Dalam beberapa tahun terakhir, Chelsea telah banyak melepas pemain dengan berbagai peran. Namun performa mereka justru meningkat setelah lepas dari klub London tersebut.
Michy Batsuayi dilepas oleh Chelsea ke Borussia Dortmund, Januari lalu setelah manajemen klub menganggap dirinya sebagai surplus bagi tim berseragam biru ini. Secara mengejutkan, hingga Maret, sang pemain telah mengoleksi enam gol dalam tiga pertandingan untuk klub Jerman tersebut. Sementara itu, Oliver Giroud yang notabene lebih menjanjikan dari Michy masih belum menciptakan satu pun gol ke jala lawan.
Pelepasan Batsuayi dipandang sebagai blunder Chelsea dalam menentukan komposisi tim dan hal ini juga terjadi di semua lini klub milik Roman Abramovic tersebut. Siapa saja pelepasan pemain di setiap lini yang Chelsea patut sesali?
Kiper – Petr Cech
Diiming-imingi talenta yang lebih segar, Chelsea melepas kiper andalan asal Ceko demi menjanjikan sebuah posisi untuk Thibaut Courtois. Kemudian, Arsenal yang merupakan rival satu kota Chelsea tidak melihat adanya cacat dalam diri Petr Cech dan menyambutnya sebagai kiper baru di Emirates Stadium.
Setelah Cech bergabung dengan Meriam London, kiper tersebut membuktikan bahwa dirinya masih mumpuni untuk menjadi penjaga gawang meskipun usianya telah menginjak 33 tahun dengan menjaga gawangnya dari kebobolan saat Arsenal mengalahkan Chelsea 1-0 di ajang Communituy Shield. Selain itu, dia juga bersaing dengan ketat dengan David de Gea dalam mencetak rekor tanpa kecolongan sebanyak 16 pertandingan.
Di kubu Chelsea kala itu, Courtois masih beradaptasi dengan Liga Premier dan Chelsea kesulitan untuk mengejar lima klub terbesar di Inggris.
Lini Belakang
Bek kanan – Glen Johnson
Pemain yang telah tampil sebanyak 41 kali untuk negaranya dalam rentang waktu 2003 dan 2008 ini tergeser oleh Paulo Ferreira yang dibawa oleh Jose Mourinho dari Porto pada tahun 2005.
Sebelum bergabung dengan Liverpool, Johnson sempat dipinjamkan ke Portsmouth. Setelah itu, dirinya tampil di lebih dari 150 pertandingan bersama klub Anfield ini. Di sisi lain, Ferreira dan Bosingwa dinilai kurang mumpuni dalam memerankan tugas bek kanan sehingga sisi kanan pertahanan skuat London Biru merupakan pintu masuk bagi serangan-serangan musuh.
Bek tengah – Ricardo Carlvalho
Tembok pertahanan berusia 32 tahun dianggap tidak lagi kokoh oleh Chelsea dan manajemen mengizinkannya untuk hengkang dari London dan bergabung bersama Real Madrid pada tahun 2013. Justru, Carvalho mendapat pujian dari fans Madrid atas performanya dalam menahan serangan lawan.
Keunggulan Carvalho ternyata tidak terletak pada kondisi fisiknya sehingga problema usia masih belum tentu menjadi masalah bagi bek tersebut. El Real benar-benar diuntungkan dengan kemampuan sang pemain dalam membaca permainan dan memosisikan dirinya di titik yang tepat saat laga bergulir.
Bek Tengah – Nathan Ake
Dilihat dari sisi sejarah, Nathan adalah bek akademi yang mampu menembus skuat utama setelah John Terry melakukannya di tahun 1998 silam. Bek ini bertahan sekuat David Luiz dengan usianya yang masih muda namun dirinya lebih suka bermain aman ketimbang mengambil risiko seperti rekannya dari Brasil tersebut.
Pemain bertahan ini dipinjamkan ke Watford pada musim 2015/2016 dan mendapat penghargaan pemain muda terbaik tahun itu. Namun, performa apik Ake tidak cukup mampu menarik perhatian manajemen Chelsea dan dirinya kembali dipinjamkan ke klub lain, kali ini kepada Bournemouth.
Conte memanggilnya kembali ke London setelah tampil luar biasa saat dipinjamkan selama 12 bulan dan sang pemain pun tidak membuang peluang ini dengan membantu Chelsea ke final Piala FA. Namun, Ake masih belum dipercaya dan manajemen memutuskan untuk menjualnya kepada Bournemouth.
Pada usia 22 tahun, Nathan telah mengoleksi lima penampilan bersama timnas senior Belanda. Dengan catatan ini, sang pemain bisa jadi investasi menjanjikan bagi klub London selama bertahun-tahun kemudian.
Bek Kiri – Filipe Luis
Pemain bertahan ini tersingkir oleh kehadiran Cesar Azpilicueta. Atletico Madrid merekrutnya secara permanen setelah Luis menjadi bagian penting dalam meraih tempat di final Liga Champions pada tahun 2015.
