Zinedine Zidane telah meninggalkan banyak warisan dalam sepak bola Prancis, juga dunia. Bahkan, pemain paling menjanjikan yang diproduksi oleh negara tersebut hingga kini sering kali harus tumbuh dengan tekanan label The Next Zinedine Zidane; meskipun tentu saja hanya ada satu Zizou di dunia.
Setidaknya ada tujuh pemain yang pernah dibandingkan dengan Zidane di usia muda, menurut laman Planet Football. Tapi, hampir semua telah gagal memenuhi label itu. Lalu, bagaimana nasib mereka?
-
Mourad Meghni
Karena darah Aljazair dan penampilannya dalam kesuksesan Prancis memenangkan Piala Dunia U-17 2001, Meghni diberi julukan petit Zidane atau Zidane kecil. Sebelum debut seniornya pada 2002, dia direkrut Bologna dua tahun sebelumnya, pindah dari Cannes, klub yang dulu membesarkan Zidane.
Namun, dia ternyata gagal memenuhi ekspektasi dalam penampilannya, baik di Bologna, termasuk saat dipinjamkan ke Sochaux, maupun di Lazio. Setelah memilih timnas Aljazair pada 2009, Meghni hijrah ke Qatar dua tahun kemudian dan pensiun di tanah asalnya pada 2017 dalam usia 33 tahun.
-
Bruno Cheyrou
“Bruno memiliki sentuhan dan gaya yang sama dengan Zidane. Ada banyak kesamaan pada keduanya ketika mereka sedang menguasai bola. Perbedaannya adalah Zidane berusia 30 tahun dan memiliki banyak pengalaman, sedangkan Bruno 24 tahun dan bermain di luar negeri untuk pertama kalinya,” ucap mantan pelatih Liverpool, Gerard Houllier saat menandatangani Cheyrou dari Lille pada 2002.
Ternyata itu bukan satu-satunya perbedaan. Cheyrou hanya membuat 48 penampilan di semua ajang untuk The Reds sebelum didepak pada 2006; setelah sempat dipinjamkan ke Bordeaux dan Marseille. Dia lalu menghabiskan kariernya di Ligue 1 hingga 2012, dan sejak 2022 menjadi scout untuk Lyon.
-
Anthony Le Tallec
Houllier seharusnya tahu lebih baik daripada membandingkan Cheyrou dengan Zidane, karena hanya setahun sebelumnya dia telah merekrut pemain lain yang berjuang untuk memenuhi label tersebut. Le Tallec datang dari Le Havre pada musim panas 2001, jelang usia 17 tahun, bersama sepupunya, Florent Sinama Pongolle, setelah keduanya menjadi bintang kemenangan Prancis di Piala Dunia U-17.
“Di masa depan mereka berdua akan dilihat sebagai pemain penting. Ini hanya masalah waktu, saya bisa menjanjikan itu,” kata sang pelatih.
Tapi, Le Tallec lebih banyak menghabiskan kariernya dalam peminjaman di lima klub berbeda selama tujuh musim. Setelahnya, dia sempat kembali ke Prancis, lalu pindah ke Yunani dan Rumania, sebelum main di klub amatir Annecy hingga pensiun pada 2021.
-
Yoann Gourcuff
Bisa dibilang, inilah pemain yang harus berurusan dengan label The Next Zidane lebih dari yang lain karena kesamaan gaya bermain. Gourcuff adalah playmaker yang menciptakan imajinasi fans Prancis melalui debut seniornya untuk Rennes sejak 2003, hingga pindah ke AC Milan tiga musim kemudian. Namun, dalam dua tahun, dia kesulitan menggusur Kaka, dan mendapatkan kritik terhadap sikapnya.
Kembali ke Prancis bersama Bordeaux dalam status loan, Gourcuff membaik dan diganjar Pemain Terbaik Ligue 1 usai mengantarkan tim memenangkan gelar ganda domestik 2009, hingga L’Equipe menyebutnya Le Successeur mengarah ke Zidane. Tapi, dia kembali berulah di Piala Dunia 2020 dan karier terus menurun sejak pindah ke Lyon, hingga pensiun di Dijon pada 2019 dalam usia 33 tahun.
-
Samir Nasri
Pemain lain yang menarik perhatian setelah jadi bintang Prancis U-17. “Kefasihannya menguasai bola mengingatkan saya pada Zidane,” ucap pelatih Philippe Bergeroo usai menang Kejuaraan Eropa U-17 2004.
Menariknya, Nasri juga dibesarkan di wilayah utara Marseille yang keras dari orang tua Aljazair.
“Nasri punya kemampuan membaca permainan yang sama dengan Zizou,” kata eks pelatih Marseille, Albert Emon yang mengasuhnya pada 2004-2008.
Dia lalu pindah ke Arsenal, main untuk Manchester City, namun tak pernah benar-benar memenuhi standar meski sebenarnya kariernya juga tak buruk. Dia pensiun di usia 33 tahun pada 2020, setelah semusim bersama Anderlecht, karena cedera parah.
-
Karim Benzema
“Dia adalah harapan terbaik Prancis untuk membuat kita melupakan Zidane,” tulis Bleacher Report usai Benzema mencetak gol untuk Lyon ke gawang tamunya, Manchester United dalam laga imbang 1-1 di 16 besar Liga Champions 2007/2008.
Meski tak semenarik Zidane, pada akhirnya dia mampu melampaui koleksi medali sang senior; sebagian besar terjadi di Real Madrid di bawah asuhannya.
Kontroversi seputar penampilan internasionalnya yang menjadi satu tanda hitam dalam kariernya; membuat sang striker kehilangan kemenangan Piala Dunia 2018 bersama Les Bleus, tapi ikut dalam perjuangan menjuarai UEFA Nations League 2021. Menyusul itu, Benzema meraih Ballon d’Or 2022, yang melengkapi perjalanan sepak bola terbaik dalam kariernya hingga memasuki usia 36 tahun.
-
Adel Taarabt
“Saat dia datang ke sini, mereka memanggilnya The Next Zidane,” kata eks pelatihnya di Tottenham Hotspur pada 2008, setahun setelah kedatangannya. “Bahkan sebagai pemain muda usia 17 tahun ketika datang ke Spurs, saya seperti, Kami telah menemukan Zidane, kami telah menemukannya, kami punya Zidane, saya tak percaya,” ucap mantan rekan setimnya, Jermaine Jenas menambahkan.
Taarabt mulai menarik perhatian sejak di akademi Lens hingga memulai karier seniornya pada 2006. Dia pun pernah memperkuat Prancis U-19 pada 2008, tapi beralih membela negara asalnya, Maroko di level senior jelang kualifikasi Piala Dunia 2010 setahun kemudian. Setelah itu sang gelandang gagal berkembang, meski sempat bermain di AC Milan dan Benfica, sebelum pindah ke Dubai pada 2022.
Sumber: Planetfootball