Chelsea sudah mengganti manajer sebanyak 16 kali sejak era Roman Abramovich pada 2003. Enzo Maresca menjadi manajer terbaru yang akan menangani Chelsea pada musim 2024/2025 ini.
Dari 16 manajer tersebut, bagaimana penampilan mereka?
Graham Potter
Alasan utama Graham Potter direkrut Chelsea adalah capaian bagusnya bersama Brighton Hove and Albion. Potter langsung ditebus setelah The Blues memecat Thomas Tuchel pada September 2022.
Ironisnya, perekrutan Potter justru membuat Chelsea makin terpuruk. Bagaimana tidak? Tuchel dipecat saat Chelsea ada di peringkat keenam Premier League. Namun, saat Potter dipecat, Chelsea ada di peringkat ke-11.
Potter cuma melakoni 20 laga di Premier League dengan hasil tujuh kemenangan dan delapan kekalahan. Padahal, Chelsea sudah membekali Potter dengan banyak pemain di bursa transfer Januari seperti Benoit Badiashile, David Fofana, Andrey Santos, Mykhailo Mudryk, Noni Madueke, Malo Gusto, sampai Enzo Fernandez.
Usai dipecat Chelsea, Potter belum melatih lagi hingga pertengahan 2024 ini.
Frank Lampard
Frank Lampard melatih Chelsea selama dua masa: 2019-2021 dan 2023 sebagai caretaker. Di masa pertama, Lampard menunjukkan kualitasnya. Ia hadir usai membawa Derby County ke final playoff, meski kalah di final.
Ia menangani Chelsea yang saat itu dihukum larangan transfer. Lampard pun membawa sejumlah pemain akademi seperti Mason Mount dan Reece James yang tampil bagus.
Secara statistik, Lampard mencatatkan 52 persen kemenangan untuk The Blues. Di musim pertamanya, ia membawa Chelsea ke final Piala FA dan menempati peringkat keempat di Premier League. Di musim keduanya, ia cuma bertahan selama setengah musim sebelum diganti Thomas Tuchel.
Kenapa diganti? Karena Lampard tidak bisa menghadirkan trofi buat Chelsea. Ia memang legenda sebagai pemain, tapi kalau tak bisa memberi trofi saat jadi pelatih, apa gunanya?
Sementara itu, di masa keduanya hadir pada 6 April 2023 setelah menggantikan Potter. Caqpaiannya sangat buruk: 1 kemenangan dari 11 laga atau presentase kemenangannya cuma 9 persen!
Andre Villas-Boas
Saat didatangkan Chelsea pada 2011, Villas-Boas adalah pelatih yang sensasional. Umurnya baru 34 tahun. Namun, soal umur ini juga yang kerap dianggap orang-orang akan menjadi kendala baginya untuk melatih tim yang berisi pemain berpengalaman.
Villas-Boas dipecat tiga bulan sebelum musim berakhir. Ia hanya mencatatkan 48 persen kemenangan. Perekrutan Villas-Boas juga dianggap merugikan karena Chelsea harus membayar “uang transfer” senilai 15 juta euro pada Porto. Ia dipecat saat Chelsea berada di peringkat kelima.
Luiz Felipe Scolari
Merekrut Scolari untuk musim 2008/2009 adalah pilihan yang logis buat Chelsea. bagaimana tidak? Scolari sudah melatih sejak 1982. Prestasinya pun jelas: juara Liga Brasil, serta membawa Brasil juara Piala Dunia 2002.
Namun, Scolari dianggap sebagai orang yang keras dan tidak bisa diduga. Bagaimaan tidak? Saat ditanya apakah alasannya melatih Chelsea karena uang, ia menjawab tegas: Ya.
Tidak sampai setahun, Scolari dipecat pada 9 Februari 2009. Chelsea saat itu padahal ada di peringkat keempat. Chelsea bahkan sempat ada di peringkat pertama pada awal musim hingga akhir November.
