan ini, dan alasan utama upaya kejutan mereka patut diperhatikan.
“Semoga itu (lolos ke final EFL Trophy 2021/2022) akan membayar hutang yang kami kepada para penggemar,” ucap Louis menambahkan.
Sebelum semi final EFL Trophy 2021/2022, fan Sutton United yang lain, Sarah Aitchison berkata, “Jika saya memiliki daftar keinginan, satu hal di dalamnya, menonton Sutton United main di Wembley.”
Hanya dalam waktu kurang dari sebulan, mimpinya itu, yang juga dimiliki oleh begitu banyak orang lain dalam komunitas klub itu, akhirnya jadi kenyataan setelah mereka sukses lolos ke partai final.
Tim Kejutan
Sejarah mencatat Sutton United pernah membuat beberapa kejutan di panggung sepakbola Inggris. Pada 1989 silam, mereka membukukan kemenangan terkenal atas Coventry City, tim papan atas, di ajang FA Cup, yang kemudian dikenang sebagai salah satu kejutan besar di masanya. Di FA Cup 2017, mereka melaju hingga putaran kelima sebelum ditekuk Arsenal, selangkah lagi ke perempat final.
Kesuksesan mereka di musim 2021/2022 pun tak kalah mengejutkan. “Dengan anggaran yang kami miliki untuk para pemain, kami tak pernah mengharapkan jadi tim dengan performa tinggi di divisi ini (League Two). Saya selalu katakan pemain terbaik kami adalah semangat tim,” pungkas Sarah.
Apa pun yang telah terjadi di sana, tak diragukan lagi ada sesuatu yang istimewa tentang Sutton United.
Sumber: Dream Team FC, Wikipedia.