Parma menjadi salah satu kekuatan yang ditakuti oleh tim-tim besar Italia, bahkan juga di kompetisi Eropa. Mereka pernah dijuluki sebagai The Magnificent Seven Bersama enam klub raksasa lainnya di Serie A Italia, termasuk Fiorentina, Lazio dan AS Roma, kecuali Napoli. Tapi, momen itu terjadi hampir seperempat abad lalu, sebelum mereka dinyatakan bangkrut dan turun ke liga amatir pada 2015.
Pada 1999, klub berjuluk I Gialloblu itu merebut trofi Piala UEFA usai mengalahkan juara Prancis, Marseille 3-0. Itulah trofi keempat mereka di Eropa, sekaligus yang terakhir hingga kini. Sekelompok pemain muda menjadi andalan pelatih Alberto Malesani saat itu, dari Gianluigi Buffon dan Sebastian Veron hingga Fabio Cannavaro dan Hernan Crespo. Inilah skuat Parma di final Piala UEFA 1998/1999.
Gianluigi Buffon
Inilah pemain termuda dalam malam final di Luzhniki Stadium, Rusia, 12 Mei 1999 itu. Saat itu Buffon masih 21 tahun, setelah dua musim jadi kiper utama Parma. Sejak itu, dia tumbuh hingga menjadi legenda Italia, pindah ke Juventus pada 2001 dengan rekor dunia hingga memenangkan banyak trofi.
Fabio Cannavaro
Bek Italia ini menjadi salah satu pengawal Buffon selama bertahun-tahun termasuk di final Piala UEFA 1998/1999 saat masih 25 tahun. Tumbuh di Napoli, pada 2004 Cannavaro ikut pindah ke Juventus sebelum menuai kesuksesan bersama Real Madrid dan pensiun pada 2011, lalu beralih jadi pelatih.
Lilian Thuram
Jika Buffon dan Cannavaro pernah menjuarai Piala Dunia 2006, maka Thuram datang ke final Piala UEFA 1998/1999 sebagai pemenang Piala Dunia 1998. Dia termasuk bek tangguh yang cukup lama berpasangan dengan dua rekannya itu, termasuk di Juventus, sebelum pensiun pada 2008 di Barca.
Nestor Sensini
Sebagai pemain paling senior, 32 tahun saat itu, dia dipercaya jadi kapten tim. Usai menjuarai Piala UEFA 1998/1999, Sensini terbang ke Lazio untuk memenangkan Scudetto, dan kembali lagi ke Parma hingga 2002 sebelum memutuskan gantung sepatu di Udinese pada 2006 dan memulai karier pelatih.
Dino Baggio
Namanya mungkin sering disalahmaksudkan dengan Roberto Baggio. Apalagi, mereka di Juventus pada periode sama, sebelum Dino pindah ke Parma pada 1994. Sang gelandang lalu pergi ke Lazio pada 2000, sempat dipinjamkan ke Inggris, sebelum pensiun di Serie B Bersama Triestina pada 2006.
Alain Boghossian
Sama seperti Thuram, dia adalah juara Piala Dunia 1998, dan juga eks tim lawan. Sebelum datang ke Ennio Tardini, dia pernah membela Napoli pada 1994-1997 dan Sampdoria pada 1997/1998. Pada 2002, pindah ke Espanyol hingga pensiun akhir musim, dan kini jadi Direktur Teknik Timnas Prancis.
Diego Fuser
Juara Liga Champions dan Serie A bersama AC Milan ini sempat memimpin Lazio namun gagal di final Piala UEFA musim sebelumnya. Setelah tiga musim bersama Parma, Fuser pun kembali ke Lazio, lalu bertualang di beberapa klub sebelum sang winger mengakhiri karier di level lebih rendah pada 2010.
Paolo Vanoli
Vanoli direkrut untuk memperkuat lini tengah Parma di awal musim. Tapi, baru banyak mendapatkan kepercayaan jelang akhir musim, hingga sukses mencetak satu gol lewat sundulan di final Piala UEFA 1998/1999. Pada 2007, dia pensiun dan mulai melatih; sejak 2022 mengasuh klub Serie B, Venezia.
Juan Sebastian Veron
Satu lagi pemain muda, kompatriot Sensini dari Argentina. Meski masih 24 tahun saat itu, dan baru bergabung, tapi Veron mampu memimpin lini serang Parma sebagai playmaker. Musim berikutnya memenangkan scudetto bersama Lazio, lalu juara Premier League Inggris dengan Manchester United.
Enrico Chiesa
Meski bukan ujung tombak, tapi Chiesa jadi top scorer Piala UEFA 1998/1999 bersama dua striker lawan dengan delapan gol. Dari Parma, setelah sebelumnya hanya main di klub-klub kecil, dia pindah ke Fiorentina pada 1999, lalu membela Lazio musim 2002/2003, hingga pensiun di Siena pada 2008.
Hernan Crespo
Bomber Argentina ini datang ke Parma di usia 21 tahun hingga mencetak gol perdana di final Piala UEFA 1998/1999 sebelum Chiesa menutup kemenangan. Tapi, Crespo meraih sukses di Inter Milan, setelah membela Lazio, Chelsea dan AC Milan, sebelum kembali ke Parma dan pensiun pada 2012.
Selain 11 pemain di atas, tiga pemain lain jadi pengganti dalam laga final ini. Ada gelandang serang Stefano Fiore menggantikan Veron, serta duo strikr Abel Balbo dan Faustino Asprilla. Sedang kiper Davide Micillo, serta bek Luigi Apolloni, Roberto Mussi dan Luigi Sartor jadi pengganti tak terpakai. Selain itu, ada full-back Antonio Benarrivo yang merupakan kapten utama, tapi tak masuk skuat final.
Sumber: Views from the Concourse, The 42, Transfermarkt