Piala Eropa 2024 dan Copa America digelar dalam waktu yang hampir bersamaan. Dua turnamen top dunia ini juga menghadirkan fakta: bahwa setidaknya delapan pemain top ini akan menjadi turnamen internasional terakhir mereka.
Siapa saja mereka?
Angel Di Maria
Tahun lalu, Angel Di Maria mengumumkan kalau Copa America 2024 akan menjadi turnamen terakhirnya mengenakan jersey Argentina.
“Dengan segala rasa sakit di jiwaku dan perasaan tercekat di tenggorokan, aku mengucapkan selamat tinggal pada hal terindah yang terjadi padaku dalam karirku, memakainya, berkeringat di dalamnya dan merasakannya dengan segenap harga diriku,” tulis Di Maria.
Di Maria sebenarnya masih jadi andalan Argentina. Ia main di semua pertandingan grup Copa America 2024. Pada 2024 ini, usianya sudah 36 tahun, cukup uzur untuk seorang gelandang sayap.
Di level klub, ia sempat bermain untuk Paris Saint-Germain sejak 2015, pindah ke Juventus pada 2022, dan pada 2023 hijrah ke Benfica. Ia kini berstatus bebas transfer. Ada rumor ia akan bereuni dengan Lionel Messi di Inter Miami, ataupun kembali ke klub masa kecilnya, Rosario Central.
Olivier Giroud
Juni lalu, Olivier Giroud menyatakan kalau Piala Eropa 2024 akan menjadi kompetisi terakhirnya bersama Les Blues.
“Tentu saja aku akan sangat merindukannya. Kita perlu memberi jalan bagi generasi muda. Anda juga harus berhati-hati agar tidak memiliki satu musim terlalu banyak. Anda harus menemukan keseimbangan yang tepat.”
Giroud bilang kalau ia akan berhenti saat tubuhnya sudah tidak kuat. Ia merasa masih punya dua tahun untuk main bola. Namun, bersama timnas Prancis, Euro 2024 ini akan menjadi akhir dari segalanya.
Giroud sendiri pensiun dari timnas Prancis sebagia pemegang rekor top skorer. Golnya mungkin akan dikejar Kylian Mbappe tapi, masih butuh waktu. Ia kini pindah ke Los Angeles FC di MLS.
Sejumlah prestasi diraih Giroud seperti empat trofi Piala FA, satu Liga Champions, satu Europa League, dan gelar liga di Prancis serta Italia. Ia juga menjuarai Piala Dunia 2018 serta Nations League bersama Prancis.
Toni Kroos
Toni Kroos mengumumkan pensiun dari sepakbola usai Real Madrid mengalahkan Borussia Dortmund di final Liga Champions. Ini menjadikan Piala Eropa 2024 sebagai turnamen terakhirnya berseragam Jerman.
Sepanjang kariernya, Kroos bermain untuk Bayern Munich, Bayer Leverkusen, dan Real Madrid. Sepanjang itu, ia telah meraih tiga gelar Bundesliga, empat gelar La Liga, serta enam gelar Liga Champions. Ia juga meraih gelar juara Piala Dunia pada 2014.
Kroos dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di Eropa. Sejak muda, ia hampir tak pernah tergantikan di lini tengah.
Luka Modric
Di Maria, Kroos, dan Giroud, secara resmi telah mengumumkan pensiun dari timnas usai kompetisi internasional 2024 ini. Namun, Luka Modric belum memberikan pernyataan. ia bahkan masih memperpanjang kontrak satu tahun di Real Madrid.
Banyak yang menduga kalau Piala Dunia 2022 akan menjadi kompetisi terakhir Modric bersama Kroasia. Namun, ia masih tampil di Piala Eropa 2024 ini.
Walau demikian, Piala Eropa 2024 bisa jadi yang terakhir. Usianya sudah 39 tahun. Meski, ia tetap tampil cemerlang di Piala Eropa 2024 meski negaranya tersingkir di fase grup.
Secara penampilan, Modric di Madrid tetap menjadi pilihan utama. Musim lalu, ia main di 32 pertandingan liga, alias cuma absen di enam laga. Di Liga Champions ia juga cuma tak main di dua laga.
