Betapa tragisnya perjalanan karir seorang Ryan Mason. Di usianya yang masih 26 tahun, ia memutuskan untuk gantung sepatu dari dunia sepakbola. Cedera kepala yang diderita sejak Januari 2017 membuat jebolan akademi Tottenham Hotspur ini harus mengubur semua mimpinya untuk meraih sukses bersama klubnya sekarang, Hull City.
Semua diawali dari perjalanan Hull City ke Stamford Bridge pada 22 Januari 2017. Ia berbenturan kepala dengan penggawa Chelsea, Gary Cahill, yang sempat membuat ia tidak sadarkan diri. Setelah menjalani pemeriksaan, Mason menderita retak tengkorak dan mengharuskan dirinya absen di sisa kompetisi musim 2016/2017.
“Saya seperti terkena bom di bagian kepala. Saat di rumah sakit, saya tidak bisa membuka mulut saya meski diberikan satu sendok makanan penuh sekalipun. Yang saya ingat setelah di rumah sakit adalah saya berada di lapangan, saya ingat umpan silangnya, lalu saya melompat dan seketika saya tidak ingat apa-apa lagi,” ujar Mason kepada Daily Mail bulan Mei 2017 lalu.
Setelah absen cukup panjang, rekrutan termahal sepanjang sejarah Hull ini masih mengikuti latihan untuk bisa kembali ke lapangan hijau. Ia bahkan sempat memposting sebuah video singkat ketika ia berlatih dengan mengenakan topi. Sayangnya, hasrat Mason kembali ke lapangan hijau berakhir setelah ia mendengarkan saran dari tim medis yang menanganinya.
“Saya dapat mengonfirmasi bahwa setelah mendapat saran dari tim medis saya maka saya memutuskan pensiun sebagai pemain sepakbola profesional. Saya sudah bekerja tanpa lelah agar bisa kembali. Sayangnya, setelah mendapat saran, saya tidak punya pilihan lain karena risiko yang terjadi pada cedera saya sangat tinggi,” katanya seperti dikutip Sky Sports.
Mason menambahkan, “Saya berterima kasih kepada orang-orang yang membantu saya dalam pemulian sejak Januari 2017 lalu. Saya sangat bangga bisa bermain untuk klub yang saya cintai, menjadi kapten, dan masih banyak yang tidak bisa saya sembuhkan. Saya juga bangga bisa mewakili negara saya. Saya pensiun dengan gagah karena saya sudah memberikan segalanya selama 13 bulan terakhir ini.”
Cedera kepala memang menjadi cedera paling serius yang pernah terjadi dalam pertandingan sepakbola. Karier si pemain tidak hanya terenggut, cedera di bagian kepala juga bisa mengakibatkan kematian bagi si penderita. Dalam sepakbola, banyak sekali para pemain yang sempat menderita cedera kepala bahkan hampir merenggut nyawa si pemain.
Yang paling terkenal tentu kejadian yang menimpa Petr Cech. Saat Chelsea menghadapi Reading 11 tahun silam, tulang tengkorak penjaga gawang Rep Ceska ini bergeser setelah terbentur lutut dari Stephen Hunt. Cech saat itu absen cukup lama sebelum akhirnya kembali dengan menggunakan helm pelindung. Kejadian serupa juga terjadi kepada Christian Chivu saat membela Inter Milan.
Kejadian buruk lainnya tentu ketika Atletico Madrid berhadapan dengan Deportivo La Coruna pada La Liga musim lalu. Fernando Torres sempat tidak sadarkan diri setelah berbenturan dengan Alex Bergantinos dengan kepala yang menyentuh tanah terlebih dahulu. Beruntung, setelah dilakukan CT Scan, Torres tidak mengalami kerusakan apapun di bagian kepalanya.
Satu hal yang berpotensi terjadi saat kepala kita terbentur dan tidak sadarkan diri adalah terjadinya Tongue Swallowing atau dalam bahasa Indonesia berarti tergelincirnya bagian belakang lidah terhadap hulu kerongkongan yang menyebabkan seseorang seperti tercekik. Hal ini seringkali disebut sebagai “menelan lidah” meski dalam arti secara harafiah lidah kita tidak benar-benar tertelan.
Benturan di kepala terkadang bisa mengganggu cerebellum atau yang sering disebut sebagai otak kecil. Otak kecil ini sangat berguna untuk mengontrol keseimbangan tubuh, gerakan, serta koordinasi otot. Benturan di otak kecil akan membat koordinasi gerak menjadi terganggu dan membuat lidah kita menjadi lemah saat terbaring tidak sadarkan diri.
Kejadian yang dialami Mason ini tentu bisa berakibat kematian apabila tim medis saat itu tidak melakukan pertolongan pertama. Hulu kerongkongan Mason bisa tertutup karena lidah yang menutupi saluran pernafasannya.
Seseorang bisa saja tersadar meski telah mengalami benturan yang cukup keras. Akan tetapi, ia berpotensi untuk kembali tidak sadarkan diri karena otot lidah yang menjadi lemas setelah berbenturan. Hal ini mungkin yang terjadi kepada almarhum Choirul Huda. Saat Huda mengalami benturan, ia masih sempat sadar dan memegangi bagian dagunya sebelum pingsan tidak sadarkan diri.
Belum diketahui karier seperti apa yang akan dijalani Mason setelah Gantung Sepatu nanti. Bukan tidak mungkin, ia akan mengambil lisensi kepelatihan dan menjadi manajer tersukses di kemudian hari.
Semoga sehat selalu Ryan Mason!