Sepakbola itu bagaikan sebuah misteri yang penuh ketidakpastian. Bagi sebuah kesebelasan, mereka tidak tahu kapan mereka akan meraih kejayaan atau terdegradasi. Peluang untuk mendapatkan keduanya sama. Bagi pelakunya, yaitu si pemain, sepakbola terkadang memberikan ketidak pastian dari sisi masa depan. Mereka yang saat ini berada di puncak, bukan tidak mungkin akan berada di bawah suatu hari nanti.
**
Pada 9 Januari 2017, Ronaldo (Brasil) mengumumkan pemenang gol terbaik dunia atau yang akrab disebut Puskas Award. Ronaldo mungkin baru pertama kali mendengar nama pemain ini yaitu Mohamad Faiz Zubri. Berkat tendangan bebasnya ke gawang Pahang FA, Faiz membawa pulang trofi yang pernah dipegang oleh Cristiano Ronaldo, Neymar, dan Zlatan Ibrahimovic.
Seketika Faiz langsung membanggakan Asia khususnya Asia Tenggara. Jarang sekali pesepakbola dari Benua Kuning mendapat penghargaan kategori dunia. Hanya Homare Sawa, Noreo Sasaki, dan Faiz Subri yang bisa melakukannya. Namun apa yang dicapai Faiz terasa spesial karena ia datang dari Asia Tenggara yang kerap dipandang tertinggal soal sepakbola.
“Jutaan terima kasih kepada semua orang Malaysia yang memberikan suara dan terus mendukung saya dan media yang sudah mempromosikan untuk memilih nama saya. Penghargaan ini tidak hanya untuk saya tapi juga untuk seluruh warga Malaysia,” tutur Faiz.
Dengan suara mencapai 59,46%, Faiz mengalahkan nama-nama seperti Neymar, Lionel Messi, dan Saul Niguez. Sambutan meriah dari 500 orang di bandara menyapa Faiz ketika kembali dari Zurich. Serangkaian penghargaan pun didapat dari pemerintahan Malaysia. Ia masuk dalam buku rekor Malaysia sebagai orang pertama yang mendapat penghargaan dari FIFA. Oleh Menpora Malaysia, ia mendapat bonus 100 ribu ringgit plus tambahan 50 ribu ringgit dari FAM (Asosiasi Sepakbola Malaysia).
“Saya berterima kasih kepada Faiz atas prestasinya yang luar biasa. Ini adalah pertama kalinya pesepakbola Malaysia memenangkan gol terbaik. Semua orang Malaysia bangga dengan prestasinya. Berkat Faiz, namanya melambung tinggi,” tutur Menpora Malaysia saat itu, Khairy Jamaluddin.
Faiz saat itu membela Penang FC. Golnya ke gawang Pahang FA tersebut terjadi pada lanjutan Malaysia Super League. Oleh banyak media, gol Faiz disebut sebagai gol yang menentang hukum fisika. Tidak hanya itu, ada pula yang menyebut kalau gol Faiz adalah gol yang paling jahat karena belokan bolanya membuat kiper tidak memiliki peluang untuk menahannya.
Yang menarik, gol tersebut adalah satu dari dua gol Faiz yang bisa ia cetak untuk Penang sepanjang musim 2016. Torehan yang cukup minim untuk seorang striker. Namun tidak ada yang menyangka kalau salah satu golnya tersebut membawa namanya ke panggung dunia dan duduk sejajar dengan Cristiano Ronaldo, Antoine Griezmann, dan Lionel Messi.
Menjadi Pengangguran
Tiga tahun setelah keberhasilan di Zurich, karier Faiz sudah tidak sama lagi seperti dulu. Penampilannya makin merosot tiap tahunnya. Selepas memenangi Puskas Award, Faiz hanya mencetak lima gol saja selama dua tahun. Total, Faiz hanya bisa membuat tujuh gol saja sejak 2016. Padahal di musim pertamanya membela Penang, ia bisa menyarangkan 10 gol.
Musim 2018 kemudian menjadi musim terakhir Faiz bersama Penang. Kontraknya tidak diperpanjang. Selama bursa transfer Malaysia yang berakhir pada 20 Februari kemarin, tidak ada satu pun klub yang tertarik kepada Faiz. Dengan kata lain, Faiz saat ini berstatus tanpa klub alias pengangguran di dunia sepakbola.
Dilansir dari New Strait Times, Faiz saat ini sudah kembali ke kampung halamannya di Jitra, Kedah. Bisnis menjadi aktivitas yang saat ini ia jalani. Ia menjadi duta dari Aspada yang merupakan peruusahaan parfum di Malaysia.
Faiz sendiri belum memberikan keterangan terkait kariernya di sepakbola. Namun menurut salah satu temannya, Faiz sudah tidak bermain lagi semenjak November 2018. Ia tidak mau kalau harus pindah ke klub lain karena ia masih memiliki tiga anak yang masih kecil yang membuatnya bisa merasa tidak nyaman.
Yang menarik, manajemen Penang sebenarnya menawarkan Faiz untuk melakukan trial bersama mereka. Akan tetapi, hal itu justru ditolak oleh si pemain yang kemudian beralih berbisnis parfum bersama beberapa temannya.
Temannya tersebut juga menambahkan, kalau Faiz masih berhasrat untuk bermain sepakbola. Harapannya, ada klub yang mau merekrutnya ketika bursa transfer paruh kedua musim dibuka pada bulan Mei nanti. Faiz masih berhasrat untuk memberikan kontribusi di dunia olahraga khususnya sepakbola.