13 September 2006: 11 Negara, 1 Arsenal

Foto: Planet Football

Sekilas, pertandingan Arsenal melawan Hamburg tampak terasa biasa saja. Pada pertandingan pertama Liga Champions musim 2006/2007 tersebut, nama besar Meriam London masih jauh lebih tangguh ketimbang tuan rumah. Mereka menang 2-1 berkat gol dari Gilberto Silva dan Tomas Rosicky. Gol Hamburg dicetak oleh Boubacar Sanogo.

Akan tetapi, pertandingan tersebut menjadi terkenal karena susunan pemain yang diturunkan oleh Arsene Wenger. Saat itu, selama 42 menit pertandingan berjalan, Wenger memainkan 11 pemain dengan kebangsaan yang berbeda satu sama lain.

Ketika itu, Wenger sebenarnya hanya menurunkan 10 pemain dengan kebangsaan yang berbeda. Yang menarik, semuanya adalah pemain asing. Satu-satunya pemain yang berasal dari negara yang sama adalah Kolo Toure dan Emmanuel Eboue di lini belakang. Akan tetapi, kakak kandung Yaya Toure tersebut harus mengalami cedera pada menit ke-28 sehingga ia harus diganti oleh Justin Hoyte.

Dengan masuknya Hoyte, maka saat itu Arsenal memiliki 11 pemain yang berasal dari 11 negara berbeda. Mereka adalah Jens Lehmann (Jerman), Emmanuel Eboue (Pantai Gading), Johann Djorou (Swiss), Justin Hoyte (Inggris), William Gallas (Prancis), Tomas Rosicky (Republik Ceko), Gilberto Silva (Brasil), Cesc Fabregas (Spanyol), Alexander Hleb (Belarus) Emmanuel Adebayor (Togo), dan Robin van Persie (Belanda). Kombinasi bertahan hingga menit ke-69 atau ketika Wenger memainkan pemain Brasil kedua, Julio Baptista, untuk menggantikan Van Persie.

Seakan belum cukup, Wenger juga memiliki Freddie Ljungberg yang berasal dari Swedia dan Alex Song dari Kamerun yang berada di bangku cadangan. Total, Arsenal memiliki pemain yang berasal dari 13 negara yang saat itu dipersiapkan untuk menghadapi Hamburg.

Pada era kepelatihan Arsene Wenger, penggunaan pemain asing di tubuh Arsenal memang jauh lebih dominan ketimbang talenta Inggris. Terutama setelah mereka meraih gelar invincibles. Tidak sedikit yang mengkritik kebijakan ini karena dianggap membuat skuad menjadi tidak seimbang dan terkesan meremehkan talenta lokal. Sol Campbell bahkan menyebut kalau inilah salah satu faktor yang membuat Arsenal tidak bisa lagi berjaya di Liga Inggris maupun di kompetisi Eropa.

Namun, Wenger tentu punya pandangan yang berbeda dengan mantan anak asuhnya tersebut. Menurut Wenger, pemain asing sangat penting untuk membuat Arsenal bisa menjadi tim yang bermain atraktif. Hal itu bahkan sudah ia lakukan ketika pertama kali datang. Ketika itu, Wenger langsung merombak skuad dengan merekrut Marc Overmars, Nicolas Anelka, hingga Thierry Henry. Keputusannya langsung membuahkan hasil dengan gelar Premier League pada musim penuh pertamanya.

Pada awal kedatangannya, pemain-pemain Inggris kurang perhatian dengan nutrisi yang mereka dapat. Ketika itu, mereka masih terbiasa makan kentang goreng, pie, hingga burger. Masuknya Wenger kemudian mengubah kebiasaan itu dan menggantinya dengan memberikan suplemen. Saat itu, pemain asing justru bisa berlatih dengan cukup baik ketimbang pemain lokal. Pelan-pelan, pemain lokal yang sempat ogah mencoba suplemen tersebut mulai mencobanya akibat kehadiran para pemain asing.

“Para pemain asing seperti Vieira, Bergkamp, Petit, Garde, dan Anelka, langsung bisa menuruti perintahnya. Sementara para pemain Inggris seperti saya mempertanyakan apa maksud kami diberikan vitamin seperti itu,” kenang Ian Wright.

“Kami sempat ogah mencobanya, tapi lama kelamaan kami melihat mereka yang menuruti perkataan Wenger bisa berlatih di level berbeda selama enam hingga tujuh pekan dibandingkan yang menolak. Jadi, ketika semua orang ada di level yang sama, maka kami akan menjadi lebih kuat saat bertanding,” tuturnya menambahkan.

Meski memiliki banyak pemain dengan asal negara yang berbeda, nyatanya Wenger tidak pernah kesulitan ketika bekerja dengan mereka. Hal ini juga tidak lepas dari kemampuannya yang fasih berbicara dengan banyak bahasa. Selain bahasa Prancis, Wenger juga bisa bicara bahasa Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, dan sedikit bahasa Jepang. Meski begitu, ia juga kerap meminta anak asuhnya untuk belajar bahasa di luar bahasa ibu mereka agar bisa membuat mereka bermain sepakbola dengan nyaman tanpa merasa terbentur masalah komunikasi.

***

Pada 14 Februari 2005, Wenger pernah membawa Arsenal menjadi tim Inggris pertama yang menurunkan susunan pemain tanpa pemain Inggris saat mereka melawan Crystal Palace. Ketika itu, skuad Arsenal diisi oleh Lehmann (Jerman), Lauren (Kamerun), Kolo Toure (Pantai Gading), Cygan (Prancis), Clichy (Prancis), Pires (Prancis), Vieira (Prancis), Edu (Brasil), Reyes (Spanyol), Bergkamp (Belanda), Henry (Prancis). Pada akhir pertandingan, Arsenal menang 5-1.