Bintang Tim Nasional Indonesia, Pratama Arhan beberapa kali menjadi buah bibir setelah lemparan ke dalamnya berhasil membuahkan gol. Bahkan, tim sekelas Jepang pernah merasakan dampak dari lemparan ke dalam dahsyat tersebut, ketika Sandy Walsh sukses memanfaatkannya dengan sontekan untuk merobek jala gawang tim Samurai Biru dalam fase grup Piala Asia 2023 pada Januari 2024 lalu.
Namun, jauh sebelum Arhan, ternyata juga pernah ada pemain dengan kemampuan lemparan ke dalam yang berbahaya di ajang Premier League Inggris. Pemain itu adalah Rory Delap, gelandang legendaris asal Irlandia ketika bermain bersama Stoke City di akhir era 2000-an. Bahkan, salah satu lemparan ke dalam yang pernah dilakukannya berhasil menghancurkan Arsenal di Premier League.
Diselamatkan Stoke City
Delap, meski berkebangsaan Irlandia dengan 11 caps di level internasional, lahir di Sutton Coldfield, Inggris, dan memulai kariernya bersama Carlisle United di divisi tiga pada 1994 setelah dua musim di akademi. Saat itu, usianya masih 18 tahun. Perlahan tapi pasti, kemampuannya terus berkembang, hingga akhirnya direkrut oleh Derby County yang bermain di Premier League pada Februari 1998.
Pemain kelahiran 6 Juli 1976 itu bertahan selama 3,5 musim hingga pindah ke Southampton. Setelah 4,5 musim, kariernya lanjut di Sunderland sejak akhir Januari 2006. Sayangnya, tak sampai sembilan bulan kemudian dia dipinjamkan ke Stoke yang main di divisi dua, Championship League. Di tim inilah nama Delap terus meroket hingga dikenal sebagai salah satu pemilik lemparan luar biasa di Inggris.
Menariknya, dalam penampilan keduanya bersama Stoke, Delap sempat mengalami patah kaki. Tapi manajemen klub malah mempertahankannya dan memberi kontrak permanen di awal 2007. Musim berikutnya, dia pun membayar kepercayaan itu dengan tampil luar biasa untuk membantu klub berjuluk The Potters itu finish sebagai runner-up dan berhak promosi ke Premier League 2008/2009.
Arsenal Jadi Korban
Potensi spesial Delap benar-benar mencapai puncak pada musim debut Stoke di Premier League itu. Dari 13 gol pertama mereka, tujuh di antaranya dikreditkan sebagai assist Delap. Gol pertama Stoke di Premier League dari lemparannya adalah gol kemenangan dari Mamady Sidibe saat injury time melawan Aston Villa pada 23 Agustus 2008. Sejak itu, lemparannya terus jadi masalah bagi lawan.
Arsenal menjadi salah satu korban dari lemparan ke dalam Delap, yang memberikan dua gol untuk kemenangan 2-1 bagi Stoke di Premier League musim itu. Itu adalah salah satu pertandingan paling simbolis dalam sejarah liga; penguasaan bola dikuasai oleh tim dengan kekuatan umpan-umpannya, disingkirkan seorang pemain yang hanya mengambil bola dan melemparnya ke area kotak penalti.
“Dia menggunakan kekuatan yang biasanya bukan kekuatan dalam sepakbola,” kata manajer The Gunners Arsene Wenger. Begitu hebatnya kekuatan itu, sehingga dia sampai meminta lemparan ke dalam diganti dengan tendangan ke dalam. Wenger dan seluruh liga belum pernah melihat lemparan ke dalam seperti yang dilakukan Delap, dan mereka tak pernah lagi melihat seperti itu sejak saat itu.
Menurut Stats Perform, Delap secara langsung membantu lima gol di liga melalui lemparan ke dalam, dan secara keseluruhan Stoke mencetak 24 gol dari situasi itu. Sejak 2008/2009, tak ada pemain lain membuat lebih dari dua assist lemparan ke dalam secara langsung, dan tak ada tim lain mencetak lebih 12 gol dari lemparan ke dalam. Artinya, Delap dan Stoke memang jauh lebih baik dalam hal ini.
Juara Lempar Lembing
Delap, yang mengawali musim Premier League bersama Stoke dalam usia 32 tahun, ternyata adalah seorang juara lempar lembing pada masa mudanya ketika masih di sekolah. Mungkin itu pula yang membuatnya mampu melakukan lemparan ke dalam jauh yang sangat mengesankan saat bermain sepakbola, dengan kebugaran dan kecepatan kerjanya hingga mampu memecah permainan lawan.
Dia dikenal memiliki lemparan ke dalam terjauh dan paling ditakuti dalam sepakbola. Lemparannya, dicatat pelatih Aston Villa masa itu Martin O’Neill, setara dengan tendangan sudut atau tendangan bebas, sering berkisar 30-40 meter dengan rata-rata 38 m, dan bisa mencapai kecepatan 60 km per jam. Banyak ahli menilai, jarak dan kerataannya yang membuat lemparan Delap jadi mematikan.
“Itu menyebabkan begitu banyak masalah (pada pertahanan lawan). Saya pikir karena lemparannya sangat datar. Lemparannya tidak melambung ke udara, dia melemparnya cukup datar dan sangat sulit bagi para pemain bertahan untuk menangkapnya,” ucap Tony Pulis, eks pelatih Delap di Stoke. Selain itu, lemparan ke dalam Delap juga terkenal lebih akurat dari sebagian besar tendangan sudut.
“Delap sungguh fantastis,” kata Thomas Gronnemark, mantan pemegang rekor lemparan ke dalam terjauh di dunia yang kini melatih trik lemparan untuk klub-klub papan atas seperti Liverpool dan Ajax. “Ada kualitas lemparan ke dalam dan jaraknya, tapi juga, khususnya kecepatan dan kerataan. Itu sangat penting. Saya melihat beberapa pemain yang cukup bagus dalam melempar jauh, tetapi kebanyakan dari mereka melempar terlalu tinggi dan terlalu mudah untuk dihalau,” tambahnya lagi.
Para pemain yang juga terkenal dengan lemparan ke dalam turut mengagumi Delap. Mario Melchiot yang masa itu main di Wigan Athletic menggambarkannya sebagai “lemparan ke dalam yang hebat’ dan “senjata yang hebat”, setelah sebelumnya memujinya dengan menyebut tak ada “siapa pun di Inggris yang bisa melempar seperti dia”. Sedang manajer Everton saat itu, David Moyes menjulukinya Human Sling alias manusia ketapel, setelah timnya kebobolan dua gol dari lemparan Delap di liga.
Sumber: Four Four Two, ESPN