2 Juli 2010, Soccer City Stadium. Pemain bernomor 13 Uruguay, Sebastian Abreu, bersiap untuk menjadi penendang kelima dalam drama adu penalti menghadapi Ghana di perempatfinal Piala Dunia 2010. Skor saat itu 3-2 sehingga kalau tendangan Abreu masuk, maka Uruguay akan ke semifinal.
Benar saja, Abreu dengan tenang mengecoh penjaga gawang Richard Kingson melalui sepakan Panenka. Ia menjadi sorotan karena sepakan penaltinya membawa La Celeste kembali menapak semifinal turnamen terbesar di dunia tersebut.
Tujuh tahun berselang, tepatnya pada Desember 2017, Abreu kembali menjadi sorotan dunia. Saat itu, ia resmi menjadi pemain Audax Italiano yang berkompetisi di Liga Primera Chile. Sekilas memang tidak ada yang aneh dari lanjutan karir pemain yang sekarang berusia 41 tahun tersebut. Akan tetapi, kita akan kaget apabila melihat rekam jejak karirnya.
Audax Italiano adalah klub ke-26 Abreu sepanjang karir sepakbolanya. Sebuah angka yang terbilang luar biasa untuk seorang pemain profesional mengingat sangat jarang ada pemain yang gemar pindah-pindah klub sampai 26 kali. Catatan ini membuat namanya terdaftar di buku rekor Guinness sebagai pemain sepakbola dengan klub profesional terbanyak.
“Penyerang Uruguay, Sebastian Abreu memecahkan rekor dunia Guinness untuk pemain yang pernah membela klub profesional terbanyak dalam sejarah sepakbola,” begitu pernyataan Audax sesaat setelah mereka resmi mendatangkan Abreu.
Sebelumnya, rekor pesepakbola dengan klub profesional terbanyak dipegang oleh penjaga gawang Jerman Lutz Pfannestiel ketika ia memperkuat Puerto Montt. Saat itu, Puerto adalah klub profesionalnya yang ke-25. Dengan resminya Abreu memperkuat Audax, itu berarti dia sendirian memegang rekor ini.
Akan tetapi, Pfannestiel masih bisa sombong kepada Abreu. Meski rekor klub terbanyaknya dicuri Abreu, namun ia masih memegang rekor sebagai pesepakbola profesional yang pernah merumput di enam benua di seluruh konfederasi FIFA. Abreu sendiri masih berkutat di tiga konfederasi saja yaitu Concacaf (Amerika Utara dan Karibia), Conmebol (Amerika Selatan), dan UEFA (Eropa).
Liga Meksiko adalah kompetisi yang klubnya paling banyak diperkuat Abreu yaitu tujuh kesebelasan. Di belakangnya menyusul Brasil empat klub, Uruguay dan Argentina tiga klub, Spanyol dan Chile dua klub, serta masing-masing satu klub dari Israel, Yunani, Ekuador, Paraguay, dan El Salvador.
Total ada 11 negara yang pernah disinggahi pria kelahiran Minas ini sepanjang kariernya. Hebatnya lagi, Abreu hampir selalu mencetak gol di semua klub yang disinggahinya. Ia hanya gagal mencetak gol ketika memperkuat Beitar Jerusalem pada 2008.
Dari 26 klub tersebut, tercatat hanya Real Sociedad, Deportivo La Coruna, serta River Plate yang mungkin namanya sudah terkenal di seantero Eropa maupun Dunia. Sisanya, ia hanya memperkuat klub-klub medioker ataupun klub papan atas namun di kompetisi yang kurang terkenal macam Liga Chile maupun El Salvador.
Awal karir Abreu dimulai dari Defensor pada 1995. Setelah mencetak 13 gol dalam 24 pertandingan, ia kemudian menerima pinangan San Lorenzo. Tampil apik bersama Matadores membuka jalannya untuk berkarir di Eropa. Spanyol kemudian menjadi pilihan dengan bermain untuk Deportivo La Coruna. Gagal bersinar bersama Depor membuat ia kerap dipinjamkan ke tujuh klub berbeda sebelum akhirnya mendarat di klub Uruguay Nacional sebelum hijrah ke Meksiko untuk memperkuat Sinaloa pada 2006.
Setelah bermain untuk empat klub Meksiko dalam rentang dua tahun, Abreu sempat bermain untuk River Plate sebelum kembali ke Eropa memperkuat Beitar Jerusalem. Sempat berkarir di dua klub Eropa lain yaitu Real Sociedad dan Aris Thessaloniki, Abreu kemudian memutuskan untuk berkarir lagi di benua Amerika bersama Rosario Central, Aucas, Sol De America, Santa Tecla, Bangu, Central Espanol, dan Puerto Montt sebelum akhirnya berlabuh bersama Audax Italiano. Total 30 transfer dilakoni Abreu dengan 12 diantaranya menjadi pemain pinjaman.
Sayangnya, meski Abreu kerap berpindah-pindah klub, namun hanya sedikit prestasi yang bisa ia banggakan. Gelar bergengsi yang ia raih justru hadir saat memperkuat timnas Uruguay yaitu ketika meraih tropi Copa America pada 2011 silam.
Meski sudah berusia kepala empat, namun belum ada tanda-tanda dari Abreu untuk memutuskan gantung sepatu. Bukan tidak mungkin, ia masih memiliki hasrat bermain sepakbola sampai kakinya tidak mampu lagi. Tidak tertutup kemungkinan juga baginya untuk bisa mengalahkan rekor Pfannestiel. Ia tinggal menunggu peminat dari klub-klub Asia, Afrika, dan Australia untuk bisa menyamai pencapaian tersebut.
26 Klub yang Pernah Diperkuat Abreu
Nama | Negara |
Defensor | Uruguay |
San Lorenzo | Argentina |
Deportivo La Coruna | Spanyol |
Gremio | Brazil |
Tecos | Meksiko |
Nacional | Uruguay |
Cruz Azul | Meksiko |
Club America | Meksiko |
Dorados De Sinaloa | Meksiko |
Monterrey | Meksiko |
San Luis | Meksiko |
Tigres UANL | Meksiko |
River Plate | Argentina |
Beitar Jerusalem | Israel |
Real Sociedad | Spanyol |
Aris Thessaloniki | Yunani |
Botafogo | Brazil |
Figuirense | Brazil |
Rosario Central | Argentina |
S.D. Aucas | Ekuador |
Sol De America | Paraguay |
Santa Tecla | El Salvador |
Bangu | Brazil |
Central Espanol | Uruguay |
Puerto Montt | Chile |
Audax Italiano | Chile |