Bursa transfer musim dingin sudah resmi ditutup di liga-liga ternama Eropa. Hanya sedikit rekrutan besar yang datang pada musim dingin 2019. Mayoritas kesebelasan dari liga-liga top Eropa lebih memilih untuk meminjam pemain dan menyertakan opsi permanen untuk rekrutan baru mereka.
Meski demikian ada beberapa nama didaratkan peserta La Liga, Serie-A, 1.Bundesliga, dan Premier League, secara permanen. Sialnya, sebagian dari mereka kemungkinan besar akan gagal di tim baru masing-masing. Berikut delapan rekrutan musim dingin 2019 yang punya potensi besar untuk gagal alias jadi flop:
8. Lazar Markovic (Liverpool ke Fulham – Gratis)
Diboyong Liverpool dengan dana 25 juta Euro pada musim panas 2014, Markovic gagal mendapatkan tempat di Anfield. Selama empat setengah tahun, dirinya lebih sering jadi pemain pinjaman untuk tim lain seperti Fenerbahce, Sporting CP, Hull City, dan terakhir RSC Anderlecht.
Mengakhiri mimpi buruknya, Markovic pindah ke Fulham pada bursa transfer musim dingin 2019. Gaya permainan Markovic memang sesuai dengan sistem Fulham. Tapi posisi Fulham saat ini sudah terlalu dalam di zona degradasi Premier League. Per 1 Februari 2019, kubu the Cottagers memiliki selisih enam poin dari Burnley yang menempati zona aman terakhir, peringkat ke-17.
Hanya keajaiban yang bisa membuat mereka lolos dari degradasi musim ini. Untungnya, Fulham tidak membayar dana transfer untuk mendaratkan Markovic ke Craven Cottage.
7. Miha Zajc (Empoli ke Fenerbahce – 10 juta Euro)
Gelandang Slovenia pindah dari kesebelasan yang terancam degradasi di Italia ke Turki untuk membela klub yang sedang mengalami nasib serupa. Selama Serie-A 2018/2019, Zajc berkontribusi untuk enam gol Empoli, tiga di antaranya ia catat dengan nama sendiri.
Pindah ke Fenerbahce, Zajc menjadi tambahan tenaga bagi Fenerbahce yang sedang ada dalam musim terburuk mereka. Sialnya, kondisi Fenerbahce saat ini tak sekedar karena performa di atas lapangan. Tapi juga masalah manajemen dalam tubuh klub.
Sekalipun Zajc mendapat jam terbang yang banyak di Turki, ada peluang dirinya tidak bertahan lama di sana. Pasalnya Fenerbahce saat ini sedang dituntut untuk berhemat oleh pihak UEFA. Mendatangkannya dari Empoli dengan dana 10 juta Euro bisa jadi bunuh diri bagi mereka.
6. Marco Sau (Cagliari ke Sampdoria – 500 ribu Euro)
Hanya menyisakan kontrak selama enam bulan, Cagliari akhirnya melepas penyerang andalan mereka dalam tujuh tahun terakhir. Marco Sau ditampung Sampdoria setelah memberikan uang sekitar 500 ribu Euro ke Cagliari.
Nasib Sau akan mengalami perubahan di Sampdoria. Ia tidak akan lagi menjadi andalan seperti saat berseragam Cagliari. Berusia 31 tahun, Sau harus bersaing dengan rekrutan baru lainnya, Manolo Gabbiadini dan Fabio Quagliarella yang telah mencetak gol di 11 laga beruntun untuk Il Samp.
5. Peter Crouch (Stoke City ke Burnley – Ditukar Sam Vokes)
Baru mencetak 25 gol dari 24 pertandingan Premier League, Sean Dyche tahu dirinya harus mendatangkan penyerang baru ke Turf Moor. Juru gedor 38 tahun, Peter Crouch, jadi sosok yang dipilih. Demi Crouch, Dyche bahkan sampai melepas Sam Vokes ke arah berlawanan.