Sepeninggal Filipe, Chelsea memang tidak mengalami masalah serius di lini belakang mereka. Namun, jika mereka tidak melepas pemain ini, Jose Mourinho akan memiliki lebih banyak opsi dalam mengatur gaya permainannya di sisi kiri lapangan secara bek ini memiliki gerakan cepat nan dinamis. Chelsea bisa juga meraih prestasi lebih bergengsi jika mereka mempertahankan Filipe Luis dalam tim mereka.
Lini Tengah
Gelandang bertahan – Oriel Romeu
Romeu didatangkan ke Chelsea dengan susah payah dan penuh pertimbangan biaya secara dirinya bermain apik di Barcelona pada tahun 2010/11. Cidera yang dialami sang pemain saat sedang beradaptasi di liga Inggris membatas jam terbangnya di musim 2011/12 dan 2012/13. Dua tahun berikutnya sang pemain dipinjamkan ke Valencia dan Stuttgart sebelum Southampton memperoleh tanda tangannya hanya dengan £5 juta saja.
Soton memiliki musim yang cukup mengesankan bagi mereka berkat bantuan dari Romeu. Sementara itu, Danny Drinkwater yang menggantikan posisinya di Stamford Bridge masih belum menunjukkan tajinya untuk Conte. Dengan usia yang baru menginjak 26 tahu, Oriel masih memiliki masa depan yang menjanjikan bagi tim manapun yang memiliki jasanya.
Gelandang bertahan – Nemanja Matic
Bakayoko yang datang dan Matic yang hengkang dari London kerap menjadi buah bibir fans Chelsea sendiri; bahkan pemain Perancis ini disebut sebagai rekrutan terburuk klub tercinta mereka.
Conte menganggap skuatnya tidak membutuhkan Nemanja mengingat N’Golo Kante sudah cukup kuat di pertahanan tengahnya. Namun, Bakayoko yang diharapkan akan menjalin kerja sama yang kuat dengan Kante seperti yang dilakukan Matic sebelumnya malah kehilangan performa secara berkala.
Manchester United banyak terbantu oleh Nemanja di musim ini sementara Chelsea teringgal empat poid di belakang The Red Devils.
Gelandang serang – Kevin de Bruyne
Pep Guardiola menyandingkan nama pemain Belgia ini dengan Messi dan Ronaldo setelah dirinya bermain sangat mengesankan dan membantu Manchester City menjauhi rival-rivalnya dan hampir memastikan titel juara.
De Bruyne telah mengoleksi 14 asis dan jika dirinya mampu mempertahankan performa tersebut, rekor Thierry Henry dengan 20 asis akan terlewati saat musim berakhir. Dengan catatan ini, Kevin dianggap sebagai gelandang terbaik di Liga Premier sejak dirinya bergabung dengan City pada 2015 lalu hingga saat ini.
Lini Depan
Sayap kanan – Mohamed Salah
Pemain Liverpool ini bisa jadi satu-satunya pesaing De Bruyne dalam mendapatkan penghargaan pemain terbaik musim ini. Awal paruh kedua musim ini saja, pemain Mesir ini telah mengoleksi 30 gol dalam 36 pertandingan.
Melihat rekor asis dan gol Salah, pemain-pemain Chelsea yang memiliki peran serupa masih belum mendekati prestasi pemain 25 tahun tersebut. Jika The Blues bisa sedikit bersabar, The Reds bisa saja tidak mampu mencapai posisi yang sama seperti saat ini.
Sayap kiri – Juan Mata
Mata merupakan pemain terbaik Chelsea pada musim 2012/13, pemain terbaik versi PFA pada musim yang sama dan pengoleksi asis terbanyak di Liga Premier kala itu. Namun, Mourinho mengungkapkan bahwa pemain tersebut kurang mumpuni dalam membantu pertahanan tim sehingga Manchester United boleh merekrutnya.
Bermain di Old Trafford, pemain Spanyol ini tampil memuaskan di tempat kerja barunya. Di masa-masa yang sulit, pemain depan ini sukses menyelamatkan United dari momen-momen memalukan pasca kepergian Sir Alex Ferguson.
Kedatangan Mou di Manchester United dinilai membuat posisi Juan Mata berada di unjung tanduk. Namun, reuni keduanya sukses membawa piala liga dan sebuah tempat di Liga Champions.
Ujung tombak – Romelu Lukaku
Chelsea melepas penyerang Belgia ini setelah dua tahun dipinjamkan masing-masing ke West Bromwich Albion dan Everton meskipun pemuda tersebut tampil memuaskan bersama klub sementaranya.
The Toffees menyelesaikan proses perekrutan permanen Lukaku dan dalam 166 laga, dia berhasil mengoleksi 87 gol. The Blues dikabarkan akan membawa kembali Lukaku ke London namun Jose Mourinho dan kekuatan yang dimiliki Manchester United menyabotase usaha tersebut dan mengamankan jasanya.
Rekor Sir Bobby Charlton dipecahkan oleh penyerang ini dengan mengoleksi 9 gol dari 10 laga pertamanya bersama klub baru United. Dibandingkan dengan Alvaro Morata yang saat itu diyakini bisa menjadi mesin gol bagi kubu Stamford Bridge, tentunya Chelsea patut menyesali keputusan yang pernah dibuatnya.