Erik Ten Hag resmi meninggalkan posisinya sebagai pelatih FC Utrecht demi menjadi pelatih Ajax Amsterdam. Pos yang lowong kini diisi oleh Jean Paul de Jong yang naik jabatan dari asisten pelatih.
Jean-Paul de Jong bukanlah nama yang asing buat publik sepakbola Belanda. Pria kelahiran 17 Oktober 1970 ini mengawali karier sepakbolanya sebagai pemain. Berposisi sebagai gelandang kanan, ia telah melakoni 450 pertandingan resmi dalam 14 tahun dan berhasil memboyong dua gelar utama sepanjang karirnya.
Kecintaan De Jong dengan dunia sepakbola terlihat sejak masih belia di mana ia memulai karier juniornya bersama beberapa SSBseperti DWSV, Elinkwijk, hingga Feyenoord dan Ajax Amsterdam. Namun, debut seniornya baru ia mulai dengan bergabung bersama klub asal Jerman, VFL Osnaburck di usia yang baru menginjak 20 tahun.
Tampil dua musim di negeri orang, akhirnya pada 1993 De Jong memtuskan untuk kembali ke kota asalnya Utrecht. Bersama FC Utrecht, kariernya mulai menampakan kecerahan di mana total ia memainkan 370 pertandingan Eredivisie dengan mencetak 11 gol. Kontribusinya ini turut mengantarkan FC Utrecht meraih Piala KNVB tiga kali beruntun pada 2002, 2003, dan 2004. Ia pun sampai mendapatkan julukan Mr. FC Utrecht.
Setelah memutuskan untuk gantung sepatu, kecintaan De Jong pada sepakbola kian bertambah. Ia pun memilih bekerja sebagai pelatih tim muda FC Utrecht. Pada 2013, De Jong menerima gelar Diploma Coach Paid Football, setelah sebelumnya magang di klub Liga 2 Belanda, Go Ahead Eagles, bersama Erik Ten Hag.
Pada tahun yang sama, De Jong juga menaungi FC Eindhoven di mana ia mampu membawa tim keposisi keenam pada 2014 dan menjadi runner-up pada 2015. Karena performanya yang dinilai memuaskan, De Jong pun mendapatkan penghargaan Gouden Stier sebagai pelatih terbaik Eredivisie dan banyak kesebelasan besar yang menginginkan jasanya.
Akan tetapi, De Jong memilih kembali ke FC Utrecht meski bukan sebagai pelatih kepala. Justru rekan magangnya di Eagles-lah yang menjadi pelatih kepala. Namun, angin segar justru bertiup ke arah De Jong karena Erik Ten Hag memilih berhenti dan hijrah ke Ajax Amsterdam.
Kabar soal ketertarikan Ajax pada Erik sejatinya sudah berembus sejak lama. Namun baru pada akhir 2017 ini mereka merealisasikannya. Kedatangan Erik menggantikan Marcel Keizer yang dipecat pada Desember lalu, bersama dengan dua asistennya, Hennie Spijkerman dan Dennis Bergkamp.
Pemecatan ini sebenarnya juga bukan tanpa alasan sebab performa yang dimiliki Ajax saat ini tidak cukup bagus dan dapat dikatakan merosot, untuk ukuran Ajax. Hal itu terlihat dari segi posisi di Eredivisie di mana Ajax sempat terpaut poin cukup jauh dari PSV Eindhoven yang menjadi pemuncak klasemen. Selain itu, Ajax juga tersingkir dari Liga Champions setelah gagal di babak ketiga. Mereka bahkan gagal melangkah ke Europa League setelah kalah di babak play off.
Erik Ten Hag dikontrak dua setengah tahun. Tujuannya, agar ia bisa memperbaiki struktur dan strategi tim demi mengejar ketertinggalan dan mencegah kemerosotan. Sementara itu, bagi FC Utrecht pengangkatan De Jong merupakan bagian dari strategi baru dalam menghadapi paruh musim kedua.
De Jong sendiri sebelumnya mengungkapkan bahwa ia sangat senang dengan kabar ini. Ambisinya selama 10 tahun sejak pensiun sebagai pesepakbola telah tercapai. Semua apa yang diimpikan oleh De Jong telah diraih. Kini, ia harus membuktikan bahwa ia memang layak membawa FC Utrecht ke arah yang lebih baik.