Sejarah pesepakbola kulit hitam di Eropa ternyata juga setua perkembangan sepak bola modern pada awal abad 19. Bahkan, di era Ratu Victoria, jelang akhir abad itu, seorang pemain kulit hitam Britania Raya sudah mendapatkan karier yang sukses. Dia bernama Andrew Watson, yang kemudian dikenal sebagai pemain kulit hitam pertama yang pernah mewakili Skotlandia di pertandingan internasional.
Watson pun sekaligus jadi kapten tim nasional Skotlandia, sebuah kepercayaan besar bagi seorang pemain kulit hitam pada masa itu. Bukan hanya itu saja, dia juga tercatat sebagai pemain kulit hitam pertama yang dibayar secara profesional di Britania Raya, meskipun saat itu klubnya tersebut belum bermain dalam kompetisi resmi Inggris Football League. Itu terjadi menjelang akhir abad ke-19 silam.
Keturunan dari Guyana
Watson memiliki latar belakang keluarga yang menarik. Dia adalah putra dari seorang pengusaha perkebunan gula dari Skotlandia yang kaya raya pada masanya itu. Sang ayah, Peter Miller Watson (1805-1869), dari keturunan Crantit, Kepulauan Orkney di utara Skotlandia, menikah dengan Hannah Rose, seorang wanita lokal Inggris-Guyana, salah satu koloni Inggris di pantai utara Amerika Selatan.
Pasangan itu memiliki seorang putri bernama Annetta, dan juga seorang putra, yaitu Andrew Watson yang lahir di Guyana. Mereka lalu pindah ke Inggris, hingga ayahnya meninggal di London pada 1869, ketika dia masih usia 13 tahun. Namun, Watson dan kakaknya mewarisi kekayaan yang setara jutaan paun, meski kemudian kekayaan itu bermasalah, karena ayahnya terlibat dalam perdagangan budak.
Watson sendiri hidup sebagai seorang terpelajar, dengan bersekolah di Heath Grammar School di Halifax, West Yorkshire. Dia juga berbaur dengan kalangan elit termasuk saat menjalani Pendidikan di King’s College School di Wimbledon, London pada 1871. Pada masa itulah Watson menunjukkan bakatnya dalam olahraga termasuk sepakbola, karena catatannya yang unggul dalam bidang itu.
Kesuksesan di Skotlandia
Watson muda kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Glasgow di Skotlandia. Hingga menemukan hasratnya dalam permainan sepakbola sambil belajar filsafat alam, matematika dan teknik. Pada 1874, saat masih usia 18 tahun, dia bermain untuk klub amatir lokal, Maxwell FC sebagai full-back, baik di sayap kanan atau kiri, di mana kecintaannya pada sepakbola makin berkembang.
Selang setahun, Watson menandatangani kontrak dengan klub lokal lain, Parkgrove FC. Menariknya, dia sekaligus juga menjadi sekretaris pertandingan bagi klub kota Glasgow itu, yang menjadikannya administrator kulit hitam pertama dalam sepakbola. Di klub tersebut, Watson sempat pula bermain bersama dengan pemain kulit hitam lainnya, Robert Walker yang berasal dari akademi Queen’s Park.
Pemain kelahiran 24 Mei 1856 itu pun juga pernah mengikuti kompetisi atletik, hingga beberapa kali memenangkan lompat tinggi. Namun, pencapaian terbaiknya dalam sepakbola didapatkan ketika dia memperkuat Queen’s Park pada 1880-1882 dan 1885-1887. Mereka sukses memenangkan tiga Piala Skotlandia dan tiga trofi Glasgow Merchants Charity Cup; di antaranya dalam dua musim beruntun.
Di lapangan, Watson bermain dengan menggabungkan kemampuan atletisnya dengan pikiran yang tajam untuk mencetak angka. Dengan bakatnya itu, dia pun dipanggil ke tim nasional Skotlandia. Penampilan pertamanya terjadi saat melawan Inggris di London pada 12 Maret 1881, di mana dia jadi kapten tim. Mereka menang 6-1, yang jadi rekor kekalahan kandang bagi Inggris hingga saat ini.
Tidak salah jika Laporan Tahunan Asosiasi Sepakbola Skotlandia 1880-1881 menyebutkan bahwa, “Watson, Andrew: Salah satu bek terbaik yang kami miliki; sejak bergabung dengan Queen’s Park telah membuat kemajuan pesat sebagai pemain; memiliki kecepatan tinggi dan tekel yang sangat baik tendangan yang kuat dan pasti; layak mendapatkan tempat di tim perwakilan mana pun.”
Watson juga membawa negaranya mencukur Wales 5-1. Terakhir kali, menang lagi dengan skor sama atas Inggris di Glasgow pada 11 Maret 1882. Meski hanya tiga caps, tapi penampilan internasionalnya telah banyak dipuji. Setelah itu, baru 93 tahun kemudian ada pemain non-kulit putih lagi di timnas Skotlandia. Sedang pemain kulit hitam berikutnya adalah Nigel Quashie, setelah berlalu 122 tahun.
Pindah ke Inggris dan Rasisme
Terlepas dari kesuksesannya, namun sebagai pemain yang berbeda warna kulit, Watson tetap tidak kebal terhadap serangan rasisme. Jurnal Atletik Skotlandia pada 1885 melaporkan bahwa “Lebih dari satu kesempatan (dia) menjadi sasaran penghinaan vulgar oleh pemain yang pemarah, dan mudah marah.”
Salah satu laporan pertandingan juga pernah mengulas soal warna sepatunya tidak biasa.
Musim panas 1882, Watson pun pindah ke London, yang sekaligus akhir dari karier internasionalnya karena federasi sepakbola Skotlandia saat itu hanya memilih pemain klub lokal. Dia gabung dengan Swifts FC pada 1882-1884, dan menjadi pemain kulit hitam pertama yang tampil di Piala FA. Setahun kemudian, dia jadi pemain asing pertama di klub amatir terkemuka di Inggris masa itu, Corinthians.
Sempat kembali ke Queen’s Park, Watson lalu bermain untuk klub Merseyside, Inggris, Bootle FC sejak 1887. Di sanalah dia pertama kalinya dibayar secara profesional sebagai seorang pesepakbola. Kontraknya tersebut sekaligus membuatnya diakui mendahului Arthur Wharton, yang sebelumnya dianggap sebagai pemain kulit hitam pertama yang bermain secara profesional di Britania Raya.
Watson sendiri bertahan di Bootle FC hingga pensiun pada 1892, sembari tetap menerima gaji penuh waktu dengan bekerja di kapal sebagai Insinyur Kelautan. Namun sampai kini, Watson terus dikenang sebagai “pesepakbola kulit hitam paling berpengaruh sepanjang masa, di mana tak ada seorang pun yang bisa mendekati,” seperti digambarkan Museum Sepakbola Skotlandia dalam laporan pada 2021.
Sumber: History