Alasan Barcelona Merekrut Martin Braithwaite

Buat penggemar Premier League, mendengar berita Martin Braithwaite pindah Barcelona tentu sangat mengejutkan. Karena bahkan, dimimpikan pun tak pernah saking tak logisnya.

Namun, itulah yang terjadi. Pemain yang gagal di Middlesbrough tersebut akhirnya resmi sebagai pemain Barcelona pada 20 Februari 2020. Lebih anehnya lagi, Barca sampai rela menebus klausul pelepasannya senilai 18 juta euro dari Leganes.

Lantas, apa alasan Barcelona sampai akhirnya merekrut Braithwaite?

Kejanggalan Tanggal Transfer Braithwaite

Sebelum bicara soal teknis, ada baiknya kita bicara soal admininstratif. Transfer Braithwaite tuntas pada 20 Februari, yang mana tanggal tersebut bukanlah jendela transfer pada umumnya. Namun, mengapa Barca bisa melakukan transfer tersebut?

Menurut BBC, Barcelona memaksimalkan aturan di La Liga yang memperbolehkan klub membeli pemain di luar bursa transfer. Syaratnya adalah klub tersebut harus kehilangan pemain selama lima bulan.

Barca sendiri punya tiga penyerang yang fit kala itu. Mereka adalah penyerang terbaik di dunia, Lionel Messi; pemain termahal keempat saat itu, Antoine Griezmann; serta The Next Messi, Ansu Fati.

Namun, Barca kehilangan Ousmane Dembele yang baru dioperasi karena cedera hamstring serius dan harus menepi selama enam bulan lamanya. Striker utama Barca, Luis Suarez, juga sedang cedera.

Untuk itu, Barca mesti mencari penyerang tambahan untuk menambal lini serang mereka. Sial bagi Leganes–atau malah untung ya?–karena Braithwaite punya klausul pelepasan. Artinya, kalau Barca membayar klausul pelepasan tersebut dan Braithwaite setuju, maka ia bisa segera pindah.

Karena ini aturan La Liga, maka Braithwaite hanya bisa main di sisa 14 pertandingan liga, sementara di Liga Champions tidak bisa karena pendaftaran pemain sudah ditutup.

Tentu tak mengapa buat Barca. Karena kalau mengejar target di kompetisi domestik, mereka hanya ketinggalan satu poin dari pemuncak klasemen, Real Madrid. Menambah satu striker tambahan akan berguna kalau stok striker yang ada tak bisa tampil.

Jadi, poin pertama alasan Barcelona merekrut Braithwaite adalah karena memang ada pengecualian dari La Liga untuk merekrut pemain di luar bursa transfer.

Mengganti Pemain Muda yang Dijual

BBC menyebut kalau Barcelona sebenarnya tak punya kualitas baik soal manajemen masa depan. Contohnya, Dembele sudah tak main sejak November, sementara Suarez cedera sejak 12 Januari. Artinya, Barca punya dua pekan kalau mau merekrut pemain baru di bursa transfer.

Akan tetapi hal mengejutkan lainnya muncul di pengujung bursa transfer musim dingin. Barca menjual Carles Perez ke Roma serta Abel Ruiz ke Braga. Barca memang mendapatkan penyerang Braga, Francisco Trincao, tapi langsung dipinjamkan kembali ke Braga.

“Ironisnya, di hari yang sama ketika kepindahan Braithwaite dikonfirmasi, baik Perez dan Ruiz mencetak gol buat klub mereka di Europa League,” tulis BBC.

Barca bukannya tanpa target di bursa transfer. Mereka menginginkan Rodrigo dari Valencia, tapi tak sanggup membayar 50 juta paun. Barca juga menargetkan Timo Werner dan Pierre-Emerick Aubameyang, tapi tak kesampaian.

Barca juga tampaknya tak percaya dengan pemain muda mereka. Padahal, Barca punya Hiroki Abe yang main buat timnas Jepang dalam debutnya di Copa America. Ada pula Rey Manaj yang sudah mengoleksi dua gol di kualifikasi Euro 2020 buat timnas Albania.

Poin kedua alasan Barca merekrut Braithwaite adalah karena mereka lebih percaya pada Braithwaite ketimbang pemain muda mereka sendiri. Poin ketiga, karena Barca tak sanggup membeli target utama mereka seperti Rodrigo dan Werner.

***

Itu tadi tiga poin alasan Barca merekrut Braithwaite. Kalau soal teknis, transfer ini jelas janggal. Braithwaite mungkin berhasil mencetak 35 gol dalam empat musimnya di Ligue 1 bersama Tolouse. Namun, setelahnya, ia jelas bukan tipe striker yang akan direkrut Barcelona.

Musim 2021/2022 ini, Braithwaite telah main di tiga pertandingan La Liga. Dalam 226 menit, ia berhasil mencetak dua gol satu asis. Sebuah tanda keberhasilan kah?

Sumber: BBC.