Meraih sembilan gelar dari 13 kemungkinan gelar yang bisa diraih dalam 2 tahun terkahir, tentu merupakan pencapaian luar biasa. Apalagi apabila pencapaian tersebut direngkuh di 2 musim pertama sebagai manajer klub. Zinadine Zidane lah yang mampu mencapai prestasi tersebut.
Bersama Real Madrid, Zidane sukses mendaratkan gelar Liga Champions El Real yang ke-13. Ini merupakan trofi ketiga dalam empat edisi Liga Champions terakhir. Namun, secara mengejutkan, Zidane justru mengundurkan diri, hanya dalam hitungan hari.
Spekulasi kemudian bermunculan. Soalnya, apa yang dilakukan Zidane tentu meninggalkan tanda tanya besar. Banyak teori maupun spekulasi bermunculan atas pengunduran diri Zidane.
Karier Zinedine Zidane selepas bermain
Sebagai pemain dengan nama besar dan segudang prestasi, Zidane memutuskan pensiun sebagai pemain pada tahun 2006, di usia 34 tahun kala itu. Pensiunnya Zidane sendiri juga diiringi kontroversi. Tandukannya di Final Piala Dunia 2006 ke dada Materazzi, tentu meninggalkan noda dalam karir cemerlang Zidane.
Zidane memulai debut profesionalnya bersama dengan AS Cannes. Tak perlu waktu lama bagi Zidane untuk menunjukkan kelasnya. Dua musim membela AS Cannes, raksasa Prancis, Bordeaux, kemudian membeli Zidane pada musim 1992/1993 dengan mahar 7 juta Euro.
Empat musim membela Bourdeaux, Zidane kemudian menuju raksasa Turin, Juventus. Bersama Juventus, karier Zidane mulai menanjak. Sebagai gelandang serang, dirinya mampu mengatur irama permainan tim dengan luar biasa.
Sebanyak dua gelar juara Liga Italia berhasil dibawa Zidane pada musim 1996/1997 dan 1997/1998. Ballon d’or pun sukses diraih Zidane pada 1998. Di Tim Nasional Prancis, Zidane berperan besar membawa Les Blues meraih gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa pada tahun 2000.
Pada 2001, era Los Galacticos Real Madrid jilid 1 di bawah Florentino Perez langsung membuat gebrakan. Zidane diborong dengan mahar 77 Juta Euro sekaligus rekor transfer dunia saat itu. Dampaknya instan. Liga Champions 2002 diboyong ke Santiago Bernabeu. Semusim setelahnya, gelar La Liga juga berhasil direngkuhnya bersama Real Madrid. Di usia yang semakin menua. Zidane akhirnya sadar kemampuannya berkurang, dan memutuskan pensiun.
Butuh tujuh tahun bagi Zidane untuk kembali berkecimpun di dunia sepakbola. Pada 2011, Zidane menjadi Sporting Director Real Madrid. Hanya bertahan 1 tahun, dirinya kemudian menjadi manajer tim junior U-19 Real Madrid.
Carlo Ancelotti kemudian mengangkat Zidane sebagai asistennya pada 2013. Di sinilah Zidane belajar taktik yang kemudian diaplikasikan ketika Zidane menangani Real Madrid Castilla. Bersama Real Madrid Castilla, Zidane mencatatkan 41 pertandingan dengan rataan poin 1,61 poin per petandingan. Catatan ini mungkin tidak terlalu baik. Namun bersama Zidane, Real Madrid Castilla mampu menjuarai beberapa turnamen.
Dipecatnya Carlo Ancelotti sempat memunculkan spekulasi mengenai penggantinya. Rafael Benitez kemudian muncul sebagai pengganti dan dikontrakan dalam jangka pendek. Setelahnya, secara mengejutkan Zidane yang belum memiliki pengalaman memegang klub sebesar Madrid ditunjuk sebagai manajer pada 4 Januari 2016.
Petualangan Zidane dan Madrid yang menyisakan misteri
Bersama Real Madrid, Zidane meraih banyak gelar. Total sembilan gelar sukses diboyongnya. Zidane berhasil megoptimalkan peran pemain-pemainnya. Isco, Asensio, dan Casmeiro, mampu menunjukkan bentuk terbaiknya di bawah Zidane.
Florentino Perez pun tampak terkejut dengan keputusan Zidane untuk mengundurkan diri. Namun Perez tidak mampu mencegah Zidane. “Saya tentu menginginkan dirinya bertahan, tapi saya tahu bagaimana dirinya,” ujar Perez.
Konferensi pers yang dilakukan pun menyisakan pertanyaan tentang alasan mundurnya Zidane. Sedikit petunjuk adalah ketika Zidane mengatakan “Desgaste” atau berarti kehabisan bensin. Banyak yang menyamakan mundurnya Zidane mirip dengan yang dilakukan Guardiola enam tahun lalu. Namun, Zidane menjelaskan bahwa dirinya masih mencintai sepakbola.
“Saya masih memiliki tenaga untuk sepakbola. Saya sudah tiga tahun (bersama Real Madrid),” ujar Zidane.
Gabriel Marcotti dari ESPN mencoba menerjemahkan Desgaste yang diutarakan Zidane. Menurutnya, Desgaste yang dimaksud adalah para pemain Real Madrid itu sendiri. Usia rata-rata pemain Real Madrid sudah memasuki 29 tahun. Sebuah usia puncak dalam sepakbola. Apabila skuat ini tidak mengalami perubahan, kemungkinan Real Madrid akan kesulitan bersaing.
Pemain kunci mereka seperti Cristiano Ronaldo dan Sergio Ramos sudah memasuki umur 30 tahun, dan hingga kini belum ada pengganti yang sepadan. Butuh pembaruan secara besar-besaran ditubuh Real Madrid dan Zidane merasa tidak bisa ikut serta dalam pembaruan tersebut.
Pengganti Zidane
Banyak nama bermunculan untuk menangani Real Madrid musim depan. Mauro Pochettino, Antonio Conte, hingga Maurizio Sarri, dijagokan untuk menjadi Real Madrid musim depan. Namun bukan hal yang mudah bagi Perez.
Pochettino sudah menegaskan bertahan di Tottenham. Antonio Conte pun masih terikat kontrak dengan Chelsea. Maurizio Sarri? Kepribadian yang keras dan kerap kontroversial diragukan untuk bisa menangani klub sebesar Real Madrid.
Tentu menarik menunggu siapa pengganti Zidane setelah ini. Sejatinya sangat menarik apabila Perez mempertimbangkan Arsene Wenger untuk menjadi pengganti Zidane. Bukan tidak mungkin, Wenger sebagai sosok yang berpengalaman kemudian ditunjuk oleh Perez untuk menjadi Manajer Real Madrid musim 2018/2019. Dan setelahnya, di bawah Wenger, Real Madrid akan membangun stadion baru.