Erling Haaland dianggap sebagai salah satu striker terbaik dunia. Bermain bersama Manchester City sejak musim 2022/2023, ia langsung meraih treble di musim pertamanya. Ia juga mencetak 52 gol dari 53 di musim tersebut.
Haaland memilih klub yang tepat. Karena kalau pindah ke tim lain, seperti Manchester United atau Chelsea, mungkin hasilnya tak akan sama. Meski demikian, kepindahan Haaland ke City sebenarnya sudah dipersiapkan secara matang dan panjang. City dan Haaland menjadi hubungan yang saling menguntungkan.
Visi Luas Mino Raiola
Keberhasilan Haaland sebenarnya tak bisa dilepaskan dari sosok Mino Raiola. Mata sang superagen ini hampir tak pernah salah; termasuk ketika pertama kali menonton Haaland di TV. Ia melihat Haaland sebagai permata dalam rimba Liga Norwegia.
Semasa main di Molde, kualitas Haaland memang sudah kelihatan. Namun, Raiola sangat yakin kalau pria kelahiran 21 Juli 2000 ini akan membantunya mendapatkan kekayaan.
Raiola jarang membuat kesalahan. Ia bisa menjual kliennya lebih mahal dari harga yang sebenarnya. Ia pun tak pernah sungkan menaruh agent fee dalam setiap kesepakatan.
Wajar kalau Raiola bertaruh pada Haaland. Performanya mirip robot: ia kencang juga kuat dan mematikan. Sulit mencari pemain dengan kualitas yang sama di usianya. Apalagi, Haaland seolah selalu mendapatkan kesuksesan instan di klub manapun ia bermain. Padahal, ada strategi matang dalam perjalanan kariernya tersebut.
Dari Norwegia ke Austria
Saat masih di Molde, Haaland sebenarnya bisa saja langsung pindah ke Inggris, meskipun Jerman menjadi tempat yang lebih memungkinkan. Bagaimana tidak? Di Norwegia, ia menjadi topskor Molde dengan mencetak 16 gol dari 30 pertandingan di usia 18 tahun.
Tawaran pun hadir dari Leeds United, Juventus, dan Bayer Leverkusen. Akan tetapi Haaland justru memilih pindah ke Austria menuju RB Salzburg. Kepindahan ini terbilang aneh. Mengapa tidak langsung ke Jerman atau Italia saja?
Pemandu bakat dari Norwegia, Tor-Kristian Karlsen, punya jawabannya. Mantan Kepala Pemandu Bakat Hannover 96 ini melihat kalau kepindahan Haaland ke Austria sudah tepat.
Alasan utamanya karena Liga Austria adalah liga yang tepat di mana Haaland bisa langsung bermain dan diturunkan. Alasan kedua, RB Salzburg adalah produsen pemain muda bagus di Austria. Mereka begitu profesional dengan metode yang mirip dengan klub top di Bundesliga.
“Hampir semua pemain muda yang meninggalkan Salzburg meraih kesuksesan di mana mereka pergi, karena mereka sungguh dipersiapkan dengan baik,” kata Karlsen.
Setelah beradaptasi selama setengah musim, Haaland mulai nyetel. Debutnya di Liga Champions dihiasi dengan hattrick melawan Genk pada September 2019.
Pindah ke Jerman Bersama Dortmund
Meski dikontrak selama lima tahun, tapi Haaland memutuskan pindah pada musim dingin 2020 dengan biaya kontrak hanya 20 juta euro. Ada alasan mengapa Haaland memilih Dortmund ketimbang klubtop lain seperti Juventus, Manchester United, ataupun RB Leipzig.
Karlsen menganggap kalau Dortmund adalah klub impian para striker. Cuma Ajax yang bisa menyaingi hal tersebut. Dortmund memberikan ruang bagi para striker untuk mencetak banyak gol. Ini penting bagi Haaland, juga Raiola. Kalau Haaland bisa menguasai Bundesliga, nilainya pun akan semakin tinggi.
Raiola sudah selangkah di depan. Ia tahu kalau Dortmund pasti tak mau menjual Haaland. Oleh karena itu, dalam kontraknya, dimasukkan klausul pelepasan di mana Haaland bisa berkembang selama dua setengah tahun tahun di Jerman. Lalu, ia bebas memilih klub selanjutnya.
Di musim 2020/2021, Haaland sudah mencetak 41 gol dari 41 laga. Raiola lalu mencoba menjual Haaland lebih cepat dari rencana. Ia mendatangi Barcelona yang saat itu baru dipimpin Joan Laporta.
Raiola sendiri mengklaim kalau pertemuan itu hanya untuk menyelamati Laporta. Tapi anehnya ia malah membawa Alfie, ayahnya Haaland. Di hari yang sama keduanya juga mendatangi Real Madrid. Entah apa yang ada di pikiran Raiola saat itu. Soalnya, Dortmund juga pasti tak mau melepas Haaland. Apalagi mereka tengah mengejar pos Liga Champions.
Cara Raiola Mengetes Pasar
Hal yang mengejutkan lainnya adalah Madrid dan Barca saat itu sedang tak punya uang. Di sisi lain, Haaland konon ditawarkan sekitar 175 juta euro. Uang dari mana?