Scolari sebenarnya tidak seburuk itu. Akan tetapi, satu hal yang membuat fans kesal adalah The Blues kalah dari tim papan atas: kalah dari Liverpool Arsenal, dan Manchester United.
Avram Grant
Penunjukkan Grant sebagai pelatih cukup mengejutkan. Awalnya, ia ditunjuk sebagai direktur sepakbola karena kedekatannya dengan Roman Abramovich. Namun, saat Mourinho dipecat pada September 2007, Grant justru menggantikan Mou sebagai pelatih utama. Padahal, saat itu, Grant tak punya lisensi kepelatihan!
Pola kepelatihan Grant pun dikritisi para pemain yang dianggap sudah kuno. Anehnya, Grant membawa Chelsea ke peringkat kedua di berbagai kompetisi: Premier League, Piala Liga, bahkan Liga Champions!
Claudio Ranieri
Ranieri hanya setahun melatih Chelsea di bawah Abramovich. Sejatinya, ialah yang menetapkan fondasi The Blues yang sukses bersama Jose Mourinho.
Kenapa ia dipecat? Karena Chelsea memberinya 120 juta paun untuk transfer, tapi tak ada hasil.
Kalau melihat lebih dalam, wajar Chelsea tidak juara. Bagaimana tidak? Itu adalah musim Invincibles-nya Arsenal. Ranieri sendiri membawa Chelsea mencatatkan rekor kebobolan paling sedikit dan poin terbanyak dalam semusim!
Mauricio Pochettino
Pochettino diangkat sebagai manajer baru Chelsea pada 29 Mei 2023 dengan kontrak selama dua tahun. Chelsea sempat main buruk pada awal musim dengan menempati peringkat ke-15. Namun, perlahan, skuad Chelsea kian solid dengan mengandalkan para pemain macam Conor Gallagher, Moises Caicedo, Axel Disasi, Nicolas Jackson, sampai Levi Colwill.
Chelsea pun berkahir di urutan keenam Premier League; cukup untuk membawa mereka lolos ke Conference League. Namun, secara mengejutkan, Pochettino dipecat di akhir musim.
Alasannya? Bisa jadi sama seperti yang terjadi pada Ranieri: menghabiskan 500 juta paun untuk membeli pemain tapi tak bisa memberi trofi.
Rafa Benitez
Chelsea mendatangkan Rafa Benitez sebagai pengganti Roberto Di Matteo yang dipecat pada 21 November 2012. Banyak penggemar Chelsea yang tak suka Benitez yang merupakan mantan pelatih Liverpool. Soalnya, ia pernah berkomentar tidak enak soal The Blues.
Tak butuh waktu lama, Benitez membawa Chelsea menjuarai Piala Dunia Antarklub. Hubungan Benitez dengan klub dan suporter kian memanas. Mulai dari ia tak senang karena disebut sebagai manajer interim, dan memastikan kalau dirinya akan meninggalkan Chelsea di akhir musim.
Walau demikian, Benitez tetap memberikan yang terbaik. Chelsea dibawanya menjuarai Europa League. Benitez menjadi manajer kedua setalah Giovanni Trapattoni yang bisa membawa dua klub menjuarai Piala UEFA/Europa League. Ini pun menjadikan Chelsea sebagai tim pertama di Britania yang memenangi tiga kompetisi utama Eropa: Liga Champions, Europa League dan Piala Winners.
Guus Hiddink
Hiddink punya reputasi bagus ketika menangani PSV Eindhoven. Bagaimana tidak? Ia mempersembahkan enam gelar Eredivisie dan satu Piala Champions! Selain itu, pengalaman melatihnya juga tak perlu diragukan. Ia sudah melatih dari 1987 dan melatih tim top macam Fenerbahce, Valencia, Real Madrid, sampai timnas Belanda, timnas Korea Selatan, timnas Australia, dan timnas Rusia.
