Sederet ‘Kejutan’ Korea Utara di Piala Dunia 2010

Piala Dunia 2010 bukanlah penampilan perdana Korea Utara di ajang turnamen sepakbola terbesar sejagat raya itu. Mereka berhasil lolos ke Piala Dunia 1966 untuk pertama kalinya, usai mengalahkan Australia dalam dua laga kualifikasi. Dalam debutnya itu, tim berjuluk Samba Asia Timur tersebut sukses membuat kejutan besar; menembus perempat final, sekaligus jadi negara Asia yang pertama.

Penampilan berikutnya Korea Utara di Piala Dunia terjadi pada 2010 silam, beberapa bulan setelah menjuarai AFC Challenge Cup, gelar pertama sepanjang sejarah mereka. Tim besutan Kim Jong-hun itu berhasil melenggang ke Afrika Selatan bersama rivalnya, Korea Selatan, serta Australia dan Jepang setelah finish sebagai runner-up grup pada putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2010 zona AFC.

Di Luar 100 Besar Ranking FIFA

Langkah Korea Utara ke Piala Dunia 2010 cukup meyakinkan. Mereka hanya dua kali kalah di putaran empat kualifikasi zona AFC, ketika bertandang ke Iran, dan juga Korea Selatan. Bahkan, sempat pula menahan imbang musuh bebuyutannya itu dalam laga kandang di Shanghai, China. Skuat yang juga dijuluki Chollima itu bahkan mampu menang saat menjamu tim langganan Piala Dunia, Arab Saudi.

Meski sama-sama mengoleksi 12 poin dengan Arab Saudi, mereka unggul selisih gol, dan akhirnya lolos ke Piala Dunia 2010, menemani Korea Selatan sebagai juara grup. Saat itu, Korea Utara yang duduk pada posisi 105 dalam ranking dunia FIFA menjadi tim dengan peringkat terendah di Piala Dunia 2010, sekaligus juga pertama kalinya negara di luar 100 besar berhasil masuk ke Piala Dunia.

“Sejak ranking FIFA diperkenalkan pada Desember 1992, Piala Dunia nyaris selalu dimainkan oleh negara-negara yang berada di ranking 100 besar FIFA. Baru pada 2010, Korea Utara mendobrak kelaziman itu,” tulis akun Instagram @442indonesia. “Mereka jadi tim pertama di luar 100 besar FIFA yang mampu lolos ke Piala Dunia. Tak hanya pertama, tapi juga jadi satu-satunya hingga saat ini.”

Penyerang Jadi Penjang Gawang

Skuat Korea Utara akhirnya terbang ke Afrika Selatan. Tapi, ‘kejutan’ mereka ternyata belum berhenti. Siapa yang menyangka, dalam skuat tim tersebut ada seorang penyerang yang didaftarkan sebagai penjaga gawang. Pemain itu adalah Kim Myong-won. Pelatih Kim Jong-hun memasukkan striker 26 tahun itu dalam skuat sebagai kiper ketiga, dengan tujuan agar lebih banyak pemain menyerang.

Ini dilakukan untuk mengakali peraturan FIFA yang mengharuskan setiap skuat berisi tiga kiper. Tapi, kebijakan mereka itu malah jadi bumerang. “Ketiga pemain yang terdaftar sebagai penjaga gawang hanya dapat bermain sebagai penjaga gawang selama Piala Dunia dan tidak dapat bermain di luar lapangan,” tiba-tiba FIFA mengeluarkan aturan tambahan hanya 12 hari jelang turnamen dimulai.

Entah sengaja atau tidak, nama Kim Myong-won malah tak masuk dalam skuat untuk menghadapi Brasil dalam laga perdana Korea Utara di Piala Dunia 2010, dan bahkan dia tidak bermain satu menit pun di turnamen tersebut. Pada laga itu, hanya ada tujuh dari jatah 12 pemain yang duduk di bangku cadangan, dan setidaknya ada empat anggota tim yang ditandai ‘absen’ dalam lembar daftar pemain.

“Laporan yang belum diverifikasi menunjukkan bahwa sedikitnya dua pemain telah melarikan diri untuk mencari suaka di negara Afrika lainnya, meski FIFA dan Korea Utara dengan cepat membantah hal ini,” tulis laporan Planet Football. Belakangan disebut bahwa keempat pemain yang ‘hilang’ itu memang tak dimasukkan karena tidak diharapkan tampil, dan salah satunya adalah Kim Myong-won.

Ancaman Hukuman dari Negara

Menariknya, skuat Korea Utara yang hanya punya tujuh pilihan pemain pengganti itu rupanya benar-benar sukses mengejutkan semua orang dalam laga pembuka lawan Brasil tersebut. Tim yang sama sekali tak diunggulkan itu berhasil menahan tim Samba; setidaknya selama hampir satu jam mereka mampu meredam serangan demi serangan lawan, sebelum akhirnya kebobolan juga di menit ke-55.

Korea Utara hanya kalah 1-2 dari Brasil; sempat membalas satu gol melalui gelandang kiri Ji Yun-nam jelang akhir pertandingan. Namun pada dua laga berikutnya, mereka malah jadi bulan-bulanan, kalah 0-7 dari Portugal dan 0-3 dari Pantai Gading. Alhasil, skuat Kim Jong-hun harus kembali ke Pyongyang sebagai juru kunci Grup G dengan kebobolan 12 gol dan hanya membuat satu gol di Piala Dunia 2010.

Naasnya, mereka tak hanya harus pulang dengan kepala tertunduk, tetapi juga mesti siap menerima apapun hukuman dari negara. “Mengingat harapan besar yang dimiliki warga Korea Utara terhadap Piala Dunia, rezim itu bisa saja melakukan hal lebih buruk kepada tim daripada sekadar menegur mereka atas kekurangan ideologis mereka,” kata sumber intelijen kepada surat kabar Chosun Ilbo.

Menurut sumber tersebut, seperti dilaporkan oleh media Korea Selatan itu, di masa lalu, atlet dan pelatih Korea Utara yang mengecewakan negaranya dikirim ke kamp penjara. Namun, dari laporan The Guardian, para pemain Korea Utara yang baru pulang dari Piala Dunia 2010 itu ‘hanya’ dihujat selama enam jam di atas panggung di hadapan 400 atlet dan mahasiswa olahraga, serta menteri olahraga. Hanya saja, Kim Jong-hun dikabarkan juga dipaksa bekerja di sebuah lokasi konstruksi.

Sumber: Planetfootball, The Guardian