Pada musim panas 1996, semua berubah di Barcelona. Dan tanda terbesar dari perubahan itu adalah penandatanganan striker muda Brasil, Ronaldo Luis Nazario de Lima. Dia direkrut dari klub Belanda, PSV Eindhoven dengan bayaran mencapai 20 juta paun, rekor dunia pada masa itu. Itu adalah tepat ketika tim Catalan itu kehilangan legenda klub, Johan Cruyff, setelah delapan tahun bertugas sebagai pelatih.
Manajer Inggris, Bobby Robson, yang mengisi kursi panas itu memberi rekomendasi untuk mengambil remaja 19 tahun yang baru menjalani dua musim sensasional di Eropa tersebut. Dalam masa singkat hanya setahun, dia membuat 47 gol dalam 49 laga di semua ajang; dan jadi top scorer La Liga musim itu. Barcelona sendiri merebut tiga trofi; Copa Del Rey, Piala Super Spanyol, dan Piala Winners UEFA.
Ronaldo menjelma jadi superstar, memastikan tim tetap sukses dalam masa transisi yang diprediksi banyak orang akan berjalan sulit karena kepergian Cruyff. Tapi, selain sang penyerang, juga ada tujuh pemain lainnya yang ikut diangkut Barcelona pada musim panas 1996 itu. Siapa sajakah mereka, dan bagaimana pula perannya bagi klub musim itu?
Berikut ulasannya dikutip dari laman Planet Football.
-
Laurent Blanc
Cruyff yang membujuk Blanc untuk bergabung. Makanya tak heran jika masa tinggalnya di klub hanya bertahan setahun. Pemain yang direkrut dari AJ Auxerre secara gratis itu sempat tampil 38 kali untuk tim Robson, sebelum dia kembali ke tanah airnya untuk bermain bersama Marseille.
Blanc mengakhiri karier di Manchester United pada 2003 jelang usia 38 tahun. Sebelum pindah ke Old Trafford, mantan bos The Red Devils, Sir Alex Ferguson, telah mengaguminya selama bertahun-tahun.
“Pertama kali (mencoba mengontraknya) pada 1996 saat Laurent masih bersama Auxerre, lalu saat berada di Barcelona dan Inter Milan. Saya telah mengikutinya ke seluruh dunia,” kata Ferguson.
-
Luis Enrique
Jarang ada pemain yang pindah dari Real Madrid ke Barcelona; hanya 12 pemain sejak 1990, salah satunya Enrique. Pada musim panas 1996, dia mengakhiri tugas lima musim di ibu kota Spanyol dan pindah ke rival beratnya tanpa biaya. Gelandang Spanyol berjuluk Lucho itu dengan cepat menjadi favorit penggemar karena penampilannya luar biasa dan kesetiaannya pada Madrid telah dilupakan.
Dia menghabiskan masa lebih lama di Catalan, delapan musim, dengan 300 penampilan dan koleksi 109 gol di semua ajang, hingga gantung sepatu. Pada 2014, Enrique kembali, tapi sebagai manajer, setelah sebelumnya sempat melatih tim cadangan selama tiga musim sejak 2008. Kali ini, dia meraih sembilan trofi dalam tiga tahun kepemimpinan, termasuk juara Liga Champions di musim pertama.
-
Hristo Stoichkov
Stoichkov telah bergabung dengan Barcelona pada 1990 dan jadi bagian besar kesuksesan era Cruyff. Legenda Bulgaria itu lalu pergi ke Parma pada 1995, sebelum kembali setahun kemudian. El Barca untung besar saat itu, menjualnya dengan 11 juta Euro setelah merekrutnya dari CSKA Sofia hanya senilai 3 juta Euro, dan kemudian membayar 2,4 juta Euro untuk memulangkannya lagi dari Parma.
Sayangnya, di periode kedua dia sama sekali tak banyak memberi dampak hingga dilepas pada Juli 1998. Meski begitu, Stoichkov akan selalu jadi legenda di Camp Nou. Pujian Cruyff untuk pemenang Ballon d’Or 1994 itu menunjukkan pengaruhnya.
“Anda tak bisa hanya punya tim yang sangat baik. Anda juga membutuhkan seseorang seperti Stoichkov yang agresif dalam arti positif,” ungkap Cruyff.
-
Juan Antonio Pizzi
Striker Argentina ini menghabiskan dua musim di Barcelona, usai direkrut dari Tenerife secara free. Meski hanya membuat 18 gol dalam 73 laga di semua ajang, dia termasuk salah satu pemain penting dalam skuat Robson. Hubungan mereka dikenal cukup baik.
“(Dia) dekat dengan para pemain, dan pelajaran darinya bukan hanya tentang sepakbola, tapi juga manusia,” ungkap Pizzi suatu ketika.
-
Giovanni
Pemain Brasil itu tiba dari Santos dengan biaya 5,5 juta Euro dan meraih tujuh trofi dalam tiga tahun, meski sang gelandang adalah sosok yang diremehkan di Camp Nou. Setelahnya, pemain dengan 13 caps di tim Samba itu sempat bermain untuk Olympiacos di Yunani selama enam musim, sebelum kembali ke Santos. Pada 2010, dia memutuskan pensiun setelah sempat pula berkarier di Arab Saudi.
-
Vitor Baia
Baia jadi kiper nomor satu Robson pada musim 1996/1997 setelah dibawa dari Porto dengan nilai 6,5 juta Euro. Namun, kedatangan Louis van Gaal sebagai manajer pada 1997 menandai akhir kariernya di Barcelona. Pada Januari 1999, dia kembali ke Porto sebagai pemain pinjaman. Statusnya kemudian dipermanenkan awal musim 1999/2000, dan bertahan sampai pensiun sebagai legenda pada 2007.
-
Fernando Couto
Couto tiba di Barcelona dari Parma untuk bergabung dengan mantan rekannya di Porto, Baia. Bek asal Portugal itu ditebus seharga 5,5 juta Euro. Momennya paling berkesan di Catalan terjadi di semi final Copa del Rey 1996/1997; mencetak gol pertama dan satu-satunya untuk klub. Tapi, kariernya juga cukup singkat dengan 44 penampilan selama dua musim, sebelum pindah ke Lazio pada 1998.
Sumber: Planetfootball