Hiddink didatangkan sebagai pengganti Luiz Felipe Scolari. Uniknya, saat itu ia masih melanjutkan pekerjaannya sebagai pelatih Rusia.
Bersama The Blues, Chelsea dibawanya ke peringkat ketiga Premier League serta menjuarai Piala FA. Chelsea juga melaju sampai semifinal Liga Champions sebelum dikalahkan secara kontroversial oleh Barcelona.
Secara prestasi, Hiddink terbilang bagus dengan cuma kalah sekali dari total 22 pertandingan yang dijalani! Di akhir musim Hiddink memilih meninggalkan Chelsea. Banyak pemain memintanya bertahan seperti John Terry, Michael Ballack, dan Petr Cech. Namun, Hiddink lebih memilih melatih timnas Ruisa.
Hiddink sempat kembali ke Chelsea pada Desember 2015 sebagai pengganti Jose Mourinho. Ia membuat Chelsea mencatatkan rekor tak terkalahkan sebagai manajer baru di Premier League dalam 12 laga. Meski tidak seimpresif masa pertamanya, tapi Hiddink sukses mengangkat Chelsea dari peringkat ke-16 menjadi peringkat ke-10 di Premier League.
Roberto di Matteo
Di Matteo mengakhiri karier profesionalnya sebagai pemain Chelsea. Wajar rasanya kalau melatih Chelsea menjadi salah satu impian terbesarnya.
Di Matteo masuk sebagai pengganti Villas-Boas yang dipecat pada 4 Maret 2012. Di liga, sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk juara. Namun, Chelsea masih melaju di Piala FA dan Liga Champions.
Di Matteo menyapu bersih laga Piala FA dengan menang dari Birmingham City, Leicester City, Tottenham Hotspur, dan Liverpool. Sementara di Liga Champions, Di Matteo membawa Chelsea membalaskan kekalahan di 2009 dari Barcelona di semifinal, serta mengalahkan Bayern Munich di kandangnya sendiri, di final.
Kenapa Di Matteo dianggap bagus? Karena ia berhasil memberikan trofi Liga Champions pertama buat Chelsea. Kenapa Di Matteo dipecat lima bulan kemudian? Karena dia, Di Matteo; bukan Mourinho atau nama besar lainnya.
Maurizio Sarri
Perekrutan Sarri terbilang mengejutkan karena Chelsea yang memecat Antonio Conte. Sarri langsung mendatangkan pemain kesukaannya dari Napoli, Jorginho.
Penampilan Chelsea di bawah Sarri berbeda betul. Ia berhasil membaw Chelsea ke final Piala Liga sebelum insiden dengan Kepa Arrizabalaga yang enggan diganti oleh Willy Caballero.
Di akhir musim, Sarri langsung memberikan trofi Europa League usai membantai Arsenal 4-1. Hebatnya, Chelsea meraih juara di Europa League tanpa sekalipun mendapatkan kekalahan! Namun, di akhri musim, Chelsea mengumumkan kalau Sarri pergi dan menjadi manajer Juventus.
Antonio Conte
Conte didatangkan Chelsea pada 4 April 2016. Ia langsung bikin rekor 13 kemenangan beruntun! Angka ini menyamai rekor Arsenal pada 2002.
Conte pun tiga kali beruntun mendapatkan penghargaan Premier League Manager of the Month dari Oktober sampai Desember. Di akhir musim, Chelsea berhasil menjadi juara liga dengan dua laga tersisa. Chelsea pun mencatatkan rekor sebagai tim dengan kemenangan terbanyak dalam satu musim dengan 30 laga.
Di musim keduanya, situasi tidak lagi sama. Chelsea memnag berhasil menjuarai Piala FA. Namun, mereka gagal mempertahankan gelar di Premier League dengan hanya menempati peringkat kelima, gagal menuju Liga Champions. Saat musim baru dimulai, Conte dipecat dan Chelsea mesti bayar 26,6 juta paun dalam klausul kontraknya.
