Cristiano Ronaldo menarik perhatian semua orang di ruang konferensi pers Old Trafford. Pasalnya, pada pergelangan tangan kirinya, terlilir jam tangan dengan 400-an mutiara yang terpasang di sana. Menurut Dailymail, jam tangan Ronaldo tersebut diperkirakan berharga 1,2 juta paun atau sekitar 23 miliar rupiah.
Jam tangan memang sekadar aksesoris yang melekat di tubuh. Kehadirannya tak penting-penting amat. Namun, buat sebagian orang, jam tangan adalah identitas. Seseorang bisa dinilai dari jenis atau merek jam tangan apa yang ia kenakan. Harganya pun bervariasi, dari yang murah ratusan ribu rupiah, jutaan, hingga puluhan dan ratusan juta rupiah.
Bicara soal sepakbola dan jam tangan, ada satu nama yang tak boleh lupa disebut. Dia adalah Jose Mourinho. Selain punya banyak koleksi jam tangan, Mourinho juga menilai tinggi sebuah jam tangan sebagai pencapaiannya dalam satu musim. Bahkan, jam tangannya seperti jauh lebih penting ketimbang medali yang ia dapatkan selama ini.
Jam Tangan Simbol Prestasi
Jose Mourinho punya ritual yang selalu ia lakukan di tiap akhir musim ketika memenangi trofi. “Aku mengambil jam tangan dari pergelanganku dan aku tak menggunakannya lagi. Aku punya koleksi yang besar! Aku menyimpannya. Mereka ada di kotak-aman,” tutur Mourinho.
Ketimbang menyimpan medali juara, Mourinho lebih memilih menyimpan jam tangan. Menurutnya, jam tangan adalah satu-satunya benda yang ia simpan dengan aman.
“Seperti orang-orang mengoleksi medali atau kaos, aku memilih menjaga jam tanganku. Hal lain adalah saat aku tak menang, jam-jam itu layaknya jam normal pada umumnya. Namun, ketika aku mengakhiri musim dengan trofi, musim itu direpresentasikan dengan sebuah jam tangan,” ucap Mourinho.
Apa yang dikatakan Mourinho bahwa jam tangan lebih berharga buatnya ketimbang medali, jelas benar adanya. Ketika Chelsea juara untuk kedua kalinya di bawah rezimnya pada 2006, Mourinho melemparkan medali tersebut ke penonton di Stamford Bridge. Medali tersebut kemudian terjual dalam pelelangan senilai 16.800 paun.
Apabila Mourinho konsisten dengan perkataannya, berarti saat ini ada sekitar 25 jam tangan. Pasalnya, Mourinho hanya akan menyimpan jam tangannya ketika ia memenangi trofi. Apabila dalam semusim ia tak mendapatkan apa-apa, maka ia akan tetap memakai jam yang sama untuk musim selanjutnya.
Karena jam tangan pula, Mourinho kini diendorse oleh perusahaan jam tangan. Mou pun menyatakan bahwa naiknya nilai jam tangan yang ia kenakan, merefleksikan juga statusnya sebagai manajer. Pasalnya, jam pertama yang ia beli tergolong lebih murah.
“Sebelumnya, kala itu hanya jam tangan yang menurutku cukup nyaman. Terutama ketika aku memulai karier di Portugal, di mana tidak semua stadion punya jam digital,” tutur Mourinho.
Pada 2015 hingga saat ini, Mou disponsori perusahaan jam tangan berbasis di Swiss, Hublot. Kala itu ia menggunakan jam jenis “King Power Jose Mourinho” yang cuma dibuat 350 buah. Harga pasaran jam itu sendiri senilai 17 ribu paun. Mou pun menjadi ambassador Hublot dan menyebut dirinya sebagai fanatik jam tangan.
Musim lalu, ia mengenakan model Big Bang Unico Bi-retrograde Chrono, yang dijual di pasaran senilai 25 ribu paun. Jenis jam ini sama dengan yang digunakan Diego Maradona.
Diset 20 Menit Lebih Cepat
Apabila Anda bertemu dengan Mourinho dan menanyakan ini jam berapa, pertanyaan Anda tak akan langsung dijawab segera. Soalnya ia membutuhkan sepersekian detik untuk berpikir dengan mengurangi 20 menit dari jarum jam di tangannya. Menurut The Times, ini dilakukan sebagai taktik agar Mourinho lebih termotivasi.
“Aku senang memberi tekanan buat diriku sendiri. Aku biasanya mengambil jam tangan dan membuatnya lebih cepat. Saat ini, pukul 2.30, kalau saya mesti ada di suatu tempat pukul 3, maka saya bilang ke diri saya kalau sekarang jam 3 kurang 10 menit,” ucap Mourinho.
“Dalam pekerjaanku pun, aku telah melakukan itu. Aku mempercepat waktu. Aku selalu berpikir bahwa sedikit tekanan itu bagus,” kata pelatih berkebangsaan Portugal tersebut.
Saat ini, barangkali yang diinginkan oleh para penggemar Manchester United adalah Mourinho mengganti jam tangannya, yang artinya, ia harus mendapatkan trofi di akhir musim.