Vokes baru mencetak tiga gol dari 20 pertandingan Premier League musim ini. Dia kalah produktif ketimbang Chris Wood (4) dan Ashley Barnes (5). Namun jika melihat rata-rata menit golnya, Vokes unggul dari dua pemain tersebut. Vokes membobol gawang lawan tiap 913 menit. Sementara Barnes butuh 1.168 menit dan Wood mencapai 1.427 menit per gol.
Anehnya, Dyche sadar bahwa keputusannya tersebut akan dianggap aneh oleh banyak pihak. Akan tetapi dirinya tidak peduli. Bagi mantan manajer Watford itu, motivasi jadi alasan utama Crouch dipilih sebagai penyerang baru Burnley.
“Saya tidak peduli apa kata orang. Satu yang saya lihat, Crouch masih punya motivasi untuk main di level tertinggi. Dia tahu kelebihan dan kekurangannya, itu saja cukup bagi saya,” kata Dyche.
4. Leandro Paredes (Zenit ke PSG – 45 juta Euro)
Sempat diisukan menjadi target Chelsea di musim dingin 2019, Leandro Paredes memilih Paris Saint-Germain (PSG) sebagai pelabuhan berikutnya. Diboyong dengan dana sekitar 45 juta Euro dari Zenit Saint-Petersburg, Paredes merupakan pembelian panik dari PSG.
Kesebelasan yang diasuh oleh Thomas Tuchel itu memang tengah mengincar seorang gelandang. Namun semua incaran mereka, N’Golo Kante, Mesut Ozil, dan Idrissa Gueye gagal didaratkan. Paredes akhirnya menjadi pilihan terakhir. Satu-satunya alasan Paredes tidak ada di angka yang lebih tinggi adalah fakta dirinya membela PSG yang mendominasi Ligue 1.
Namun umur Paredes di Paris sepertinya tidak akan lama. Apalagi jika Tuchel berhasil mendaratkan pemain yang diinginkan di bursa transfer musim panas 2019. Ketika hari itu tiba, kecil peluang untuk PSG balik modal dari penjualan Paredes.
3. Ante Palaversa (Hajduk Split ke Manchester City – 7 juta paun)
Manchester City mengontrak gelandang 18 tahun asal Kroasia, Ante Palaversa di bursa transfer musim dingin 2019. Memberikan dana tujuh juta paun untuk Hajduk Split, pihak Citizens meminjamkan kembali jasa Palaversa hingga akhir musim 2019/20.
Jika mereka membutuhkannya, Palaversa baru bisa dipanggil ke Etihad Stadium pada Januari 2020. Tapi melihat catatan Manchester City saat ini, sangat sulit untuk Palaversa menembus tim utama di Manchester. Memang ada nama Phil Foden yang sukses bersama tim senior Manchester City setelah belajar di akademi.
Akan tetapi sejak membuka Manchester City Academy pada 2014, lebih banyak pemain muda yang menjadi catatan kaki. Didatangkan dari segala penjuru dunia, mayoritas dari mereka dianggap tidak memenuhi standard oleh Citizens dan akhirnya dijual lagi. Palaversa sepertinya akan memiliki nasib serupa.
2. Alphonso Davies (Vancouver Whitecaps ke Bayern Munchen – 10 juta Euro)
Davies punya masa depan cerah di dunia sepakbola internasional. Dirinya adalah salah satu pemain paling potensial di Major League Soccer. Diboyong Bayern, Davies pun tidak ragu untuk mengincar posisi reguler. Sialnya, Davies sebenarnya diplot untuk jangka panjang oleh Bayern. Musim panas 2019, kubu Die Roten masih akan mengejar Callum Hodson-Odoi yang memiliki posisi serupa dengan Davies.
1. Wu Lei (Shanghai SIPG ke Espanyol – 1,8 juta paun)
Langganan Tim Nasional Tiongkok, mencetak 27 gol dari 29 pertandingan di Chinese Super League 2018, Wu Lei sebenarnya punya potensi untuk menjadi pemain yang diakui dunia. Sialnya, kedatangan Wu ke Espanyol diduga bukan untuk bermain sepakbola.
Dirinya disebut hanya menjadi alat pemasaran dari pemilik Espanyol, Rastar Management Group yang berasal dari Tiongkok. Wu bahkan hanya mendapat kontrak satu tahun dari Espanyol.