Pemain Prancis bernomor punggung 20, Kingsley Coman maju menuju titik putih dalam kotak penalti. Itulah tendangan penalti kedua yang harus dihadang kiper Argentina, Emiliano Martinez dalam babak adu penalti di final Piala Dunia 2022. Sebelumnya, dia gagal menahan tendangan kencang dari Kylian Mbappe, meskipun lompatannya sudah searah dengan tembakan yang melesat ke kanan gawang itu.
Coman mengambil posisi, lalu berlari dan menendang bola dengan kaki kanan, lagi-lagi mengarah ke kanang gawang. Sang kiper kembali melompat ke arah sama, dan berhasil menahan bola di dadanya. Setelah tembakan Aurelien Tchaoumeni melebar, dan lalu bek kanan Gonzalo Montiel menyelesaikan tugasnya, Martinez dkk pun akhirnya membawa Argentina memenangkan trofi Piala Dunia ketiganya.
Kelahiran Sang Bintang
Munculnya sinar Martinez bisa dibilang cukup terlambat. Meski dibesarkan di akademi Arsenal usai direkrut dari Independiente di usia 17 tahun pada 2010, dan lalu masuk tim utama tahun berikutnya, tetapi dia lebih banyak menghabiskan kariernya dalam masa peminjaman. Mulai dari Oxford United, Sheffield Wednesday, Rotherham United, Wolverhampton Wanderers, Getafe, hingga Reading FC.
Musim 2019/2020, kiper kelahiran 2 September 1992 itu sempat menjadi pilihan kedua di Emirates Stadium. Namun, Martinez akhirnya memutuskan hengkang pada musim berikutnya, dan memilih untuk bergabung dengan Aston Villa. Meski mulai mendapat kesempatan secara konsisten, tetapi pada masa itu namanya tetap saja tak banyak dikenal dalam jajaran penjaga gawang terbaik dunia.
Hingga akhirnya, peluang besar datang padanya. Bermula dari Aston Villa yang cukup percaya pada bakatnya sehingga menjadikannya kiper termahal dalam sejarah Argentina, hingga panggilan ke tim nasional saat Franco Armani diserang Covid-19 pada awal 2021. Jelang Copa America 2021, Martinez pun telah berhasil menguasai posisi tersebut, dengan kejutan penampilannya sepanjang turnamen.
Jadi Juara Dunia
Tim Tango berhasil melaju dari fase grup dan menghajar Ekuador di perempat final. Kolombia yang jadi penantang berikutnya, sempat menahan mereka 1-1, sehingga laga dilanjutkan ke babak adu penalti. Hebatnya, Martinez sukses menggagalkan tiga penalti lawan untuk membawa Argentina masuk ke final sebelum mengalahkan tuan rumah Brasil 1-0 dan menjadi juara Copa America 2021.
Setahun kemudian, Piala Dunia 2022 jadi tantangan selanjutnya bagi Martinez untuk menunjukkan bahwa tiga penyelamatan yang dilakukannya itu bukanlah kebetulan. Di perempat final, mereka bertemu Belanda. Tim Oranje berjuang hingga batas akhir setelah sempat tertinggal 0-2. “Waktu tambahan dalam pertandingan itu adalah 30 menit terburuk dalam karier profesional saya,” ucapnya.
“Pertandingan berakhir dan saya tak percaya apa yang terjadi. Namun, ketika adu penalti, itu adalah tugas saya, tugas saya. Sejujurnya, saya menikmatinya,” tambah kiper berjuluk ‘Dibu’, yang berasal dari karakter acara TV di Argentina itu. Martinez membuktikan kemampuannya, menghentikan dua tendangan pertama Belanda, yang dieksekusi oleh kapten Virgil van Dijk dan winger Steven Berghuis.
Mereka lalu melaju ke semifinal dan mengalahkan Kroasia, sebelum bertemu Prancis di final. “Saya tidak akan mengatakan bahwa saya merasa percaya diri, atau tertekan. Saya merasa inilah saatnya untuk membantu rekan satu tim saya. Untuk melakukan sesuatu bagi negara saya,” ungkap Martinez. Meski sempat tiga kali dibobol Mbappe dalam laga normal, tapi dia akhirnya bisa jadi juara dunia.
Haus Kemenangan
“Rasanya aneh, merasa kewalahan dan gembira di saat yang sama. Sulit untuk menjelaskan perasaan menjadi juara dunia; Anda mendongak dan melihat semua rekan setim berlari ke arah Anda, sambil menangis. Saya menjadi emosional hanya dengan memikirkannya. Saya ingat berdiri dan berjalan ke tempat keluarga saya duduk, menangis karena saya tak percaya apa yang telah terjadi,” katanya lagi.
Meski telah menjadi juara dunia, dan kini jersey kiper Argentina bernomor punggung 23 telah laris manis di pasaran, Martinez tampaknya masih haus kemenangan. Bersama Lionel Scaloni yang masih membesut La Albiceleste, mereka kembali melangkah jauh di Copa America 2024 sebelum bertemu Ekuador dalam adu penalti di babak perempat final, di mana tentu saja Dibu kembali dibutuhkan.
Argentina sempat tertinggal setelah tendangan Lionel Messi gagal. Tetapi, Martinez lagi-lagi tampil sebagai pahlawan dengan menghadang dua tembakan pertama lawan. Mereka pun menang 4-2, lalu melaju hingga final dan menaklukkan Kolombia 1-0 untuk kembali jadi juara. Kini, Martinez tentu saja masih berhasrat merebut trofi lainnya, terutama di level klub, meski usianya sudah kepala tiga. “Saya mengerahkan diri 500 kali sehari dalam latihan dan berusaha berada di level terbaik,” ujar sang kiper.