Nyatanya, ini cuma cara Raiola untuk cek ombak. Raiola juga tahu Barca dan Madrid tak mungkin membelinya. Klub yang paling memungkinkan cuma Chelsea. Apalagi Roman Abramovich juga menyukai Haaland. Mereka punya uang, tapi banderol dari Dortmund memang masih ketinggian. Dan tak ada klub lain yang bisa menebusnya. Ditambah saat itu kondisinya masih dalam pandemi.
Dortmund ingin mempertahankan Haaland dengan melipatgandakan gajinya. Ini dilakukan agar para suporter percaya kalau klub bisa mempertahankannya. Namun, tentu ini tak bisa dipercaya. Bakat Haaland hampir tak mungkin dibendung. Namun, hingga saat itu, tidak pernah ada yang tahu kemana Haaland akan berlabuh.
Meski demikian, satu hal yang sudah dipastikan adalah Haaland tak mungkin pindah ke Italia. Mereka tak punya uang.
Tergantung Pemain Lain
Klub yang paling mungkin jadi pelabuhan Haaland adalah Bayern Munchen. Meski, CEO Bayern, Karl-Heinz Rimmenigge, merasa tak mampu untuk membayar gaji tinggi pemain Norwegia itu.
Christian Falk dari Bild, transfer Haaland tergantung dari pergerakan Harry Kane, Manchester City, Kylian Mbappe, sampai Robert Lewandowski. Agen Lewandowski sudah bilang kalau di musim panas itu, ingin agar kliennya pergi. Kalau ini terjadi, ada uang tambahan buat Bayern. Namun, uang itu kemungkinan untuk membeli Harry Kane. Ditambah lagi, Bayern tak akan mau membayar gaji Haaland sekitar 50 juta euro setahun.
Sementara itu PSG masih melihat akan kemana Kylian Mbappe. Kalau Mbappe betulan pergi, jelas Haaland adalah pengganti yang setimpal. Haaland bisa jadi tertarik karena waktu itu, Messi masih ada di sana. PSG juga punya uang yang dibutuhkan Raiola.
Andai tim Premier League tak ada yang mampu merekrutnya dan Madrid sudah punya Mbappe, kemungkinan besar Haaland pindah ke PSG. Namun, PSG jelas bukan pilihan utama Haaland.
Pilihan Klub di Premier League
Pilihan paling rasional tentu pindah ke Madrid. Soalnya, mereka punya rencana panjang buat Haaland. Namun, fokus utama Madrid kala itu adalah mendatangkan Mbappe. Kalau Mbappe berhasil didatangkan, mereka pun tak akan langsung merekrut Haaland.
Jadi, pilihannya tinggal duo Manchester dan Chelsea. Menghapa Chelsea masuk dalam pilihan? Karena mereka punya uang. Mereka menghabiskan hampir 100 juta paun untuk pemain tak berguna seperti Romelu Lukaku. Jadi, mendatangkan Haaland dengan biaya tinggi masih sangat memungkinkan.
Manchester United masih masuk dalam pilihan. Akan tetapi, United masih berat secara finansial. Soalnya, mereka saat itu masih harus menggaji Cristiano Ronaldo. United juga punya hubungan tak bagus dengan Raiola. Selain itu, Raiola juga tak peduli kalau ia tak akan berhubungan lagi dengan United.
Secara sistem, United tidak cocok buat Haaland. Apalagi The Red Devils sudah punya banyak penyerang. Haaland bisa jadi menjadi rekrutan gagal United selanjutnya.
Di sisi lain, Manchester City-lah yang paling stabil. Pep Guardiola jelas butuh seorang striker. Usai gagal merekrut Harry Kane pada 2021, Pep mengubah targetnya. City dianggap mau mengeluarkan uang besar asalkan sang pemain bisa bertahan hinggal lima sampai 10 tahun.
Selain itu, ada faktor Alfie yang merupakan mantan pemain Manchester City. Sejak kecil, Haaland juga sudah dikenalkan pada Manchester City.
Secara sistem, Haaland bukan pemain yang cocok dengan gaya Pep. Meski demikian, kalau City gagal terus mendatangkan Kane, Haaland jelas jadi opsi utama penggantinya.
Karlsen pun sejak awal merasa kalau City adalah tim yang cocok buat Haaland. Soalnya, secara sepakbola dan pengelolaan klub, City adalah klub terbaik. Meski ia bukan pemain yang cocok buat Pep, tapi Pep pasti akan mencarikan tempat terbaik untuknya.
Dengan sejumlah klub yang tidak peduli uang, pada akhirnya semua tergantung pada Haaland. Karlsen pun punya firasat kalau Haaland akan main di Inggris; lagi-lagi karena faktor ayahnya dan kultur yang cocok dengannya. Apalagi, Haaland lahir di Leeds.
Faktor-faktor panjang dan rumit ini yang pada akhirnya menjadi alasan mengapa Haaland pindah ke Manchester City di musim panas 2022. City cuma membayar 60 juta euro yang merupakan klausul pelepasannya.