Turnamen terdekatnya adalah Piala Dunia 2026 atau saat usianya 41 tahun. Ia masih bisa main karena masih diandalkan Kroasia. Namun, sama seperti Giroud, bisa saja tubuhnya memintanya untuk beristirahat.
Manuel Neuer
Piala Eropa 2024 menjadi turnamen besar kedelapan Neuer bersama timnas Jerman. Ia pun sudah melampaui rekor Gianluigi Buffon sebagai kiper dengan penampilan terbanyak di Piala Eropa di 17 laga.
Mirip seperti Giroud, trofi Piala Eropa adalah satu-satunya yang tak Neuer punya. Soal pensiun juga ia tak mau bicara. Ia baru akan berpikir usai turnamen selesai.
Secara teknis, kiper biasanya bermain lebih lama ketimbang pemain non-kiper. Ia mungkin masih main di Piala Dunia 2026 di usianya yang sudah 40 tahun. Namun, melihat rekam cederanya, Neuer mungkin berharap kalau keberuntungannya dengan tidak pernah cedera di turnamen besar akan terus berlanjut.
Cristiano Ronaldo
Usai mengalahkan Slovenia, Ronaldo membuat pengakuan besar: ini adalah Piala Eropa terkahirnya! Padahal, ia adalah tipikal pemain yang tak mau menyerah dan terus bekerja keras.
Ronaldo mungkin masih akan main di Piala Dunia 2026 mendatang. Akan tetapi, fakta bahwa dia belum bisa mencetak gol di Piala Eropa hingga perempatfinal, membuktikan kalau dia harus segera menepi. Di Piala Dunia 2026, usianya akan menyentuh 41 tahun sementara bek yang dia hadapi bisa jadi 20 tahun lebih muda, lebih bugar.
Luis Suarez
Luis Suarez sudah berusia 37 tahun di tahun ini. Ia juga sudah pindah ke MLS bersama Inter Miami.
Secara ketajaman, Suarez adalah striker paling tajam yang dimiliki Uruguay. 68 golnya menjadikan ia sebagai pencetak gol terbanyak Uruguay sepanjang masa. Di lini serang, ia bersama Edinson Cavani bahu membahu menggedor pertahanan lawan.
Saat masih dilatih Oscar Tabarez, duet ini tak tergantikan. Namun, saat Marcelo Bielsa masuk, ide baru pun muncul. Bielsa mulai memainkan Darwin Nunez yang diprediksi akan menjadi pengganti keduanya di masa depan.
Cavani sendiri pensiun dari timnas usai Piala Dunia 2022. Namun, Suarez masih belum mengumumkan kapan ia akan berhenti dari sepakbola internasional.
Copa America 2024 bisa jadi akhir dari masa bakti Suarez untuk Uruguay. Zaman sudah berubah, hadir talenta-talenta muda yang mungkin bisa menyainginya di masa depan.
Alexis Sanchez
Sama seperti Suarez, Sanchez adalah top skorer Chile sepanjang masa dengan 51 gol dan menjadikannya sebagai pemain Cile terhebat. Momen terbaiknya adalah Copa America 2015-2016 saat menghadang Lionel Messi juara Copa America untuk pertama kalinya. Dua tahun itu pula menjadi dua trofi Copa America untuknya.
Sayangnya prestasi Cile setelah itu tampak tak ada kemajuan. Mereka gagal lolos ke dua Piala Dunia terakhir. Generasi emas mereka pun sudah berakhir tanpa ada bakat baru yang hadir.
Di level klub, penurunan performa begitu terasa ketika ia pindah ke Manchester United. Untungnya ia hijrah ke Italia dan meraih dua gelar Serie A bersama Inter Milan.
Walau demikian, di level timnas, tanda-tanda menuju akhir sudah terasa. Sanchez gagal mencetak gol maupun memberi asis dalam 13 laga bersama Chile. Ada kekhawatiran besar kalau Cile terlalu mengandalkan Sanchez sehingga mereka begitu kesulitan untuk mencetak gol dan meraih kemenangan.
Sumber: PlanetFootball