Gianluigi Buffon telah menjalani karier gemilang di lapangan hijau selama hampir tiga dekade. Sejak dia melakukan debut di Parma dalam usia 17 tahun 295 hari pada pertandingan Serie A melawan AC Milan, 19 November 1995. Kini, di usia 45 tahun, penjaga gawang kelahiran 28 Januari 1978 itu telah memutuskan mundur dan mengakhiri perjalanan panjangnya di dunia sepakbola selama 28 tahun.
Tak salah jika menyebut Buffon sebagai salah satu kiper paling berprestasi dalam sejarah sepak bola. Sudah banyak yang dicapainya dalam permainan tersebut. Selama bertahun-tahun, dia juga telah melakukan banyak penyelamatan kelas dunia. Tetapi bagi banyak orang, salah satu yang terbaik dan yang paling menonjol adalah penyelamatan satu tangannya menahan cannon ball Roberto Carlos.
Musim 2004/2005
Penyelamatan luar biasa itu terjadi pada musim 2004/2005. Ketika itu, Buffon yang masih berusia 27 tahun baru tiga musim berseragam Juventus, setelah direkrut dari Parma dengan biaya 52 juta Euro yang membuatnya menjadi pembelian termahal sepanjang sejarah klub di masa itu sebelum pecah pada 2016. Saat itu, dia sudah jadi penjaga gawang nomor satu di Italia, andalan di timnas dan klub.
Momen penyelamatan yang dilakukan Buffon dengan menahan tembakan roket itu terjadi dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2004/2005, ketika Juventus menjamu Real Madrid pada 9 Maret 2005. Ketika itu, mereka bermain dalam keadaan tertinggal setelah kalah tipis 0-1 di markas klub raksasa Spanyol tersebut pada pertandingan leg pertama, dua pekan sebelumnya.
Tim kota Turin turun dengan kekuatan penuh, termasuk Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Emerson, Mauro Camoranesi, Alessandro del Piero, Zlatan Ibrahimovic, dan juga Buffon, kecuali Pavel Nedved yang absen dan David Trezeguet disimpan di bench. Sedang lawan membawa Walter Samuel, David Beckham, Zinedine Zidane, Luis Figo, Ronaldo, Raul Gonzales, dan Carlos, dengan kiper Iker Casillas.
Tendangan Bebas
Jual beli serangan terjadi sejak menit awal, dan sejumlah peluang emas tercipta. Tapi, selama babak pertama, tak satupun gol yang tercipta. Setelah 75 menit laga berjalan, akhirnya Juventus memecah kebuntuan melalui gol dari tendangan akrobat Trezeguet dengan kaki kiri. Gol itu pula mengubah skor agregat jadi 1-1, memaksa Madrid memperkuat serangan demi mengembalikan keunggulan.
Masuk menit ke-83, Los Merengues mendapat tendangan bebas setelah tim tuan rumah melakukan pelanggaran. Spesialis free kick dengan kekuatan luar biasa, Carlos pun mengambil ancang-ancang untuk mengeksekusinya. Posisinya tepat lurus mengarah ke depan gawang Buffon. Meski jaraknya hampir 30 meter, namun bek kiri internasional Brasil itu diyakini bisa menghasilkan peluang emas.
3⃣ Buffon 🆚 Roberto Carlos in 2005… #UCL | #TBT | @juventusfcen pic.twitter.com/I2cyDfBFav
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) November 19, 2020
Carlos berlari beberapa meter dari belakang bola, dan lalu kaki kirinya menendang dengan kekuatan penuh, hingga si kulit bundar melesat kencang ke arah gawang Juventus. Kecepatan bola itu diyakini mencapai 140 km/jam, salah satu tendangan terkuatnya, cannon ball. Bola bisa melewati pagar betis, dan di detik-detik terakhir tampak membelok lalu mengarah tepat ke Buffon di sisi kiri gawangnya.
Sang kiper mencoba membaca terbangnya bola, bergerak ke arah kanannya, sebelum mengangkat tangan kirinya. Entah bagaimana, Buffon sukses menangkis tendangan roket itu, dan bola memantul kea rah kiri.
“Ini benar-benar salah satu penyelamatan yang paling diremehkan dalam sejarah sepak bola,” komentar fans. Sedang yang lain menambahkan, “Itu akan melumpuhkan lengan kiper lain.”
Penyelamat Tim
Carlos dan rekan-rekannya sekilas tampak tak percaya bahwa Buffon telah berhasil menahan cannon ball luar biasa itu. Sementara, beberapa penggawa I Bianconeri mendatangi sang penjaga gawang untuk berterima kasih. Penyelamatan tersebut setidaknya telah memberikan tambahan nafas bagi mereka untuk bisa terus menjaga peluang berbalik unggul demi tiket ke perempat final musim itu.
Pada akhirnya, penyelamatan dari Buffon itu memang menjadi salah satu bagian dari penentu hasil akhir pertandingan malam itu. Juventus masih punya kesempatan untuk mengejar kemenangan, karena sampai waktu normal habis, skor agregat 1-1 tetap bertahan, dan laga dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Selama 15 menit extra time pertama, skor itu masih belum berubah.
Pada babak extra time kedua, La Vecchia Signora akhirnya berhasil mencetak satu gol lagi melalui Marcelo Zalayeta untuk memastikan kemenangan mereka hanya beberapa saat sebelum injury time terakhir. Salah satunya, tentu berkat penyelamatan luar biasa dari Buffon, Juventus mampu terus melanjutkan perjuangannya di Liga Champions musim 2004/2005, meski berhenti di perempat final.
Sementara Buffon, bertahun-tahun kemudian masih terus bertugas mengamankan gawang Juventus, termasuk ketika mereka harus bermain di Serie B setelah didegradasi sebagai hukuman dalam kasus Calciopoli 2006, setelah menjuarai Piala Dunia untuk Italia. Setelah 17 tahun, dia sempat pindah ke PSG selama semusim sebelum kembali ke Turin dan bertahan dua musim sampai pulang ke Parma.
Sumber: Sport Bible, Wikipedia, Transfermarkt