Penggunaan nomor punggung berjalan beriringan dengan perkembangan sepakbola itu sendiri. Hingga 2000-an, nomor punggung identik dengan posisi si pemain: No. 1 penjaga gawang, No. 10 Si Pengatur Serangan, No. 7 Pemain Sayap.
Nomor punggung lazimnya digunakan antara nomor 1-99, atau dengan kata lain tidak boleh lebih dari dua digit. Dalam beberapa momen unik, terjadi modifikasi angka. Ini dilakukan Ivan Zamorano yang mengenakan nomor punggung “1+8” karena nomor kebesarannya, 9, digunakan oleh Ronaldo yang baru direkrut Inter kala itu.
Kasus lain terjadi di Liga Meksiko ketika pertandingan antara Queretaro FC menghadapi CD Guadalajara yang berkesudahan 2-2. Pemain Guadalajara, Jose Macias, mengenakan nomor yang tak lazim: 292.
Pertanyaannya adalah mengapa ada pemain mengenakan tiga digit nomor di kompetisi resmi?
Di Meksiko penggunaan nomor punggung tiga digit bukanlah hal yang aneh. Ini tak lain untuk mengakomodasi kesebelasan di kelompok umur. Di Meksiko, sebuah hal yang lazim tim memiliki sejumlah kesebelasan seperti tim utama, tim cadangan, serta tim usia muda: U-20, U-17, U-15, dan U-13.
Berdasarkan aturan, tiap pemain harus didaftarkan ke liga dengan nomor punggung yang berbeda. Maka menjadi wajar kalau ada kesebelasan yang punya 200 pemain, sehingga nomor punggung pun dibolehkan tiga digit. Dengan aturan ini, di dalam klub tidak ada pemain yang punya nomor sama. Misalnya, penjaga gawang di tim akademi tak akan mengenakan nomor “1” kalau sudah digunakan kiper di tim utama. Pun dengan nomor punggung lainnya.
Hal ini kemudian memudahkan penikmat sepakbola untuk mengidentifikasi pemain utama, cadangan, hingga lulusan akademi. Dalam kasus Jasoh Macias tadi misalnya, ia merupakan jebolan akademi yang belum genap 19 tahun. Selain itu ada pemain Club Puebla, Pablo Gonzales, yang mengenakan nomor punggung 100. Gonzales sendiri merupakan pemain dari tim cadangan Puebla.
Menurut Manuel Veth dari Futebolcidade, langkah ini juga mempermudah pemandu bakat dari klub-klub Eropa, untuk memantau pemain muda mereka yang potensial di Meksiko. Pemain belakang Club America, Edson Álvarez, diingat para pemandu bakat karena nomor punggung 282-nya.
Namun, tak semua sesuai dengan regulasi. Contohnya pada musim 1995/1996, pemain Monterrey, Jesus Arellano, mengenakan nomor punggung “400” untuk memeringati hari ulang tahun Kota Monterrey yang ke-400. Selain itu, ada pula striker Guadalajara, Adolfo “Bofo” Bautista, yang mengenakan nomor punggung “100” untuk memeringati ulang tahun ke-100 klub yang dibelanya.
Durasi penggunaan nomor punggung di Meksiko sendiri adalah satu musim penuh. Jadi, tidak mungkin penggunaan nomor punggung yang bersifat seremonial berlangsung hanya 1 atau 2 pertandingan saja, tapi memang harus digunakan selama semusim penuh.
Regulasi penggunaan tiga digit nomor punggung, sebenarnya nyaris diadopsi Amerika Serikat. Bahkan, MLS yang bergulir pada 1993, nyaris melegalkan nomor punggung “0” yang diadopsi dari NBA.
Penggunaan nomor punggung tiga digit di Meksiko sebenarnya sangat menguntungkan. Para pemain muda yang diberikan kesempatan unjuk gigi, akan mudah teridentifikasi, bukan hanya dari segi permainan, tapi dari nomor yang unik. Kini, selain Edson Alvarez, ada sejumlah pemain muda dengan nomor punggung tiga digit yang siap dipromosikan dari Liga Meksiko.