Thomas Tuchel
Tuchel datang ke Chelsea dengan latar belakang sebagai pelatih muda sukses yang memberikan trofi DFB Pokal buat Borussia Dortmund. Tuchel juga membawa Paris Saint-Germain dua kali juara Ligue 1.
Tuchel didatangkan Chelsea pada 26 Januari 2021 menggantikan Frank Lampard. Chelsae di bawah Tuchel sungguh berbeda. Di laga pertamanya saja, ia mencatatkan 78,9 persen penguasaan bola dengan 820 umpan. Ini merupakan rekor tertinggi bagi manajer baru di Premier League!
Rekor lainnya adalah Chelsea tak terkalahkan dalam 13 laga beruntun, mencatatkan lima clean sheets di kandang secara beruntun. Chelsea pun main lebih pragmatis. Jumlah rerata golnya hanya 1.1 perlaga. Bandingkan dengna Lampard yang mencatatkan 2.1 gol perlaga.
Puncaknya adalah saat Tuchel membawa Chelsea menjuarai Liga Champions dengan mengalahkan Manchester City. Ini adalah trofi Liga Champions kedua Chelsea sepanjang sejarah.
Tuchel dipecat di tahun ketiganya; bagai sebuah kutukan bagi pelatih Chelsea di era Abramovich. Salah satu kuncinya adalah soal transfer.
Larangan transfer sudah dicabut dan Chelsea menghabiskan 250 juta paun buat mendatangkan Raheem Sterling, Kalidou Koulibaly, Carney Chukwuemeka, Pierre-Emerick Aubameyang, Madrc Cucurella, dan Wesley Fofana. Tuchel tak senang karena perannya bertambah dalam aktivitas transfer. Gara-garanya, Direktur Chelsea, Marina Granovskaia dan Petr Cech, dipecat.
Tuchel meninggalkan Chelsea dnegna rekor 60 kemenangan, 24 seri, dan 16 kekalahan.
Carlo Ancelotti
Tidak ada yang meragukan kualitas Ancelotti. Ini yang jadi alasan Chelsea mendatangkan Ancelotti pada 2009 menggantikan Hiddink yang tak mau perpanjang kontrak. Trofi pertamanya adalah Community Shield usai mengalahkan Manchester United.
Di akhir musim, Chelsea menjuarai Premier League dengan mengalahkan Manchester United dengan satu poin. Yang terlihat berbeda betul adalah bagaimana Chelsea main begitu atraktif. Chelsea bahkan mencetak 103 gol atau rekor sebagai tim Premier League pertama yang berhasil tembus mencetak 100 gol dalam semusim. Chelsea juga menjuarai Piala FA.
Sama seperti sejumlah pelatih Chelsea lainnya, Ancelotti gagal menduplikasinya di musim keduanya; meskipun tidak seburuk itu karena Chelsea masih ada di peringkat kedua. Namun, dibandingkan musim pertama, perbedaannya sangatlah jauh.
Walau gagal, tapi Ancelotti mencatakan rekor 67 kemenangan dari 109 pertandingan. Presentase kemenangannya adalah ketiga yang terbesar di belakang Jose Mourinho dan Alex Ferguson.
Jose Mourinho
Manajer pertama yang membuat nama Chelsea berkibar adalah Jose Mourinho. Benar, Ranieri yang membuat fondasi, tapi apa artinya kalau tanpa trofi?
Dua kali Mourinho melatih Chelsea. Di masa yang pertama, kesuksesan adalah keniscayaan. Dua gelar Premier league, satu Piala FA, dan dua Piala Liga adalah jawabannya.
Mou juga bikin Chelsea disegani lewat ucapan-ucapannya di konferensi pers. Siapa yang tidak ingat dengan “I am the special one”?
Di masa keduanya, Mou cuma melatih selama setahun setengah. Di musim pertamanya, ia memberikan gelar Premier League, tapi di musim keduanya dipecat setelah kalah sembilan kali dari 16 laga Premier League.